Toyota dan JAXA Siapkan Kendaraan Astronot di Bulan
A
A
A
Toyota Motor Corporation (Toyota) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) mengembangkan kendaraan otonom bertenaga surya yang bisa segera dikirim ke Bulan. Jenis teknologi kendaraan listrik sel bahan bakar ini dibutuhkan untuk eksplorasi manusia di permukaan Bulan. Bahkan dengan jumlah energi terbatas yang dapat diangkut ke Bulan, penjelajah memiliki total jarak jelajah permukaan bulan lebih dari 10.000km.
Eksplorasi ruang angkasa internasional bertujuan untuk mencapai kemakmuran berkelanjutan bagi umat manusia. Salah satunya adalah perluasan wilayah aktivitas manusia yang tertuju pada Mars dan Bulan. Toyota akan membuat kendaraan di Bulan seukuran minibus, sehingga cukup besar untuk menampung dua astronot selama beberapa minggu perjalanan. Kendaraan ini akan membawa astronot di permukaan Bulan tanpa membutuhkan baju ruang angkasa.
Dalam setiap misi, para astronot dapat menjelajah selama 42 hari. Selama waktu itu, mereka dapat meninggalkan kendaraannya untuk menjelajah lingkungan sekitar. Kendaraan mampu menjelajah lebih dari 10.000km ke lokasi berikutnya untuk menunggu misi berikutnya. Tantangan jelajah kendaraan ada pada medan Bulan yang tidak rata.
“Ini akan menjadi tantangan yang sulit bagi Toyota, tidak ada yang beraspal di Bulan,” kata Shigeki Terashi, Kepala Kantor Teknologi Toyota. Selain menavigasi medan yang berat, penjelajah juga harus dapat menyetir sendiri. Pengoperasian dari Bumi secara langsung hampir tidak mungkin dapat dilakukan, karena jaraknya terlalu jauh.
Kendaraan ini memiliki tingkat ketahanan cukup baik untuk menahan kerasnya lingkungan di Bulan. Termasuk radiasi tinggi dan suhu yang bervariasi hingga 300°C antara siang dan malam.
Toyota sudah menguji utilitas kendaraan atau SUV di medan liar di lima benua. "Bulan akan menjadi benua keenam kita untuk ditaklukkan," kata Terashi.
Presiden JAXA, Hiroshi Yamakawa, juga mengungkapkan hal yang sama seperti Terashi. Eksplorasi alam semesta, khususnya Bulan, merupakan peran penting di kehidupan mendatang. “Kendaraan berawak dengan kabin yang memiliki tekanan ke permukaan tanah Bulan adalah elemen yang akan memainkan peran penting dalam eksplorasi penuh dan penggunaan permukaan Bulan,” kata Yamakawa, dikutip dari dailymail.
Sebuah kabin bertekanan akan memungkinkan kendaraan untuk mengangkut para astronot melintasi jarak yang lebih jauh di permukaan bulan. Konsep kendaraan Toyota yang tertuang dalam gambar menggunakan tenaga surya dan teknologi sel bahan bakar. JAXA berencana meluncurkan misi ini paling cepat tahun 2029 dan misi ke-2 pada 2034.
Melihat kondisi lingkungan Bulan, Wakil Presiden JAXA, Kichi Wakata, berpendapat bahwa teknologi yang digunakan harus mampu menghadapi segala benturan yang terjadi. Tekanan kendaraan juga harus disesuaikan dengan gravitasi Bulan, yang hanya seperenam dari gravitasi Bumi.
“Bulan memiliki medan yang kompleks dengan kawah, tebing dan bukit. Selain itu, ia terkena radiasi dan kondisi suhu yang jauh lebih keras daripada yang ada di Bumi, serta lingkungan vakum yang sangat tinggi,” kata Wakata. Konsep 'mobilitas ruang' Toyota memenuhi persyaratan dalam misi seperti itu. Toyota dan JAXA telah bersama-sama mempelajari konsep penjelajah berawak bergravitasi sejak Mei 2018.
“Sejauh ini, studi bersama kami, telah memeriksa konsep awal untuk sistem penjelajah berawak dan kami telah mengidentifikasi masalah teknologi yang harus diselesaikan,” kata Wakata. Ke depan, ia ingin memanfaatkan teknologi, sumber daya manusia, dan pengetahuan Toyota dan JAXA. Banyaknya sumber yang di dapat akan semakin mudah dalam memcahkan sebuah masalah.
Kendaraan Bulan yang diusulkan oleh Toyota memiliki panjang 6 meter dan tinggi 3,8 meter. Meskipun awalnya untuk membawa dua orang, tapi dalam situasi darurat dapat digunakan untuk menampung 4 orang. Toyota telah banyak berinvestasi dalam kendaraan sel bahan bakar, yang membawa oksigen dan hidrogen untuk menghasilkan listrik di atas kendaraan. Sementara, teknologi belum mencapai adopsi massal di Jepang, karena kurangnya infrastruktur pengisian bahan bakar.
Pemerintah dan perusahaan terkait ruang angkasa swasta di seluruh dunia sudah bergegas untuk mengkomersilkan eksplorasi ruang angkasa. Masuknya Toyota ke dalam perlombaan ini adalah tanda bahwa perusahaan yang sederhana seperti pembuat mobil sekarang melihat potensi komersial di perbatasan akhir.
“Industri otomotif telah lama melakukan bisnis dengan konsep 'kampung halaman' dan 'negara asal' sebagian besar dalam pikiran. Namun, menanggapi hal-hal seperti masalah lingkungan dalam skala global, konsep tersebut seperti 'planet rumah', dari mana kita semua datang, akan menjadi konsep yang sangat penting,” kata Presiden Presiden Toyota, Akio Toyoda.
Persaingan semakin ketat saat masuknya perusahaan swasta seperti SpaceX, yang secara dramatis dapat mengurangi biaya peluncuran roket. Ini seperti salah satu pendorong perlombaan antariksa yang baru
Eksplorasi ruang angkasa internasional bertujuan untuk mencapai kemakmuran berkelanjutan bagi umat manusia. Salah satunya adalah perluasan wilayah aktivitas manusia yang tertuju pada Mars dan Bulan. Toyota akan membuat kendaraan di Bulan seukuran minibus, sehingga cukup besar untuk menampung dua astronot selama beberapa minggu perjalanan. Kendaraan ini akan membawa astronot di permukaan Bulan tanpa membutuhkan baju ruang angkasa.
Dalam setiap misi, para astronot dapat menjelajah selama 42 hari. Selama waktu itu, mereka dapat meninggalkan kendaraannya untuk menjelajah lingkungan sekitar. Kendaraan mampu menjelajah lebih dari 10.000km ke lokasi berikutnya untuk menunggu misi berikutnya. Tantangan jelajah kendaraan ada pada medan Bulan yang tidak rata.
“Ini akan menjadi tantangan yang sulit bagi Toyota, tidak ada yang beraspal di Bulan,” kata Shigeki Terashi, Kepala Kantor Teknologi Toyota. Selain menavigasi medan yang berat, penjelajah juga harus dapat menyetir sendiri. Pengoperasian dari Bumi secara langsung hampir tidak mungkin dapat dilakukan, karena jaraknya terlalu jauh.
Kendaraan ini memiliki tingkat ketahanan cukup baik untuk menahan kerasnya lingkungan di Bulan. Termasuk radiasi tinggi dan suhu yang bervariasi hingga 300°C antara siang dan malam.
Toyota sudah menguji utilitas kendaraan atau SUV di medan liar di lima benua. "Bulan akan menjadi benua keenam kita untuk ditaklukkan," kata Terashi.
Presiden JAXA, Hiroshi Yamakawa, juga mengungkapkan hal yang sama seperti Terashi. Eksplorasi alam semesta, khususnya Bulan, merupakan peran penting di kehidupan mendatang. “Kendaraan berawak dengan kabin yang memiliki tekanan ke permukaan tanah Bulan adalah elemen yang akan memainkan peran penting dalam eksplorasi penuh dan penggunaan permukaan Bulan,” kata Yamakawa, dikutip dari dailymail.
Sebuah kabin bertekanan akan memungkinkan kendaraan untuk mengangkut para astronot melintasi jarak yang lebih jauh di permukaan bulan. Konsep kendaraan Toyota yang tertuang dalam gambar menggunakan tenaga surya dan teknologi sel bahan bakar. JAXA berencana meluncurkan misi ini paling cepat tahun 2029 dan misi ke-2 pada 2034.
Melihat kondisi lingkungan Bulan, Wakil Presiden JAXA, Kichi Wakata, berpendapat bahwa teknologi yang digunakan harus mampu menghadapi segala benturan yang terjadi. Tekanan kendaraan juga harus disesuaikan dengan gravitasi Bulan, yang hanya seperenam dari gravitasi Bumi.
“Bulan memiliki medan yang kompleks dengan kawah, tebing dan bukit. Selain itu, ia terkena radiasi dan kondisi suhu yang jauh lebih keras daripada yang ada di Bumi, serta lingkungan vakum yang sangat tinggi,” kata Wakata. Konsep 'mobilitas ruang' Toyota memenuhi persyaratan dalam misi seperti itu. Toyota dan JAXA telah bersama-sama mempelajari konsep penjelajah berawak bergravitasi sejak Mei 2018.
“Sejauh ini, studi bersama kami, telah memeriksa konsep awal untuk sistem penjelajah berawak dan kami telah mengidentifikasi masalah teknologi yang harus diselesaikan,” kata Wakata. Ke depan, ia ingin memanfaatkan teknologi, sumber daya manusia, dan pengetahuan Toyota dan JAXA. Banyaknya sumber yang di dapat akan semakin mudah dalam memcahkan sebuah masalah.
Kendaraan Bulan yang diusulkan oleh Toyota memiliki panjang 6 meter dan tinggi 3,8 meter. Meskipun awalnya untuk membawa dua orang, tapi dalam situasi darurat dapat digunakan untuk menampung 4 orang. Toyota telah banyak berinvestasi dalam kendaraan sel bahan bakar, yang membawa oksigen dan hidrogen untuk menghasilkan listrik di atas kendaraan. Sementara, teknologi belum mencapai adopsi massal di Jepang, karena kurangnya infrastruktur pengisian bahan bakar.
Pemerintah dan perusahaan terkait ruang angkasa swasta di seluruh dunia sudah bergegas untuk mengkomersilkan eksplorasi ruang angkasa. Masuknya Toyota ke dalam perlombaan ini adalah tanda bahwa perusahaan yang sederhana seperti pembuat mobil sekarang melihat potensi komersial di perbatasan akhir.
“Industri otomotif telah lama melakukan bisnis dengan konsep 'kampung halaman' dan 'negara asal' sebagian besar dalam pikiran. Namun, menanggapi hal-hal seperti masalah lingkungan dalam skala global, konsep tersebut seperti 'planet rumah', dari mana kita semua datang, akan menjadi konsep yang sangat penting,” kata Presiden Presiden Toyota, Akio Toyoda.
Persaingan semakin ketat saat masuknya perusahaan swasta seperti SpaceX, yang secara dramatis dapat mengurangi biaya peluncuran roket. Ini seperti salah satu pendorong perlombaan antariksa yang baru
(don)