Reaktor TRIGA Sudah Berusia 54 Tahun, Ini Kemampuan Nuklir Indonesia
A
A
A
BANDUNG - Reaktor riset pertama yang dimiliki Indonesia, yakni Reaktor TRIGA, pada 20 Februari besok genap berusia 54 tahun. Namun hingga kini masih sanggup beroperasi dan berfungsi dengan baik.
Reaktor berkapasitas awal 250 Kw yang berlokasi di Jalan Tamansari No 71, Bandung, Jawa Barat itu diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1965. Ini menandao babak awal perkembangan teknologi nuklir di Indonesia.
Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jupiter Sitorus Pane mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas reaktor, maka pada tahun 1971 daya reaktor ditingkatkan dari 250 kW menjadi 1.000 kW yang selanjutnya pada April 1996 dilakukan peningkatan daya untuk kedua kalinya hingga mencapai 2.000 kW.
“Proses up-grading ini telah dilaksanakan sampai tahap commissioning nuklir dan pencapaian daya 2000 kW. Kini reaktor telah mempunyai daya 2000 kW, maka nama reaktor diubah menjadi Reaktor TRIGA 2000 dan diresmikan pengoperasiannya oleh Wapes Megawati Soekarnoputri pada 24 Juni 2000,” kata Jupiter, usai memimpin rapat persiapan peringatan ulang tahun PSTNT ke-54, di Gedung PSTNT, Bandung.
Reaktor TRIGA 2000 menurut Jupiter, pada 2011 hingga 2016 sempat dihentikan operasinya dikarenakan batang kendali reaktor sudah melebihi batas operasinya. Yakni jumlah fraksi bakar terhadap bahan bakarnya telah melebihi yang dipersyaratkan yakni 50%. Selain itu, karena pertimbangan usia, perlu dilakukan penguatan struktur gedung reaktor untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
Jupiter mengutarakan, agar reaktor tetap dapat beroperasi dengan aman dan selamat dalam melayani masyarakat, BATAN berupaya membuat batang kendali sendiri dengan memanfaatkan material dari dalam negeri dan melakukan penguatan struktur gedung reaktor. “Batang kendali buatan sendiri telah diujicobakan di teras reaktor, dan hasilnya cukup memuaskan. Dengan kesungguhan para ahli di BATAN, akhirnya batang kendali buatan dalam negeri dapat dihasilkan dan menjadi sebuah karya yang patut dibanggakan,” ujarnya.
Akhirnya Reaktor TRIGA 2000 sejak 29 Mei 2017 dioperasikan kembali setelah mendapatkan izin operasi dari Bapeten. Dengan beroperasinya reaktor ini, menurut Jupiter, perlu program pendayagunaan reaktor yang efektif dan efisien. Sehingga keberadaan reaktor dapat memberi manfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Program pendayagunaan reaktor terutama ditujukan untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir bangsa Indonesia. “Sesuai dengan namanya, reaktor TRIGA dioperasikan untuk tiga kegiatan pokok yang yaitu sebagai sarana training, research, dan isotope production,” tambahnya.
Sebagai sarana training, Jupiter menjelaskan, reaktor TRIGA dimanfaatkan untuk pelatihan operator dan supervisor reaktor, petugas dan supervisor perawat reaktor, petugas proteksi radiasi, petugas dan supervisor pengolahan radioisotop dan senyawa bertanda, petugas dan supervisor Analisis Aktivasi Neutron, ahli netronik, ahli thermohidrolik reaktor, radiokimia, dan radiofarmasi. Selain itu, reaktor juga difungsikan sebagai penghasil radioisotop yang sangat dibutuhkan di dunia kesehatan, industri, dan lingkungan.
“Produk Reaktor TRIGA 2000 antara lain Bromium-82 digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa dan telah berhasil diterapkan untuk tes kebocoran heat exchanger (HX) di PT Asahimas Chemical, Cilegon pada 9 Mei 2018. Selain itu juga dirpoduksi Iodium-131 yang banyak digunakan di bidang kesehatan, kedokteran nuklir, contohnya digunakan untuk terapi tyroid,” tambahnya.
Untuk memeringati berdirinya Reaktor TRIGA 2000, PSTNT akan menggelar beberapa kegiatan diantaranya memberikan layanan uji emisi untuk kendaraan roda empat pada 20 Februari 2019 di halaman PSTNT. Selain itu, pada September 2019 mendatang akan menggelar pameran hasil penelitian dan pengembangannya terkait dengan pemanfaatan reaktor.
“Pameran ini dapat menjadi ajang diseminasi hasil litbang PSTNT kepada masyarakat umum, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah yang telah maupun yang berpotensi memanfaatkan reaktor TRIGA 2000 baik untuk penelitian maupun produksi radioisotop,” tandasnya.
Dengan pameran tersebut, Jupiter berharap seluruh masyarakat untuk terus mengenal dan memahami perkembangan teknologi nuklir serta pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Harapannya reaktor TRIGA 2000 dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan tekno wisata untuk wilayah Bandung dan Jawa Barat.
Reaktor berkapasitas awal 250 Kw yang berlokasi di Jalan Tamansari No 71, Bandung, Jawa Barat itu diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1965. Ini menandao babak awal perkembangan teknologi nuklir di Indonesia.
Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jupiter Sitorus Pane mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas reaktor, maka pada tahun 1971 daya reaktor ditingkatkan dari 250 kW menjadi 1.000 kW yang selanjutnya pada April 1996 dilakukan peningkatan daya untuk kedua kalinya hingga mencapai 2.000 kW.
“Proses up-grading ini telah dilaksanakan sampai tahap commissioning nuklir dan pencapaian daya 2000 kW. Kini reaktor telah mempunyai daya 2000 kW, maka nama reaktor diubah menjadi Reaktor TRIGA 2000 dan diresmikan pengoperasiannya oleh Wapes Megawati Soekarnoputri pada 24 Juni 2000,” kata Jupiter, usai memimpin rapat persiapan peringatan ulang tahun PSTNT ke-54, di Gedung PSTNT, Bandung.
Reaktor TRIGA 2000 menurut Jupiter, pada 2011 hingga 2016 sempat dihentikan operasinya dikarenakan batang kendali reaktor sudah melebihi batas operasinya. Yakni jumlah fraksi bakar terhadap bahan bakarnya telah melebihi yang dipersyaratkan yakni 50%. Selain itu, karena pertimbangan usia, perlu dilakukan penguatan struktur gedung reaktor untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
Jupiter mengutarakan, agar reaktor tetap dapat beroperasi dengan aman dan selamat dalam melayani masyarakat, BATAN berupaya membuat batang kendali sendiri dengan memanfaatkan material dari dalam negeri dan melakukan penguatan struktur gedung reaktor. “Batang kendali buatan sendiri telah diujicobakan di teras reaktor, dan hasilnya cukup memuaskan. Dengan kesungguhan para ahli di BATAN, akhirnya batang kendali buatan dalam negeri dapat dihasilkan dan menjadi sebuah karya yang patut dibanggakan,” ujarnya.
Akhirnya Reaktor TRIGA 2000 sejak 29 Mei 2017 dioperasikan kembali setelah mendapatkan izin operasi dari Bapeten. Dengan beroperasinya reaktor ini, menurut Jupiter, perlu program pendayagunaan reaktor yang efektif dan efisien. Sehingga keberadaan reaktor dapat memberi manfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Program pendayagunaan reaktor terutama ditujukan untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir bangsa Indonesia. “Sesuai dengan namanya, reaktor TRIGA dioperasikan untuk tiga kegiatan pokok yang yaitu sebagai sarana training, research, dan isotope production,” tambahnya.
Sebagai sarana training, Jupiter menjelaskan, reaktor TRIGA dimanfaatkan untuk pelatihan operator dan supervisor reaktor, petugas dan supervisor perawat reaktor, petugas proteksi radiasi, petugas dan supervisor pengolahan radioisotop dan senyawa bertanda, petugas dan supervisor Analisis Aktivasi Neutron, ahli netronik, ahli thermohidrolik reaktor, radiokimia, dan radiofarmasi. Selain itu, reaktor juga difungsikan sebagai penghasil radioisotop yang sangat dibutuhkan di dunia kesehatan, industri, dan lingkungan.
“Produk Reaktor TRIGA 2000 antara lain Bromium-82 digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa dan telah berhasil diterapkan untuk tes kebocoran heat exchanger (HX) di PT Asahimas Chemical, Cilegon pada 9 Mei 2018. Selain itu juga dirpoduksi Iodium-131 yang banyak digunakan di bidang kesehatan, kedokteran nuklir, contohnya digunakan untuk terapi tyroid,” tambahnya.
Untuk memeringati berdirinya Reaktor TRIGA 2000, PSTNT akan menggelar beberapa kegiatan diantaranya memberikan layanan uji emisi untuk kendaraan roda empat pada 20 Februari 2019 di halaman PSTNT. Selain itu, pada September 2019 mendatang akan menggelar pameran hasil penelitian dan pengembangannya terkait dengan pemanfaatan reaktor.
“Pameran ini dapat menjadi ajang diseminasi hasil litbang PSTNT kepada masyarakat umum, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah yang telah maupun yang berpotensi memanfaatkan reaktor TRIGA 2000 baik untuk penelitian maupun produksi radioisotop,” tandasnya.
Dengan pameran tersebut, Jupiter berharap seluruh masyarakat untuk terus mengenal dan memahami perkembangan teknologi nuklir serta pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Harapannya reaktor TRIGA 2000 dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan tekno wisata untuk wilayah Bandung dan Jawa Barat.
(mim)