Sistem Autopilot Boeing 737 Max Bermasalah

Selasa, 09 Juli 2019 - 12:29 WIB
Sistem Autopilot Boeing 737 Max Bermasalah
Sistem Autopilot Boeing 737 Max Bermasalah
A A A
NEW YORK - Sistem autopilot Boeing 737 Max dinyatakan bermasalah dan diminta untuk diperbaiki. Saran itu diungkapkan oleh Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) sebagai salah satu syarat jika Boeing ingin kembali mengoperasikan 737 Max.

EASA mengirimkan lima persyaratan utama jika Boeing ingin menerbangkan kembali 737 Max. Persyaratan itu dikirimkan kepada Badan Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat (AS) dan Boeing. FAA sendiri belum memublikasikan hasil diskusi dan mengenai tuntutan perubahan yang diminta EASA kepada Boeing. Ada indikasi permintaan EASA sangat dramatis karena akan memengaruhi biaya dan waktu agar Max kembali mengudara.

Boeing memang harus bekerja keras agar Boeing 737 Max bisa diterima pasar. Padahal, sebelumnya itu merupakan satu pesawat paling laris yang dimiliki Boeing. Tidak lagi beroperasinya pesawat itu menyusul dua kali kecelakaan pesawat dalam lima bulan berturut-turut yang menewaskan 346 orang. Akibat insinden tersebut, banyak maskapai di dunia tidak mau mengoperasikan pesawat jenis tersebut.

Seorang sumber yang akrab dengan FAA menyatakan, isu yang diungkapkan EASA sebenarnya konsisten dengan pertanyaan FAA. FAA sendiri menolak mengonfirmasi hal spesifik yang dipertanyakan EASA. “FAA terus bekerja sama lebih erat dengan otoritas penerbangan sipil untuk mengkaji dokumentasi sertifikasi 737 Max. Proses ini melibatkan komunikasi dengan semua pihak,” demikian keterangan resmi FAA.

Boeing sendiri pasrah dan akan mengikuti semua prasyarat yang disampaikan EASA. “Kita juga siap memberikan informasi sebagaimana kita bekerja untuk mengembalikan pelayanan untuk Max,” demikian keterangan Boeing, demikian dilansir Bloomberg.

Selain sistem autopilot, EASA juga menyebutkan prasyarat lain seperti kesulitan pilot untuk mengendalikan roda secara manual, sensor sudut Max yang tidak bisa diandalkan, prosedur latihan yang tidak cukup, dan peranti lunak yang bermasalah. Hal yang menjadi permasalahan utama adalah kegagalan sistem autopilot di situasi darurat.

“Segala prasyarat tersebut bisa berdampak signifikan untuk mengembalikan pelayanan dan operasional Max, tetapi kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi dengan persyaratan atau itu hanya menjadi isu untuk diskusi,” kata John Cox, mantan pilot 737 yang menjadi presiden perusahaan konsultan penerbangan Safety Operating Systems.

Cox mengungkapkan, pertanyaan antara regulator adalah norma selama proses sertifikasi pesawat dan tidak akan membahayakan bagi Boeing. Salah satu isu yang belum pernah didengar adalah melibatkan autopilot.

Regulator Eropa EASA menemukan bahwa sistem autopilot tidak bisa bekerja dengan baik. Itu berarti bahwa pilot tidak bisa memiliki waktu untuk mengintervensi sebelum pesan mulai menukik. EASA juga tidak memasukkan beberapa isu yang relatif tidak penting, seperti sistem kontrol yang berbeda antar varian Max dan model generasi yang lebih tua.

Kajian yang dilakukan EASA menjadi titik penting bagi Boeing ketika akan kembali mengizinkan penerbangan pesawat Max. Masalahnya, regulator global diprediksi akan memihak kepada EASA. FAA juga akan menghadapi berbagai penyelidikan dalam penanganan sertifikasi Max.

Sementara itu, baik FAA maupun EASA bersama Kanada dan Brasil akan membuat kesepakatan bersama mengenai bagaimana kerja sama lebih erat untuk membantu kepercayaan publik terhadap sistem keselamatan penerbangan global. (Andika Hendra M)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6926 seconds (0.1#10.140)