Kemenristekdikti-Sampoerna Riset Bareng Kembangkan Industri Tembakau
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggandeng PT HM Sampoerna Tbk untuk memperkuat inovasi dalam bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi.
Nota kesepahaman keduanya dilakukan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir dan Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis, Rabu (22/5/2019).
Mindaugas Trumpaitis menyatakan, industri tembakau tengah menuju ke arah pengembangan yang berbasis riset dan inovasi teknologi, termasuk produk tembakau alternative. Inovasi yang dimaksud di antaranya, produk tembakau yang dipanaskan sehingga dapat mengurangi risiko kesehatan akibat rokok.
Dukungan dari Kemenristekdikti juga akan semakin memperkuat industri tembakau nasional yang memiliki peranan penting bagi penerimaan negara melalui pajak dan cukai, ketenagakerjaan, investasi, usaha kecil dan menengah, serta petani tembakau dan cengkih.
“Kami sangat menghargai upaya dan dukungan pemerintah, terutama Kemenristekdikti, melalui komitmennya untuk mendorong industri tembakau agar mengoptimalkan riset dan inovasi teknologi. Kami siap bertukar pengalaman dan pengetahuan untuk memperkuat potensi industri ini,” kata Mindaugas seusai penandatangan MoU.
Mohamad Nasir juga turut menyambut baik kerja sama antara Sampoerna dan instansinya. Kemitraan ini akan meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan, peneliti, dan ahli untuk memahami, mendorong, dan mengawasi kemajuan riset dan inovasi teknologi dalam industri tembakau. Harapannya segala kebijakan yang dibuat para pemangku kepentingan dapat semakin menjaga dan meningkatkan kualitas industri tersebut.
“Di sisi lain, pemerintah juga mendapatkan informasi serta pengetahuan baru yang sedang berkembang di industri tembakau,” katanya.
Melalui kemitraan ini, Sampoerna bakal berpartisipasi dalam program yang disepakati dengan politeknik atau universitas milik negara yang ditunjuk oleh Kemenristekdikti. Mindaugas juga menjelaskan perusahaanya akan memberikan pelatihan terkait teknis atau ilmiah yang relevan dengan industri tembakau atau keahlian lainnya.
“Kami siap berkontribusi dalam program-program riset yang bersifat kolaboratif, termasuk di fasilitas laboratorium Sampoerna, politeknik atau universitas, laboratorium independen dan fasilitas serupa lainnya. Kami juga akan menyiapkan pasokan bahan untuk menunjang riset,” kata Mindaugas.
Lebih lanjut, Mindaugas menjelaskan, Sampoerna juga akan memberikan pelatihan kewirausahaan dari Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Pelatihan ini ditujukan untuk organisasi yang dibina oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti sesuai dengan ketersediaan dan kapasitas SETC. “Sampoerna juga siap menerima dan mengatur kunjungan dari para peneliti Kemenristekdikti ke Pusat Sains dan Inovasi yang dimiliki oleh Sampoerna dan Philip Morris International, induk perusahaan kami,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe, mengutarakan, kementerian akan memberikan dukungan berupa dana hibah penelitian kepada politeknik atau universitas milik negara yang ditunjuk untuk berpartisipasi dalam kerja sama ini.
“Selain itu, kementerian juga akan memfasilitasi diskusi antara Sampoerna dan pembuat kebijakan untuk mengeksplorasi langkah-langkah mendorong investasi, inovasi, pembangunan berkelanjutan, penilaian dan pengawasan regulasi, termasuk bagi produk tembakau alternatif di Indonesia,” pungkasnya.
Nota kesepahaman keduanya dilakukan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir dan Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis, Rabu (22/5/2019).
Mindaugas Trumpaitis menyatakan, industri tembakau tengah menuju ke arah pengembangan yang berbasis riset dan inovasi teknologi, termasuk produk tembakau alternative. Inovasi yang dimaksud di antaranya, produk tembakau yang dipanaskan sehingga dapat mengurangi risiko kesehatan akibat rokok.
Dukungan dari Kemenristekdikti juga akan semakin memperkuat industri tembakau nasional yang memiliki peranan penting bagi penerimaan negara melalui pajak dan cukai, ketenagakerjaan, investasi, usaha kecil dan menengah, serta petani tembakau dan cengkih.
“Kami sangat menghargai upaya dan dukungan pemerintah, terutama Kemenristekdikti, melalui komitmennya untuk mendorong industri tembakau agar mengoptimalkan riset dan inovasi teknologi. Kami siap bertukar pengalaman dan pengetahuan untuk memperkuat potensi industri ini,” kata Mindaugas seusai penandatangan MoU.
Mohamad Nasir juga turut menyambut baik kerja sama antara Sampoerna dan instansinya. Kemitraan ini akan meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan, peneliti, dan ahli untuk memahami, mendorong, dan mengawasi kemajuan riset dan inovasi teknologi dalam industri tembakau. Harapannya segala kebijakan yang dibuat para pemangku kepentingan dapat semakin menjaga dan meningkatkan kualitas industri tersebut.
“Di sisi lain, pemerintah juga mendapatkan informasi serta pengetahuan baru yang sedang berkembang di industri tembakau,” katanya.
Melalui kemitraan ini, Sampoerna bakal berpartisipasi dalam program yang disepakati dengan politeknik atau universitas milik negara yang ditunjuk oleh Kemenristekdikti. Mindaugas juga menjelaskan perusahaanya akan memberikan pelatihan terkait teknis atau ilmiah yang relevan dengan industri tembakau atau keahlian lainnya.
“Kami siap berkontribusi dalam program-program riset yang bersifat kolaboratif, termasuk di fasilitas laboratorium Sampoerna, politeknik atau universitas, laboratorium independen dan fasilitas serupa lainnya. Kami juga akan menyiapkan pasokan bahan untuk menunjang riset,” kata Mindaugas.
Lebih lanjut, Mindaugas menjelaskan, Sampoerna juga akan memberikan pelatihan kewirausahaan dari Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Pelatihan ini ditujukan untuk organisasi yang dibina oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti sesuai dengan ketersediaan dan kapasitas SETC. “Sampoerna juga siap menerima dan mengatur kunjungan dari para peneliti Kemenristekdikti ke Pusat Sains dan Inovasi yang dimiliki oleh Sampoerna dan Philip Morris International, induk perusahaan kami,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe, mengutarakan, kementerian akan memberikan dukungan berupa dana hibah penelitian kepada politeknik atau universitas milik negara yang ditunjuk untuk berpartisipasi dalam kerja sama ini.
“Selain itu, kementerian juga akan memfasilitasi diskusi antara Sampoerna dan pembuat kebijakan untuk mengeksplorasi langkah-langkah mendorong investasi, inovasi, pembangunan berkelanjutan, penilaian dan pengawasan regulasi, termasuk bagi produk tembakau alternatif di Indonesia,” pungkasnya.
(mim)