Beetl, Robot Pendeteksi dan Pembersih Kotoran Hewan Peliharaan
A
A
A
Kotoran binatang peliharaan yang tercecer di sembarang tempat sering kali membuat pemiliknya geram. Sebagian besar mereka membersihkan kotoran binatang peliharaannya secara manual. Kini mereka bisa duduk dengan santai jika memiliki robot pembersih kotoran binatang yang satu ini.
Beberapa orang memiliki binatang peliharaan seperti anjing dan kucing. Banyak orang menyukai binatang-binatang ini karena memiliki sifat lucu dan penurut, tapi bukan berarti semua orang senang saat binatang peliharaan mereka buang air besar sembarangan.
Hasil survei mengungkapkan sebagian besar pemilik binatang peliharaan tidak senang jika binatang peliharaannya buang kotoran sembarangan. Hal ini menjadi latar belakang perusahaan mesin mengembangkan robot yang mampu mengambil kotoran binatang.
Di Amerika Serikat (AS), ada lebih dari 35 juta keluarga yang memiliki anjing di pekarangan rumah mereka. Tidak ada satu pun dari mereka yang menikmati pekerjaan membersihkan kotoran binatang peliharaannya. Robot bernama Beetl telah dirancang untuk bisa mendeteksi dan menemukan kotoran binatang, khususnya kotoran anjing dan kucing. Robot ini secara otomatis mengambil kotoran hewan yang telah ditinggalkan.
Bukan hanya sebuah sensor gerak, Beetl juga dilengkapi dengan visi komputer dan kamera yang diletakkan di muka depan untuk memburu kotoran yang ada. Jika robot melihat kotoran di halaman rumah atau di manapun tempat yang ingin dibersihkan, Beelt akan langsung bergerak di atasnya dan mengambil kotoran menggunakan cakar mekanis sebagai sendok.
Kotoran binatang yang diambil, disimpan dalam wadah tertutup agar baunya tidak tersebar sebelum dibuang. Beetl akan menuju ke tempat pembuangan sesuai dengan program yang ditentukan. Sensor Beetl tidak hanya membantu mendeteksi kotoran binatang, tetapi juga menghindari rintangan dan tetap berada dalam batas. Setelah menetapkan batas-batas di sekitar halaman rumah, Beetl bergerak untuk mengendus-endus kotoran yang ditinggalkan binatang peliharaan.
Artificial Inteligence (AI) atau kecerdasan buatan yang ada pada robot ini bisa dihubungkan dengan jaringan cloud. Proses ini dapat membuat robot belajar dan mengembangkan cara-cara baru untuk mendeteksi adanya kotoran binatang. Meski masih tahap pengujian, sebagian besar orang merasa senang dengan hadirnya teknologi ini. Pihak perusahaan juga menghimbau agar setiap orang bersabar sampai robot ini siap untuk dipasarkan.
Memiliki mesin pembersih kotoran hewan tampaknya menjadi tren baru. Pemilik binatang peliharaan harus menggocek kantong untuk memiliki mesin tersebut. Seperti dua tahun lalu, sebuah startup Belanda mengumumkan bahwa mereka menggunakan drone untuk memerangi kotoran anjing yang tersisa di jalan-jalan. Setiap tahun, mereka mengumpulkan 220 juta pound atau sekitar 90,7 juta kg.
Disebut Dogdrones, ia bekerja bersama sebagai tim untuk mendeteksi dan mengambil kotoran. Drone udara ini dilengkapi dengan kamera dan teknologi energi termal yang mentransmisikan koordinat GPS dari kotoran yang bergulir di tanah ke robot dan segera membersihkannya.
Dogdrones merupakan gagasan dari pecinta anjing Gerben Lievers dan Marc Sandelowsky. Mereka bertemu dalam sebuah acara untuk pengusaha dari wilayah Twente. Keduanya tidak mengenal satu sama lain, tetapi bicara tentang bisnis anjing dan perkembangan terbaru di bidang teknologi drone.
Situs web anjing Belanda, Tinki.nl, ada 1,5 juta anjing di Belanda yang meninggalkan kotoran seberat 3,5 ons per hari. Berat kotoran ini diperkirakan setiap anjing buang air besar sebanyak 2–3 kali setiap harinya. Meskipun beberapa pemilik anjing membersihkan kotoran anjing mereka, tapi sebagian besar mereka mengabaikan masalah ini. Apalagi kotoran anjing mereka yang berserakan di jalan.
“Di Belanda, setiap tahun 100 juta kg kotoran anjing tidak dibuang, terutama dengan meningkatnya suhu di musim semi, kotoran anjing bisa membahayakan kesehatan orang,” ungkap Lievers dikutip dari dailymail.
Kotoran anjing dikenal mengandung bakteri, virus, parasit, dan cacing yang sangat berbahaya bagi anak-anak. Orang dewasa dan anjing lain juga berisiko terkena penyakit. “Telur parasit dapat bertahan selama bertahun-tahun dan mengakibatkan bahaya infeksi jika kotoran anjing tidak dibuang dengan benar,” ujarnya.
Bersama dengan Marc Sandelowsky, Lievers berbicara tentang teknologi drone dan kemungkinan serta solusi yang diharapkan dalam perkembangan baru dunia drone. Mereka berbicara tentang kotoran anjing yang menjadi masalah besar di Belanda.
“Kami memiliki lebih dari 13.000 pengikut di Facebook dan kebanyakan orang yang memiliki anjing sendiri, mereka frustrasi tentang pemilik anjing yang tidak membersihkan kotoran anjing miliknya,” kata Lievers. Lievers awalnya tidak mengira bahwa idenya membuat perubahan untuk meminimalisasikan kotoran anjing. Ide itu muncul dari candaan mereka berdua hingga mampu memecahkan masalah besar.
Kendaraan udara tak berawak (UAV) ini bernama Watchdog-1 dan Patroldog-1. Watchdog-1 menggunakan kamera dan pencitraan termal untuk memindai lingkungan dari limbah anjing. Namun, teknologi ini hanya memungkinkan kotoran anjing peliharaan pada suhu tubuh tertentu. Artinya, ada waktu yang terbatas sebelum kotoran itu tidak terdeteksi.
Pencitraan termal akan membuat peta panas yang menunjukkan lokasi, yang diterjemahkan ke dalam koordinat GPS dan dikirim ke Patroldog-1 sebagai robot darat. Koordinat GPS bertindak sebagai perintah untuk Patroldog-1 dan membuang kotoran.
Selama pengujian, tim menemukan bahwa drone darat membutuhkan lebih banyak pengembangan. Alasannya adalah drone darat tidak dapat mengumpulkan kotoran anjing dalam jumlah tertentu. Saat ini terlalu kecil alat untuk mengumpulkan kotoran anjing dalam jumlah besar. Perusahaan tersebut sedang dalam proses mengembangkan model yang lebih besar. “Kami sedang meneliti meneliti cara-cara untuk menemukan solusi cerdas, untuk mendaur ulang kotoran,” ungkapnya.
Beberapa orang memiliki binatang peliharaan seperti anjing dan kucing. Banyak orang menyukai binatang-binatang ini karena memiliki sifat lucu dan penurut, tapi bukan berarti semua orang senang saat binatang peliharaan mereka buang air besar sembarangan.
Hasil survei mengungkapkan sebagian besar pemilik binatang peliharaan tidak senang jika binatang peliharaannya buang kotoran sembarangan. Hal ini menjadi latar belakang perusahaan mesin mengembangkan robot yang mampu mengambil kotoran binatang.
Di Amerika Serikat (AS), ada lebih dari 35 juta keluarga yang memiliki anjing di pekarangan rumah mereka. Tidak ada satu pun dari mereka yang menikmati pekerjaan membersihkan kotoran binatang peliharaannya. Robot bernama Beetl telah dirancang untuk bisa mendeteksi dan menemukan kotoran binatang, khususnya kotoran anjing dan kucing. Robot ini secara otomatis mengambil kotoran hewan yang telah ditinggalkan.
Bukan hanya sebuah sensor gerak, Beetl juga dilengkapi dengan visi komputer dan kamera yang diletakkan di muka depan untuk memburu kotoran yang ada. Jika robot melihat kotoran di halaman rumah atau di manapun tempat yang ingin dibersihkan, Beelt akan langsung bergerak di atasnya dan mengambil kotoran menggunakan cakar mekanis sebagai sendok.
Kotoran binatang yang diambil, disimpan dalam wadah tertutup agar baunya tidak tersebar sebelum dibuang. Beetl akan menuju ke tempat pembuangan sesuai dengan program yang ditentukan. Sensor Beetl tidak hanya membantu mendeteksi kotoran binatang, tetapi juga menghindari rintangan dan tetap berada dalam batas. Setelah menetapkan batas-batas di sekitar halaman rumah, Beetl bergerak untuk mengendus-endus kotoran yang ditinggalkan binatang peliharaan.
Artificial Inteligence (AI) atau kecerdasan buatan yang ada pada robot ini bisa dihubungkan dengan jaringan cloud. Proses ini dapat membuat robot belajar dan mengembangkan cara-cara baru untuk mendeteksi adanya kotoran binatang. Meski masih tahap pengujian, sebagian besar orang merasa senang dengan hadirnya teknologi ini. Pihak perusahaan juga menghimbau agar setiap orang bersabar sampai robot ini siap untuk dipasarkan.
Memiliki mesin pembersih kotoran hewan tampaknya menjadi tren baru. Pemilik binatang peliharaan harus menggocek kantong untuk memiliki mesin tersebut. Seperti dua tahun lalu, sebuah startup Belanda mengumumkan bahwa mereka menggunakan drone untuk memerangi kotoran anjing yang tersisa di jalan-jalan. Setiap tahun, mereka mengumpulkan 220 juta pound atau sekitar 90,7 juta kg.
Disebut Dogdrones, ia bekerja bersama sebagai tim untuk mendeteksi dan mengambil kotoran. Drone udara ini dilengkapi dengan kamera dan teknologi energi termal yang mentransmisikan koordinat GPS dari kotoran yang bergulir di tanah ke robot dan segera membersihkannya.
Dogdrones merupakan gagasan dari pecinta anjing Gerben Lievers dan Marc Sandelowsky. Mereka bertemu dalam sebuah acara untuk pengusaha dari wilayah Twente. Keduanya tidak mengenal satu sama lain, tetapi bicara tentang bisnis anjing dan perkembangan terbaru di bidang teknologi drone.
Situs web anjing Belanda, Tinki.nl, ada 1,5 juta anjing di Belanda yang meninggalkan kotoran seberat 3,5 ons per hari. Berat kotoran ini diperkirakan setiap anjing buang air besar sebanyak 2–3 kali setiap harinya. Meskipun beberapa pemilik anjing membersihkan kotoran anjing mereka, tapi sebagian besar mereka mengabaikan masalah ini. Apalagi kotoran anjing mereka yang berserakan di jalan.
“Di Belanda, setiap tahun 100 juta kg kotoran anjing tidak dibuang, terutama dengan meningkatnya suhu di musim semi, kotoran anjing bisa membahayakan kesehatan orang,” ungkap Lievers dikutip dari dailymail.
Kotoran anjing dikenal mengandung bakteri, virus, parasit, dan cacing yang sangat berbahaya bagi anak-anak. Orang dewasa dan anjing lain juga berisiko terkena penyakit. “Telur parasit dapat bertahan selama bertahun-tahun dan mengakibatkan bahaya infeksi jika kotoran anjing tidak dibuang dengan benar,” ujarnya.
Bersama dengan Marc Sandelowsky, Lievers berbicara tentang teknologi drone dan kemungkinan serta solusi yang diharapkan dalam perkembangan baru dunia drone. Mereka berbicara tentang kotoran anjing yang menjadi masalah besar di Belanda.
“Kami memiliki lebih dari 13.000 pengikut di Facebook dan kebanyakan orang yang memiliki anjing sendiri, mereka frustrasi tentang pemilik anjing yang tidak membersihkan kotoran anjing miliknya,” kata Lievers. Lievers awalnya tidak mengira bahwa idenya membuat perubahan untuk meminimalisasikan kotoran anjing. Ide itu muncul dari candaan mereka berdua hingga mampu memecahkan masalah besar.
Kendaraan udara tak berawak (UAV) ini bernama Watchdog-1 dan Patroldog-1. Watchdog-1 menggunakan kamera dan pencitraan termal untuk memindai lingkungan dari limbah anjing. Namun, teknologi ini hanya memungkinkan kotoran anjing peliharaan pada suhu tubuh tertentu. Artinya, ada waktu yang terbatas sebelum kotoran itu tidak terdeteksi.
Pencitraan termal akan membuat peta panas yang menunjukkan lokasi, yang diterjemahkan ke dalam koordinat GPS dan dikirim ke Patroldog-1 sebagai robot darat. Koordinat GPS bertindak sebagai perintah untuk Patroldog-1 dan membuang kotoran.
Selama pengujian, tim menemukan bahwa drone darat membutuhkan lebih banyak pengembangan. Alasannya adalah drone darat tidak dapat mengumpulkan kotoran anjing dalam jumlah tertentu. Saat ini terlalu kecil alat untuk mengumpulkan kotoran anjing dalam jumlah besar. Perusahaan tersebut sedang dalam proses mengembangkan model yang lebih besar. “Kami sedang meneliti meneliti cara-cara untuk menemukan solusi cerdas, untuk mendaur ulang kotoran,” ungkapnya.
(don)