Bahan-bahan Pembalseman Mumi Firaun Diklaim Berasal dari Asia Tenggara
Senin, 05 Juni 2023 - 17:45 WIB
KAIRO - Temuan kuburan kuno yang berisi puluhan mumi Firaun menguak bahan-bahan digunakan saat proses pembalseman mumi berasal dari Asia Tenggara.
Para peneliti mendeteksi adanya resin pohon dari Asia, minyak cedar dari Lebanon dan bitumen dari Laut Mati. Bahan-bahan itu menunjukkan bahwa perdagangan global membantu pembalsem mendapatkan bahan-bahan terbaik dari seluruh dunia.
Orang Mesir kuno mengembangkan proses yang sangat maju untuk membalsem mayat. Mereka percaya bahwa jika mayat tetap utuh maka mereka akan mencapai alam baka.
Tim peneliti dari Universitas Tuebingen dan Universitas Munich di Jerman yang bekerja sama dengan Pusat Riset Nasional di Kairo menemukan beberapa jawaban dengan menganalisis residu di 31 bejana keramik yang ditemukan di bengkel mumifikasi Saqqara.
Dengan membandingkan residu dengan wadah yang ditemukan di kuburan yang berdekatan, mereka dapat mengidentifikasi bahan kimia apa yang digunakan.
''Zat tersebut memiliki "antijamur, sifat anti-bakteri" yang membantu "melestarikan jaringan manusia dan mengurangi bau tak sedap," kata penulis utama studi tersebut, Maxime Rageot, seperti Live Science.
Kepala mendapat perawatan paling banyak dengan tiga ramuan berbeda, salah satunya diberi label "untuk digunakan di kepala.”
"Kami telah mengetahui nama dari banyak bahan pembalseman ini sejak tulisan Mesir kuno diuraikan," kata ahli sejarah Mesir Kuno Susanne Beck dalam sebuah pernyataan dari Tuebingen University.
Para peneliti mendeteksi adanya resin pohon dari Asia, minyak cedar dari Lebanon dan bitumen dari Laut Mati. Bahan-bahan itu menunjukkan bahwa perdagangan global membantu pembalsem mendapatkan bahan-bahan terbaik dari seluruh dunia.
Orang Mesir kuno mengembangkan proses yang sangat maju untuk membalsem mayat. Mereka percaya bahwa jika mayat tetap utuh maka mereka akan mencapai alam baka.
Tim peneliti dari Universitas Tuebingen dan Universitas Munich di Jerman yang bekerja sama dengan Pusat Riset Nasional di Kairo menemukan beberapa jawaban dengan menganalisis residu di 31 bejana keramik yang ditemukan di bengkel mumifikasi Saqqara.
Dengan membandingkan residu dengan wadah yang ditemukan di kuburan yang berdekatan, mereka dapat mengidentifikasi bahan kimia apa yang digunakan.
''Zat tersebut memiliki "antijamur, sifat anti-bakteri" yang membantu "melestarikan jaringan manusia dan mengurangi bau tak sedap," kata penulis utama studi tersebut, Maxime Rageot, seperti Live Science.
Kepala mendapat perawatan paling banyak dengan tiga ramuan berbeda, salah satunya diberi label "untuk digunakan di kepala.”
"Kami telah mengetahui nama dari banyak bahan pembalseman ini sejak tulisan Mesir kuno diuraikan," kata ahli sejarah Mesir Kuno Susanne Beck dalam sebuah pernyataan dari Tuebingen University.
tulis komentar anda