Indonesia Bisa Jadi Pelopor Inovasi Teknologi Energi Terbarukan

Jum'at, 09 Maret 2018 - 13:54 WIB
Indonesia Bisa Jadi...
Indonesia Bisa Jadi Pelopor Inovasi Teknologi Energi Terbarukan
A A A
SINGAPURA - Tantangan pemenuhan permintaan energi terbarukan seiring urbanisasi, standar hidup, dan pertumbuhan penduduk menjadi topik utama Forum Powering Progress Together di Singapura. Dalam forum bertema ''Energy for Better Living” sebanyak 150 delegasi inovator lintas sektor membahas aspirasi dan tantangan energi yang sedang terjadi di kawasan Asia.

Para panelis berbagi pandangan tentang bagaimana transisi energi global akan memerlukan kolaborasi baru antara pembuat kebijakan, para pemimpin perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat serta konsumen. Transisi energi juga membutuhkan fokus yang lebih dari hanya sekedar promosi energi terbarukan dan efisiensi energi, karena promosi tersebut hanya menyangkut beragam aspek spesifik dari tantangan yang lebih luas.

Shell menyadari peran energi dalam mendukung terciptanya kualitas hidup yang layak. Seiring dengan beragam pengembangan teknologi, kolaborasi multi sektor yang bertujuan mendorong kebijakan efektif dan perubahan budaya merupakan hal yang sangat penting untuk terciptanya bisnis, berbagai pilihan konsumen dan beragam peluang rendah karbon.

Ajang forum tahunan Powering Progress Together yang berlangsung untuk kedua kalinya di Singapura ini menghadirkan diskusi antara para pemimpin dan pemangku kepentingan tentang gagasan-gagasan untuk mengatasi beragam tantangan energi masa depan di Asia. Forum serupa juga akan digelar di London, Inggris dan San Francisco, Amerika Serikat tahun ini.

''Dengan ikut serta dalam forum ini, kita dapat memahami dan memanfaatkan teknologi tidak hanya untuk mengatasi tantangan besar energi dan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup setiap dari kita. Sebagai negara dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, Indonesia bisa menjadi pelopor dalam inovasi teknologi terkait transisi energi menuju sumber energi terbarukan untuk menjawab tantangan masa depan. Tetapi, yang tidak kalah pentingnya adalah pilihan strategi dan kebijakan yang didasari oleh pemahaman menyeluruh kebutuhan pelanggan atua masyarakat secara umum,''papar Darwin Silalahi, Country Chairman & President Director PT Shell Indonesia dalam rilisnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi terjadinya lonjakan populasi perkotaan di dunia sebesar 2,5 miliar pada tahun 2050, dan hampir sekitar 90 persen lonjakan tersebut terjadi di kawasan Asia dan Afrika. Sementara itu, pasokan energi di kawasan Asia Pasifik yang berkembang pesat diprediksi akan meningkat sebesar 60 persen pada tahun 2035, seiring dengan pertumbuhan urbanisasi, industrialisasi dan ekonomi. Upaya tersebut dan juga pengurangan jejak karbon perlu dilakukan seiring dengan pertumbuhan urbanisasi yang pesat di Asia.

Goh Swee Chen, Vice President City Solutions – New Energies and Chairman, Shell Singapura, mengungkapkan bahwa energi merupakan unsur vital yang tersembunyi di hampir setiap sektor ekonomi, dan kota adalah pengguna energi terbesar. Menurutnya, kota menempati kurang dari dua persen dari total daratan dunia dan menampung lebih dari setengah populasi global. Tingkat konsumsi energi perkotaan mencapai lebih dari 60 persen dari total konsumsi energi global. Angka ini diprediksi akan meningkat sebesar 80 persen di tahun 2040. ''Berbagai perubahan mendasar perlu diciptakan di sektor ekonomi global, terutama di sektor kelistrikan, transportasi, bangunan dan industri yang menghasilkan emisi karbon dioksida secara signifikan,” kata Goh.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8155 seconds (0.1#10.140)