Rumah Ini Terbuat dari Bahan Daur Ulang
A
A
A
SAN FRANCISCO - Membangun rumah biasanya di atas sebuah bidang tanah. Tapi apa jadinya, jika ada rumah yang dibangun mengapung, tapi bukan rumah apung dan terbuat dari bahan-bahan material daur ulang.
Dikutip dari Ubergizmo, Senin (16/3/2015), pembangunan rumah ini diyakini jauh dari tindakan pencemaran lingkungan. Karena tidak menebang pohon dan melakukan reklamasi lahan.
Rumah apung ini disebut Atlantis, yang diprakarsai oleh arsitek asal Italia, Giancarlo Zema. Baru-baru ini datang dengan konsep rumah terapung EcoFloLIfe.
Konsep rumah tersebut akan berada di atas air. Rumah tersebut masuk dalam kategori rumah berkelanjutan, dalam arti bahwa akan dibangun dari bahan daur ulang. Mulai dari kayu daur ulang dan lambung aluminium daur ulang.
Rumah tersebut juga dilengkapi dengan panel surya yang memiliki fungsi ganda, sebagai atap rumah. Jadi penghuni tidak hanya terlindung dari hujan, tapi juga dapat menyerap sinar matahari.
Sayang, buat Anda yang berharap membeli rumah tersebut, akan kecewa. Karena untuk saat ini, semua itu masih berupa konsep.
Tapi tetap akan menjadi konsep menarik, untuk kehidupan di masa depan. Mengingat permukaan air laut yang mulai naik, sedangkan lahan pun semakin terbatas.
Dikutip dari Ubergizmo, Senin (16/3/2015), pembangunan rumah ini diyakini jauh dari tindakan pencemaran lingkungan. Karena tidak menebang pohon dan melakukan reklamasi lahan.
Rumah apung ini disebut Atlantis, yang diprakarsai oleh arsitek asal Italia, Giancarlo Zema. Baru-baru ini datang dengan konsep rumah terapung EcoFloLIfe.
Konsep rumah tersebut akan berada di atas air. Rumah tersebut masuk dalam kategori rumah berkelanjutan, dalam arti bahwa akan dibangun dari bahan daur ulang. Mulai dari kayu daur ulang dan lambung aluminium daur ulang.
Rumah tersebut juga dilengkapi dengan panel surya yang memiliki fungsi ganda, sebagai atap rumah. Jadi penghuni tidak hanya terlindung dari hujan, tapi juga dapat menyerap sinar matahari.
Sayang, buat Anda yang berharap membeli rumah tersebut, akan kecewa. Karena untuk saat ini, semua itu masih berupa konsep.
Tapi tetap akan menjadi konsep menarik, untuk kehidupan di masa depan. Mengingat permukaan air laut yang mulai naik, sedangkan lahan pun semakin terbatas.
(dyt)