JIExpo Kemayoran Hadirkan Pameran Teknologi Terlengkap

Jum'at, 26 Oktober 2018 - 11:30 WIB
JIExpo Kemayoran Hadirkan Pameran Teknologi Terlengkap
JIExpo Kemayoran Hadirkan Pameran Teknologi Terlengkap
A A A
NXT Indonesia 2018, pameran teknologi digital pertama di Indonesia, dibuka hari ini di JIExpo Kemayoran, Jakarta, bersamaan dengan Communic Indonesia dan Broadcast Indonesia.

Menghadirkan lebih dari 100 ekshibitor dari 18 negara serta lebih dari 5.000 pengunjung, pameran ini berlangsung hingga 26 Oktober 2018. Nama-nama besar, seperti Alita Praya Mitra, Telkom, XL Axiata, hadir sebagai ekshibitor, menampilkan berbagai ide baru dan tren terkini dalam industri penyiaran, hiburan, dan TIK.

Ekshibitor yang tampil juga akan menghadirkan teknologi terkait jaringan dan operator internet, aplikasi seluler dan penyedia konten, cloud , dan big data , keamanan siber, serta integrator satelit dan sistem.

“Untuk membangun ekosistem startup yang kuat, Anda perlu membangun hubungan yang solid dengan berbagai mitra dari seluruh dunia,” ujar Ben Wong, Managing Director Pamerindo Indonesia.

Indonesia Digital Economy Summit 2018 menghadirkan berbagai tokoh penting dalam industri teknologi. Mereka berbagi keahlian bagaimana membangun ekosistem digital yang berkelanjutan untuk inovasi bisnis.

Pembicara dan panelis terdiri dari direktur eksekutif dari berbagai perusahaan startup dan teknologi terkemuka, seperti Alibaba Cloud, Facebook , HOOQ, Intel Corporation, McAfee, PundiX, Qvest Media, Telkomtelstra, Tokopedia.

Para pembicara terkemuka ini berbagi pengetahuan tentang transformasi digital dan kiat menghadapi kompleksitas dalam IoT. Samsung Electronics Indonesia juga akan memaparkan bagaimana memonetisasi platform digital untuk dapat bersaing pada era industri 4.0.

Dengan begitu, setiap peserta dapat memperkaya diri dengan keterampilan digital baru untuk mendorong inovasi di dalam bisnis. Pada kesempatan terpisah, Arief Rakhmatsyah, VP Product Management, Cloud & UC Telkomtelstra, menyoroti kedaulatan data dalam era revolusi industri 4.0.

Arief menyebutkan, Peraturan Pemerintah No 82/2012 Pasal 17 ayat 2 menyebutkan bahwa penyelenggara sistem elektronik untuk pelayanan publik wajib menempatkan pusat data dan pusat pemulihan bencana di wilayah Indonesia untuk kepentingan penegakan hukum, perlindungan, dan penegakan kedaulatan negara terhadap data warga negaranya.

“Namun, aturan tersebut sedang direvisi,” ujarnya. Terkait kedaulatan data, lanjut Arief, paling berdaulat itu jika lokasi data center-nya di wilayah sendiri, dioperasikan sendiri, dan di-maintance sendiri.

“Atau paling tidak, provider yang menyediakan jasa tersebut masih provider lokal, seperti Telkomtelstra,” paparnya. Menurut Arief, cloud computing merupakan teknologi terbaru untuk memindahkan sumber eksternal ke service provider .

“Cloud itu seperti server. Provider sudah menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan untuk mengelola cloud sehingga cloud bisa lebih efisien, efektif, dan sesuai kebutuhan,” ucapnya.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menilai teknologi cloud computing telah menjadi infrastruktur utama (backbone infrastructure ) dalam mendukung revolusi industri 4.0.

Karena itu, teknologi cloud computing mesti mulai memperhatikan cyber security . “Aksesibilitas data menjadi hal yang krusial.

Karena itu, kami berharap cloud computing menjadi infrastruktur utama dari revolusi industri 4.0 yang mulai memperhatikan cyber security agar industri tidak ragu untuk mulai melakukan perubahan dengan mengadopsi teknologi baru,” ujar Airlangga.

Menurut Menperin, revolusi industri 4.0 merupakan era di mana terjadi konektivitas secara nyata antara manusia, mesin, dan data.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.5378 seconds (0.1#10.140)