Mengapa Kita Sakit Kepala? Inilah Penjelasan Ilmiahnya
Senin, 13 Maret 2023 - 07:19 WIB
JAKARTA - Sakit kepala adalah gejala yang paling umum dan setiap orang pasti pernah merasakannya. Baik sakit kepala ringan ataupun berat. Tapi, sebenarnya apa yang menjadi penyebab sakit kepala?
Live Science melaporkan bahwa sakit kepala terjadi karena ada kondisi medis tertentu. Misalnya, cedera kepala, kadar gula darah rendah, hingga sinus yang bengkak.
Ahli saraf dan spesialis sakit kepala di Vanderbilt Health di Tennessee, Charles Clarke menjelaskan secara garis besar sakit kepala terjadi karena adanya “rasa sakit yang dirujuk” oleh tubuh.
Maksudnya, tubuh merasakan sakit di tempat yang berbeda dari tempat sebenarnya terjadi.
Hal tersebut mirip dengan saraf terjepit yang terjadi di punggung namun bisa dirasakan hingga panggul dan sakit di kaki.
Begitu pun sakit kepala yang terjadi karena masalah di tempat lain seperti rahang, bahu, dan leher yang menyebabkan nyeri pada otot dan saraf di sekitar otak.
National Institute of Health (NIH) menjelaskan, saraf perasa nyeri di otot dan pembuluh darah di sekitar kepala, leher, dan wajah punya banyak pemicu.
Contohnya, pembesaran pembuluh darah, stres, atau ketegangan otot. Ketika sudah aktif, saraf akan mengirim pesan ke otak sehingga terasa seolah-olah sakit tersebut berasal dari dalam jaringan otak.
Kasus ini sedikit berbeda dengan migrain. Nyeri migrain bisa terjadi lebih intens daripada sakit kepala lainnya dan kemungkinan bertahan lebih lama. Kelainan ini bisa terjadi karena genetik sehingga menyebabkan efek tambahan seperti mual.
Live Science melaporkan bahwa sakit kepala terjadi karena ada kondisi medis tertentu. Misalnya, cedera kepala, kadar gula darah rendah, hingga sinus yang bengkak.
Ahli saraf dan spesialis sakit kepala di Vanderbilt Health di Tennessee, Charles Clarke menjelaskan secara garis besar sakit kepala terjadi karena adanya “rasa sakit yang dirujuk” oleh tubuh.
Maksudnya, tubuh merasakan sakit di tempat yang berbeda dari tempat sebenarnya terjadi.
Hal tersebut mirip dengan saraf terjepit yang terjadi di punggung namun bisa dirasakan hingga panggul dan sakit di kaki.
Begitu pun sakit kepala yang terjadi karena masalah di tempat lain seperti rahang, bahu, dan leher yang menyebabkan nyeri pada otot dan saraf di sekitar otak.
National Institute of Health (NIH) menjelaskan, saraf perasa nyeri di otot dan pembuluh darah di sekitar kepala, leher, dan wajah punya banyak pemicu.
Contohnya, pembesaran pembuluh darah, stres, atau ketegangan otot. Ketika sudah aktif, saraf akan mengirim pesan ke otak sehingga terasa seolah-olah sakit tersebut berasal dari dalam jaringan otak.
Kasus ini sedikit berbeda dengan migrain. Nyeri migrain bisa terjadi lebih intens daripada sakit kepala lainnya dan kemungkinan bertahan lebih lama. Kelainan ini bisa terjadi karena genetik sehingga menyebabkan efek tambahan seperti mual.
tulis komentar anda