Stonehenge untuk Mengenang Kematian Leluhur, Bukan Kalender Astronomi Kuno

Selasa, 28 Maret 2023 - 19:43 WIB
Pandangan Magli dan Belmonte bertolak belakang dengan penelitian Timothy Darvill, seorang profesor arkeologi dan pakar Stonehenge di Universitas Bournemouth di Inggris. Darvill menyebutkan, batu Stonehenge hampir sama dengan pengukuran yang digunakan untuk kalender matahari hari ini.



Dalam studinya pada Maret 2022 di jurnal Antiquity, Darvill menulis bahwa cincin batu "sarsen" raksasa, berasal dari kata bahasa Inggris abad pertengahan "saracen," yang berarti "kafir", ditempatkan di Stonehenge sekitar tahun 2500 SM. Batu itu berfungsi sebagai kalender matahari, untuk menentukan hari raya atau untuk memperkuat kekuatan politik dengan menunjukkan "kontrol" kosmos.

Darvill menambahkan Stonehenge awalnya ada 30 batu berdiri di lingkaran utama, meskipun sekarang hanya tinggal 17 batu, itu dapat disamakan dengan "bulan" yang terdiri dari 30 hari. Sedangkan lima "trilithon" bagian dalam, dua batu berdiri yang ditutup oleh batu ambang pintu, mewakili lima hari setiap tahun yang tersisa setelah menghitung 12 bulan.

Darvill tetap pada argumennya dan menolak pandangan Magli dan Belmonte. “Apa yang mereka katakan tidak merusak model penting dari struktur sarsen di Stonehenge yang dibangun sebagai manifestasi dari kalender matahari abadi," katanya kepada Live Science.
(wib)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More