Ukraina Berhasil Bikin Error Chip Semikonduktor, 31 Tank Rusia Hancur Lebur
Minggu, 12 Februari 2023 - 22:02 WIB
KIEV - Perang antara Rusia dan Ukraina belum ada tanda-tanda mereda meski sudah terjadi hampir setahun. Eskalasi serangan bahkan semakin memanas usai Barat memutuskan mengirim bantuan senjata ke Ukraina.
Seperti dilansir dari The Sun, Minggu (12/2/2023), kabar terbaru, militer Ukraina menunjukkan gambar mengerikan terkait 31 kendaraan lapis baja Rusia yang sedang diledakkan.
Kekacauan terlihat melanda tentara Rusia di dekat kota timur Vuhledar, dengan beberapa dihancurkan oleh tank mereka sendiri saat mereka melarikan diri.
Video laporan Kementerian Pertahanan Inggris yang sebelumnya mengungkapkan: "Pasukan Rusia kemungkinan melarikan diri dan meninggalkan setidaknya 30 kendaraan lapis baja yang sebagian besar masih utuh dalam saat tentara Ukraina berhasil dikuasai Ukraina." tutur laporan itu.
Intelijen Ukraina terus mengklaim bahwa industri Rusia belum mengatasi ketergantungannya pada teknologi Barat dan bahwa sanksi ekonomi memiliki dampak serius. Pada bulan April tahun ini, Amerika Serikat juga menyebutkan masalah dalam produksi dan perbaikan peralatan militer Rusia.
Menurut informasi sumber Ukraina dan belum dikonfirmasi pihak Rusia, pada 1 Juli, Rusia telah kehilangan lebih dari 1.500 tank, 3.737 kendaraan personel lapis baja, 800 sistem artileri, 246 MLRS, dan 105 sistem anti-pesawat. Situasi serupa juga dialami Ukraina yang menghadapi masalah perbaikan kendaraan lapis baja berat yang rusak dalam perang. Kyiv mengalami kekurangan komponen, rakitan, dan suku cadang yang lebih besar untuk alat beratnya.
Apalagi sebagian besar pabrik perbaikan sudah hancur total pada minggu-minggu pertama perang dengan Rusia. Ukraina terpaksa mencari kemitraan di antara negara-negara tetangga, negara-negara anggota UE dan NATO untuk perbaikan peralatan lapis baja.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Ukraina sejauh ini telah kehilangan 350 sistem rudal anti-pesawat, hampir 4.000 tank, 3.000 artileri dan senjata mortir, dan hampir 4.000 kendaraan tempur infanteri yang berbeda.
Bukan hal mudah untuk memperbaiki persenjataan di tengah perang yang berkobar dan sanksi ekonomi. Thea Kendler, asisten sekretaris administrasi ekspor di Kementerian Perdagangan AS, pada akhir Maret 2022 mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan komputer dan semikonduktor Rusia, seperti Uralvagonzavod dan Rusia Baikal Electronics, kesulitan bahan baku dan sirkuit terpadu.
Memang 5% impor Rusia berasal dari Amerika Serikat, tetapi hampir 50% berasal dari Eropa. Pada saat yang sama, Taiwan telah memberikan pukulan yang sangat serius bagi industri militer Rusia karena TSMC lokal telah meninggalkan pasar Rusia.
TSMC adalah pembuat chip terbesar di dunia dan dengan keluar dari pasar Rusia, membuat Moscow kehilangan sejumlah besar MIPS yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem intelijen militer dan sistem militer lainnya. Secara khusus, ini menyangkut gangguan akses ke chip Elbrus.
Seperti dilansir dari The Sun, Minggu (12/2/2023), kabar terbaru, militer Ukraina menunjukkan gambar mengerikan terkait 31 kendaraan lapis baja Rusia yang sedang diledakkan.
Kekacauan terlihat melanda tentara Rusia di dekat kota timur Vuhledar, dengan beberapa dihancurkan oleh tank mereka sendiri saat mereka melarikan diri.
Video laporan Kementerian Pertahanan Inggris yang sebelumnya mengungkapkan: "Pasukan Rusia kemungkinan melarikan diri dan meninggalkan setidaknya 30 kendaraan lapis baja yang sebagian besar masih utuh dalam saat tentara Ukraina berhasil dikuasai Ukraina." tutur laporan itu.
Intelijen Ukraina terus mengklaim bahwa industri Rusia belum mengatasi ketergantungannya pada teknologi Barat dan bahwa sanksi ekonomi memiliki dampak serius. Pada bulan April tahun ini, Amerika Serikat juga menyebutkan masalah dalam produksi dan perbaikan peralatan militer Rusia.
Menurut informasi sumber Ukraina dan belum dikonfirmasi pihak Rusia, pada 1 Juli, Rusia telah kehilangan lebih dari 1.500 tank, 3.737 kendaraan personel lapis baja, 800 sistem artileri, 246 MLRS, dan 105 sistem anti-pesawat. Situasi serupa juga dialami Ukraina yang menghadapi masalah perbaikan kendaraan lapis baja berat yang rusak dalam perang. Kyiv mengalami kekurangan komponen, rakitan, dan suku cadang yang lebih besar untuk alat beratnya.
Apalagi sebagian besar pabrik perbaikan sudah hancur total pada minggu-minggu pertama perang dengan Rusia. Ukraina terpaksa mencari kemitraan di antara negara-negara tetangga, negara-negara anggota UE dan NATO untuk perbaikan peralatan lapis baja.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Ukraina sejauh ini telah kehilangan 350 sistem rudal anti-pesawat, hampir 4.000 tank, 3.000 artileri dan senjata mortir, dan hampir 4.000 kendaraan tempur infanteri yang berbeda.
Bukan hal mudah untuk memperbaiki persenjataan di tengah perang yang berkobar dan sanksi ekonomi. Thea Kendler, asisten sekretaris administrasi ekspor di Kementerian Perdagangan AS, pada akhir Maret 2022 mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan komputer dan semikonduktor Rusia, seperti Uralvagonzavod dan Rusia Baikal Electronics, kesulitan bahan baku dan sirkuit terpadu.
Memang 5% impor Rusia berasal dari Amerika Serikat, tetapi hampir 50% berasal dari Eropa. Pada saat yang sama, Taiwan telah memberikan pukulan yang sangat serius bagi industri militer Rusia karena TSMC lokal telah meninggalkan pasar Rusia.
TSMC adalah pembuat chip terbesar di dunia dan dengan keluar dari pasar Rusia, membuat Moscow kehilangan sejumlah besar MIPS yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem intelijen militer dan sistem militer lainnya. Secara khusus, ini menyangkut gangguan akses ke chip Elbrus.
(wbs)
tulis komentar anda