Temuan Jutaan Gelombang Radio Bingungkan Para Ilmuan

Rabu, 08 Januari 2020 - 00:02 WIB
Temuan Jutaan Gelombang Radio Bingungkan Para Ilmuan
Temuan Jutaan Gelombang Radio Bingungkan Para Ilmuan
A A A
JAKARTA - Para ilmuwan bingung oleh gelombang radio yang ditemukan jutaan tahun cahaya yang telah lama menghilang.

Fast radio bursts (FRBs) adalah ledakan gelombang radio yang berlangsung hanya beberapa detik. Beberapa mereka ulangi dan kedip berkali-kali dari lokasi yang sama di angkasa.

FRB pertama, berlabel R1, ditemukan pada 2012 dan ditelusuri ke galaksi tiga miliar tahun cahaya.

Yang lain, yang disebut R2, ditemukan pada 2018 dan dilacak selama ratusan jam oleh para ilmuwan di Institut Astronomi Radio Belanda.

Leon Oostrum dan rekan-rekannya menggunakan Teleskop Radio Sintesis Westerbork (WSRT) untuk mencari semburan cahaya dari setiap sinyal.

Mr Oostrum mengatakan kepada New Scientist: "Jika keduanya mirip, kita seharusnya melihat repeater kedua dengan mudah, dan kita tidak melakukannya.

Pelacakan sinyal kali ini lebih mudah dilakukan daripada penelitian sebelumnya yang hanya memancarkan sinyal hanya satu kali, sehingga sulit untuk diteliti lebih lanjut. Para ilmuwan mendeteksi jika pantulan sinyal radio pada penelitian sebelumnya terjadi akibat ledakan besar sebuah bulan di masa lalu, yang disebut FRB.

"Kami sudah mengetahui pola semburan ketika meneliti FRB 121102. Semburan itu bisa sangat berkelompok: kadang-kadang sumbernya tidak meledak selama berjam-jam dan kemudian secara tiba-tiba Anda dapat mendeteksi beberapa semburan dalam waktu singkat. Kami telah mengamati hal yang sama untuk FRB 180916. J0158 + 65, yang kami laporkan sebanyak sepuluh letupan dalam makalah ini," ujar Ziggy Pleunis fisikawan dari Universitas McGill

Pantulan radio bisa berulang secara terus menerus, namun hanya saja frekuensinya belum dapat terdeteksi, seperti yang tertulis di makalah milik Vikram Ravi seorang astrofisikawan Harvard-Smithoninan. Durasi ledakan bulan pada masa lalu juga mempengaruhi pantulan sinyal yang berlangsung secara terus menerus. Jeda terpanjang antara sinyal adalah lebih dari 20 jam.

"Sama seperti beberapa gunung berapi, beberapa di antaranya lebih aktif daripada yang lain, dan Anda dapat berpikir gunung berapi tidak aktif karena belum meletus dalam waktu yang lama," kata Pleunis.

Penyebab utama terjadinya ledakan masih menjadi sebuah misteri bagi ilmuwan. Tetapi hasil penelitian ini membantu menjawab beberapa pertanyaan ilmuwan untuk menciptakan sebuah model yang dapat melacak kemunculan ledakan FRB, dan proses pembentukannya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4531 seconds (0.1#10.140)
pixels