Egrotek Bantu Petani Jamur Tingkatkan Produktivitas

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 15:00 WIB
Egrotek Bantu Petani...
Egrotek Bantu Petani Jamur Tingkatkan Produktivitas
A A A
YOGYAKARTA - Jamur menjadi salah satu komoditas agrobisnis yang sangat potensial di Indonesia. Tidak hanya dinikmati di pasar lokal, produk jamur juga laris diekspor ke banyak negara, seperti antara lain Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Tiongkok, dan Kanada.

Menurut data yang dirilis FAOStat pada 2016, produksi jamur dalam negeri mencapai 40.906 ton dan masuk dalam peringkat ke-15 dunia. Proses pembibitan jamur memerlukan perawatan khusus. Salah satu hal yang paling menantang adalah menjaga kelembaban kumbung jamur dan baglog atau media tanamnya. Fase penyiraman harus tepat, sehingga pertumbuhan jadi optimal. Permasalahannya di kebanyakan rumah jamur (tempat budidaya) proses tersebut masih sangat manual.

Melihat isu tersebut, Eragano mengembangkan inovasi menggunakan pendekatan Internet of Things (IoT) untuk penyiraman otomatis. Solusi tersebut didesain agar bisa menjaga kelembaban dan suhu udara pada rumah jamur secara real-time. Nozzle sprayer sebagai perangkat penyiraman dihubungkan dengan sensor untuk dapat bekerja secara otomatis dan dapat dipantau melalui ponsel petani.

"Masalah tersebut kami jumpai saat menemui pembudidaya jamur di daerah Baturaden. Untuk menjaga kelembaban rumah jamur, prosesnya masih sangat manual. Dengan melakukan penyiraman 2x sehari, menghitung kadar kelembaban lingkungan," kata Erik Hadi Saputra, Humas AMIKOM Yogyakarta dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/8/2019).
Egrotek Bantu Petani Jamur Tingkatkan Produktivitas

Produk Egrotek terdiri dari 2 perangkat. Pertama perangkat lunak berupa aplikasi di platform Android. Kemudian yang kedua perangkat sensor yang ditempatkan di rumah jamur. Selain menjalankan alat penyiraman, sensor tersebut dibekali kemampuan untuk memantau suhu dan kelembaban secara real-time.

Perangkat sensor Egrotek di rumah jamur

Proses kerjan Ergotek, setiap data yang tercatat sensor dikirimkan ke basis data di cloud untuk dianalisis. Melalui aplikasi, petani bisa melakukan konfigurasi tingkat kelembaban maksimal dan minimal yang diinginkan, sesuai karakteristik jamur yang ditanam. Setelah itu secara otomatis perangkat penyiraman akan bekerja jika diperlukan untuk menyesuaikan kelembaban suhu.

Dasbor aplikasi juga menampilkan grafik suhu di kumbung jamur, agar petani bisa senantiasa mengetahui kondisi terkini di rumah jamur kapan saja dan di mana saja. Selain itu, aplikasi juga dapat dimanfaatkan petani pencatatan hasil panen, untuk membantu petani melakukan analisis produksi.

Usaha rintisan (startup) ini didirikan sejak Mei 2018. Mereka memiliki basis bisnis di Purwokerto, Jawa Tengah. Egrotek didirikan oleh tiga orang founder, yakni Sigit Pramono, Chandra Maulana, Alhamda dan Adisoka Bimantara. Untuk meningkatkan skala bisnis, saat ini Egotek tengah mengikuti proses inkubasi di Amikom Business Park. Terkait pendanaan, Egrotek mendapatkan hibah dari program PPBT yang dirilis Kementerian Ristek Dikti.

Ada dua target yang akan dicapai Egortek tahun ini. Pertama, di versi yang mendatang, aplikasi segera dilengkapi fitur yang memudahkan petani untuk belanja alat dan bahan budidaya jamur. Lalu yang kedua, mereka ingin melakukan ekspansi pangsa pasar di luar Jawa guna membantu lebih banyak petani jamur.

Egrotek adalah usaha rintisan startup pengembang perangkat IoT yang difokuskan untuk membantu petani jamur. Alat tersebut bekerja mengatur kelembaban rumah jamur secara otomatis. Selain perangkat sensor, Egrotek juga memiliki aplikasi berbasis Android yang dapat diunduh melalui tautan berikut https://play.google.com/store/apps/details?id=com.egrotek.beta

Egrotek merupakan binaan Amikom Business Park (ABP), sebuah inkubator yang berbasis di Yogyakarta. Bertempat di Unviersitas Amikom Yogyakarta, ABP memiliki berbagai program reguler berupa workshop, konferensi, networking dan lain-lain. Secara khusus ABP juga membina startup di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya untuk mengembangkan bisnis. Informasi lebih lanjut tentang ABP dapat dipelajari melalui: http://abpincubator.com.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3456 seconds (0.1#10.140)