SpaceX Peringatkan Ukraina Tidak Gunakan Jaringan Internet Starlink untuk Drone Tempur
Jum'at, 10 Februari 2023 - 14:10 WIB
KIEV - SpaceX menolak keras penggunaan jaringan internet Starlink untuk mengendalikan drone tempur oleh Ukraina. Untuk itu, SpaceX telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi penggunaan layanan satelit Starlink oleh Ukraina selama perang dengan Rusia.
Dilaporkan Reuters, Presiden dan COO SpaceX Gwynne Shotwell mengatakan, SpaceX secara khusus tidak ingin militer Ukraina menggunakan layanan Starlink untuk mengendalikan drone tempur. Terutama untuk melakukan berbagai operasi mulai dari pengintaian hingga menjatuhkan bom.
“Layanan Starlink tidak pernah dimaksudkan untuk dipersenjatai,” kata Gwynne Shotwell dikutip SINDOnews dari laman Space, Jumat (10/2/2023). shotwell menyampaikan pernyataan tersebut saat Konferensi Transportasi Luar Angkasa Komersial Federal Aviation Administration ke-25 di Washington.
Starlink telah menjadi bagian penting dari infrastruktur komunikasi untuk Ukraina selama konflik dengan Rusia mulai 24 Februari tahun lalu. Layanan internet yang dipancarkan dari orbit lebih sulit dilumpuhkan sehingga sangat membantu banyak orang di Ukraina.
Namun, Ukraina telah memanfaatkannya dengan cara yang tidak disengaja dan bukan bagian dari kesepakatan apa pun. Di antaranya, kontrol drone tempur yang jelas tidak disertujui SpaceX. Untuk itu, SpaceX membatasi kemampuan layanan internet Starlink.
“Ada hal-hal yang bisa kita lakukan untuk membatasi kemampuan mereka melakukan itu. Ada hal-hal yang bisa kita lakukan, dan telah dilakukan,” tegas Shotwell tanpa merinci tentang tindakan itu.
CEO SpaceX Elon Musk mengatakan musim gugur lalu bahwa ada sekitar 25.000 terminal Starlink di Ukraina. SpaceX mulai mensubsidi layanan Starlink di Ukraina tepat setelah invasi dimulai, sebuah praktik yang akhirnya merugikan perusahaan sekitar USD20 juta per bulan.
Pada bulan September, SpaceX meminta militer AS untuk membantu membiayai operasi Starlink tersebut. “Negosiasi sedang berlangsung. Semua orang di gedung kami tahu kami akan membayar mereka,” kata seorang pejabat Pentagon kepada CNN.
Dilaporkan Reuters, Presiden dan COO SpaceX Gwynne Shotwell mengatakan, SpaceX secara khusus tidak ingin militer Ukraina menggunakan layanan Starlink untuk mengendalikan drone tempur. Terutama untuk melakukan berbagai operasi mulai dari pengintaian hingga menjatuhkan bom.
“Layanan Starlink tidak pernah dimaksudkan untuk dipersenjatai,” kata Gwynne Shotwell dikutip SINDOnews dari laman Space, Jumat (10/2/2023). shotwell menyampaikan pernyataan tersebut saat Konferensi Transportasi Luar Angkasa Komersial Federal Aviation Administration ke-25 di Washington.
Starlink telah menjadi bagian penting dari infrastruktur komunikasi untuk Ukraina selama konflik dengan Rusia mulai 24 Februari tahun lalu. Layanan internet yang dipancarkan dari orbit lebih sulit dilumpuhkan sehingga sangat membantu banyak orang di Ukraina.
Namun, Ukraina telah memanfaatkannya dengan cara yang tidak disengaja dan bukan bagian dari kesepakatan apa pun. Di antaranya, kontrol drone tempur yang jelas tidak disertujui SpaceX. Untuk itu, SpaceX membatasi kemampuan layanan internet Starlink.
“Ada hal-hal yang bisa kita lakukan untuk membatasi kemampuan mereka melakukan itu. Ada hal-hal yang bisa kita lakukan, dan telah dilakukan,” tegas Shotwell tanpa merinci tentang tindakan itu.
CEO SpaceX Elon Musk mengatakan musim gugur lalu bahwa ada sekitar 25.000 terminal Starlink di Ukraina. SpaceX mulai mensubsidi layanan Starlink di Ukraina tepat setelah invasi dimulai, sebuah praktik yang akhirnya merugikan perusahaan sekitar USD20 juta per bulan.
Baca Juga
Pada bulan September, SpaceX meminta militer AS untuk membantu membiayai operasi Starlink tersebut. “Negosiasi sedang berlangsung. Semua orang di gedung kami tahu kami akan membayar mereka,” kata seorang pejabat Pentagon kepada CNN.
(wib)
tulis komentar anda