Mengapa Ada 1.500 Spesies Hewan Melakukan Hubungan Homoseksual?
Senin, 03 April 2023 - 09:05 WIB
JAKARTA - Homoseksualitas ternyata merupakan parktis yang cukup umum di dunia hewan . Penelitian dari Universitas Yale menunjukkan bahwa hal itu mungkin merupakan bagian dari perilaku hewan sejak awal.
Peneliti menyimpulkan, aktivitas seksual lebih dari 1.500 spesies hewan yang berbeda—termasuk kepiting, ular, monyet, dan sapi—telah dipelajari oleh para ilmuwan sebagai bagian dari upaya untuk mencari tahu mengapa homoseksualitas tetap ada “meskipun tidak memiliki manfaat evolusioner yang jelas”.
Para peneliti percaya bahwa alih-alih berkembang setelah heteroseksualitas seperti yang diperkirakan sebelumnya, perilaku homoseksual adalah bagian dari DNA paling awal hewan.
“Jika sifat apa pun selain homoseksualitas telah diamati dalam susunan spesies yang begitu beragam, itu akan diterima secara luas sebagai bagian dari DNA leluhur kita daripada sesuatu yang berevolusi kemudian,” kata Julia Monk, penulis makalah dari Universitas Yale.
“Salah satu premis mendasar dalam debat sosial adalah bahwa homoseksualitas itu tidak wajar. Ternyata, homoseksualitas adalah umum dan sangat penting dalam kehidupan sejumlah spesies,” jelas Petter Boeckman, dari Norwegian Natural History Museum.
Hewan homoseksual paling terkenal adalah simpanse kerdil, salah satu kerabat dekat manusia. Seks memainkan peran yang mencolok dalam semua aktivitas mereka dan mengalihkan fokus dari kekerasan, yang merupakan metode paling umum untuk menyelesaikan konflik di antara primata dan banyak hewan lainnya.
“Seks di antara simpanse kerdil adalah hal umum. Bahkan, simpanse kecil yang lucu juga melakukan seks oral satu sama lain,” beber Julia.
Singa pun homoseksual. Singa jantan sering bersatu dengan saudara laki-lakinya untuk memastikan kesetiaan, mereka memperkuat ikatan dengan sering berhubungan seks satu sama lain.
Homoseksualitas juga cukup umum di antara lumba-lumba dan paus pembunuh. Pasangan jantan dan betina di lumba-lumba bisa berpisah, sedangkan pasangat jantan bisa tetap bersama selama bertahun-tahun.
Peneliti menyimpulkan, aktivitas seksual lebih dari 1.500 spesies hewan yang berbeda—termasuk kepiting, ular, monyet, dan sapi—telah dipelajari oleh para ilmuwan sebagai bagian dari upaya untuk mencari tahu mengapa homoseksualitas tetap ada “meskipun tidak memiliki manfaat evolusioner yang jelas”.
Para peneliti percaya bahwa alih-alih berkembang setelah heteroseksualitas seperti yang diperkirakan sebelumnya, perilaku homoseksual adalah bagian dari DNA paling awal hewan.
“Jika sifat apa pun selain homoseksualitas telah diamati dalam susunan spesies yang begitu beragam, itu akan diterima secara luas sebagai bagian dari DNA leluhur kita daripada sesuatu yang berevolusi kemudian,” kata Julia Monk, penulis makalah dari Universitas Yale.
“Salah satu premis mendasar dalam debat sosial adalah bahwa homoseksualitas itu tidak wajar. Ternyata, homoseksualitas adalah umum dan sangat penting dalam kehidupan sejumlah spesies,” jelas Petter Boeckman, dari Norwegian Natural History Museum.
Hewan homoseksual paling terkenal adalah simpanse kerdil, salah satu kerabat dekat manusia. Seks memainkan peran yang mencolok dalam semua aktivitas mereka dan mengalihkan fokus dari kekerasan, yang merupakan metode paling umum untuk menyelesaikan konflik di antara primata dan banyak hewan lainnya.
“Seks di antara simpanse kerdil adalah hal umum. Bahkan, simpanse kecil yang lucu juga melakukan seks oral satu sama lain,” beber Julia.
Singa pun homoseksual. Singa jantan sering bersatu dengan saudara laki-lakinya untuk memastikan kesetiaan, mereka memperkuat ikatan dengan sering berhubungan seks satu sama lain.
Homoseksualitas juga cukup umum di antara lumba-lumba dan paus pembunuh. Pasangan jantan dan betina di lumba-lumba bisa berpisah, sedangkan pasangat jantan bisa tetap bersama selama bertahun-tahun.
tulis komentar anda