Hindari Duplikasi, Pemerintah Akan Bangun Pusat Pangkalan Data

Rabu, 11 Desember 2019 - 09:30 WIB
Hindari Duplikasi, Pemerintah...
Hindari Duplikasi, Pemerintah Akan Bangun Pusat Pangkalan Data
A A A
JAKARTA - Pemerintah berencana membangun pangkalan data yang memuat seluruh kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan inovasi. Tujuannya untuk menghindari adanya duplikasi penelitian.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan, tahun depan kementerian yang dipimpinnya akan membangun sistem pangkalan data (database) nasional dari seluruh kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) inovasi.

Ini dilakukan agar inovasi yang muncul dari salah satu lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK) atau perguruan tinggi dapat didukung oleh LPNK dan perguruan tinggi lainnya dan tidak ada dua inovasi yang serupa lahir dari dua LPNK atau perguruan tinggi.

“Pertama yang harus dibuat adalah database. Salah satu tugas utama BRIN adalah membuat database mengenai kegiatan litbangjirap di Indonesia supaya terhindar yang namanya duplikasi,” tandas Bambang pada acara BPPT Innovator Award di Kantor BPPT Jakarta, kemarin.

Mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas ini mengamati inovasi-inovasi yang diciptakan LPNK dan perguruan tinggi masih ada yang serupa. Karena itu, perlu ada pangkalan data litbangjirap yang dapat menunjukkan kegiatan litbangjirap mana yang serupa di antara para LPNK dan perguruan tinggi.
“Dengan database tersebut kita bisa mendorong sinergi. Selama ini mungkin BPPT belum tahu apa yang dikembangkan universitas. Universitas kadang-kadang tidak tahu BPPT sedang mengembangkan sesuatu. BPPT kadang-kadang tidak tahu LIPI sedang mengembangkan sesuatu. Jadi, untuk mendorong komunikasi, paling penting database itu,” ujar mantan Wakil Menkeu ini.

Dengan pangkalan data tersebut, kegiatan litbangjirap yang serupa dapat digabung atau disinergikan, sehingga dana dan usaha yang diberikan mampu menghasilkan inovasi yang lebih baik ketimbang apabila inovasi tersebut dikerjakan sendiri-sendiri oleh masing-masing LPNK atau perguruan tinggi.

“Nanti produk yang dilahirkan benar-benar produk unggul. Tidak lagi produk versi lembaga A dan versi lembaga B yang kelihatannya sama, meskipun pasti ada perbedaannya. Kita ingin bukan versi lembaga A dan versi lembaga B yang keluar, tapi benar-benar produk terbaik dari sinergi lembaga A dan lembaga B tadi,” ungkapnya.

Sementara itu, penganugerahan BPPT Innovator Awards 2019 diharapkan mampu mendorong semangat sumber daya manusia (SDM) unggul ini dalam memajukan Indonesia yang mandiri dan berdaya saing melalui iptek untuk menyongsong era industri 4.0.

Termasuk dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi serta pencapaian Visi Indonesia 2045, di mana Indonesia diharapkan mampu keluar dari jebakan middle income trap dan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2036 dengan target Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar ke-7 pada 2045.

“Bangsa Indonesia harus dapat menyiapkan SDM unggul yang kompeten, profesional, dan mampu menguasai iptek guna mengembangkan berbagai inovasi teknologi yang dapat menghasilkan berbagai produk dan teknologi yang memiliki daya saing tinggi di pasar global,” kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza.

Menurut Hammam, ada tiga pilar utama pembangunan yang bisa dijadikan pondasi. Yakni SDM unggul, penguasaan iptek, serta sumber daya alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Ketiga pilar itu saling terkait dan diprediksi mampu membangun Indonesia menjadi raksasa ekonomi dunia jika disinergikan secara benar.

“Apabila SDM kita mampu menguasai iptek, maka mampu mengelola dan memanfaatkan SDA semaksimal mungkin secara berkelanjutan, bukan mustahil Indonesia akan menjadi raksasa kekuatan ekonomi dunia karena tidak banyak negara yang memiliki sumber daya alam sekaya Indonesia,” tandasnya. (Neneng Zubaidah)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1010 seconds (0.1#10.140)