2 Spesies Janda Ini Bikin Ilmuwan Bingung, Laba-Laba Coklat Bantai Laba-Laba Hitam
Kamis, 16 Maret 2023 - 22:30 WIB
WASHINGTON - Laba-laba janda coklat, yang invasif ke Amerika Utara, memusnahkan populasi laba-laba janda hitam di Amerika Serikat (AS). Agresivitas kedua jenis laba-laba janda ini bikin bingung ilmuwan karena belum menemukan pemicu serangan brutal ini.
Studi terbaru menunjukkan populasi laba-laba janda hitam musnah akibat dibantai sepupu mereka, laba-laba janda coklat. Pelakunya, laba-laba janda coklat (Latrodectus geometricus), kemungkinan besar berasal dari Afrika atau Amerika Selatan dan menyebar ke setiap benua di Bumi selain Antartika.
Janda coklat berasal dari genus yang sama dengan janda hitam, di mana terdapat lima spesies, termasuk tiga yang berasal dari Amerika Utara. Di antaranya, laba-laba janda hitam selatan (Latrodectus mactans), laba-laba janda hitam barat (Latrodectus hesperus), dan laba-laba janda hitam utara (Latrodectus variolus).
Padahal gigitan laba-laba janda coklat jarang menyebabkan kerusakan yang signifikan pada manusia, karena menyuntikkan lebih sedikit racun ke dalam gigitannya. Berbeda dengan laba-laba janda hitam yang semuanya gigitannya yang sangat menyakitkan dan terkadang mematikan pada manusia.
“Janda coklat sangat agresif, akan segera menyelidiki tetangga dan menyerang jika tidak ada perlawanan. Tapi janda hitam sangat pemalu, melakukan serangan balik hanya untuk mempertahankan diri dari laba-laba yang agresif,” kata Deby Cassill, ahli ekologi di University of South Florida (USF) dikutip dari laman Live Science, Kamis (16/3/2023).
Menurut Center for Invasive Species Research (CISR) di University of California, Riverside, laba-laba janda coklat pertama kali terlihat pada tahun 1935 di Florida, kemudian menyebar ke seluruh negara bagian selatan dan ke California. Sejak spesies invasif ditemukan, jumlah laba-laba janda hitam selatan dan barat anjlok, terutama di Florida, laba-laba janda hitam selatan telah “punah secara lokal” di daerah tertentu.
Namun, para ilmuwan tidak yakin mengapa hal ini terjadi, sebab spesies laba-laba lain belum terpengaruh oleh kedatangan si janda coklat. Apalagi, tampaknya tidak ada persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang akan memaksa kedua spesies janda untuk bertarung satu sama lain.
Studi terbaru menunjukkan populasi laba-laba janda hitam musnah akibat dibantai sepupu mereka, laba-laba janda coklat. Pelakunya, laba-laba janda coklat (Latrodectus geometricus), kemungkinan besar berasal dari Afrika atau Amerika Selatan dan menyebar ke setiap benua di Bumi selain Antartika.
Janda coklat berasal dari genus yang sama dengan janda hitam, di mana terdapat lima spesies, termasuk tiga yang berasal dari Amerika Utara. Di antaranya, laba-laba janda hitam selatan (Latrodectus mactans), laba-laba janda hitam barat (Latrodectus hesperus), dan laba-laba janda hitam utara (Latrodectus variolus).
Padahal gigitan laba-laba janda coklat jarang menyebabkan kerusakan yang signifikan pada manusia, karena menyuntikkan lebih sedikit racun ke dalam gigitannya. Berbeda dengan laba-laba janda hitam yang semuanya gigitannya yang sangat menyakitkan dan terkadang mematikan pada manusia.
“Janda coklat sangat agresif, akan segera menyelidiki tetangga dan menyerang jika tidak ada perlawanan. Tapi janda hitam sangat pemalu, melakukan serangan balik hanya untuk mempertahankan diri dari laba-laba yang agresif,” kata Deby Cassill, ahli ekologi di University of South Florida (USF) dikutip dari laman Live Science, Kamis (16/3/2023).
Menurut Center for Invasive Species Research (CISR) di University of California, Riverside, laba-laba janda coklat pertama kali terlihat pada tahun 1935 di Florida, kemudian menyebar ke seluruh negara bagian selatan dan ke California. Sejak spesies invasif ditemukan, jumlah laba-laba janda hitam selatan dan barat anjlok, terutama di Florida, laba-laba janda hitam selatan telah “punah secara lokal” di daerah tertentu.
Namun, para ilmuwan tidak yakin mengapa hal ini terjadi, sebab spesies laba-laba lain belum terpengaruh oleh kedatangan si janda coklat. Apalagi, tampaknya tidak ada persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang akan memaksa kedua spesies janda untuk bertarung satu sama lain.
tulis komentar anda