Misteri Lubang Gravitasi di Samudra Hindia Bikin Bingung Ilmuwan
Sabtu, 15 Juli 2023 - 19:19 WIB
NEW DELHI - Misteri lubang gravitasi yang berada di dasar Samudra Hindia , sudah bertahun-tahun masih membuat bingung para ilmuwan. Lubang gravitasi yang dikenal sebagai Geoid rendah Samudra Hindia (IOGL) adalah depresi seluas 3 juta kilometer persegi sekitar 1.200 kilometer barat daya India.
Dibandingkan dengan wilayah sekitarnya, gravitasi rendah sangat lemah sehingga lapisan airnya telah terenggut. Kondisi ini membuat permukaan laut di atas lubang lebih rendah 106 meter dari rata-rata global.
Para ilmuwan mencoba mengidentifikasi asal-usul lubang gravitasi yang dalam di Samudra Hindia akibat magma dengan kepadatan rendah yang didorong lempengan purba di bawah samudra. Penelitian para ilmuwan ini diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters pada 5 Mei 2023.
“Asal usul geoid rendah ini sangat membingungkan. Berbagai teori diajukan untuk menjelaskan anomali geoid negatif ini. Namun, bagaimana geoid rendah ini muncul belum diketahu jelas,” tulis para peneliti dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Sabtu (15/7/2023).
Untuk mencari jawaban potensial, para peneliti menggunakan 19 model komputer yang mensimulasikan gerakan mantel dan lempeng tektonik di wilayah tersebut selama 140 juta tahun. Mereka kemudian membandingkan dengan simulasi enam model pembentukan geoid rendah.
Dari model itu diketahui, semburan magma panas dengan kepadatan rendah naik menggantikan material dengan kepadatan lebih tinggi. Kondisi ini mengurangi massa dan melemahkan gravitasinya.
Bernhart Steinberger, seorang peneliti geodinamika di Pusat Penelitian Geosains Jerman GFZ, mengatakan, semburan magma yang dikenal dengan gumpalan Afrika terletak 1.000 km barat di bawah Benua Afrika. Gumpalan Afrika merupakan gelembung padat dari material yang mengkristal di dalam mantel Afrika berukuran sebesar benua dan 100 kali lebih tinggi dari Gunung Everest.
Akhirnya, sekitar 20 juta tahun yang lalu, lempeng Tethyan yang tenggelam menggantikan beberapa magma yang terperangkap di gumpalan Afrika untuk membentuk gumpalan. “Bersama dengan itu terbentuk struktur mantel di sekitar geoid rendah, aktivitas ini bertanggung jawab atas pembentukan anomali geoid negatif ini,” tulis para peneliti.
Dibandingkan dengan wilayah sekitarnya, gravitasi rendah sangat lemah sehingga lapisan airnya telah terenggut. Kondisi ini membuat permukaan laut di atas lubang lebih rendah 106 meter dari rata-rata global.
Para ilmuwan mencoba mengidentifikasi asal-usul lubang gravitasi yang dalam di Samudra Hindia akibat magma dengan kepadatan rendah yang didorong lempengan purba di bawah samudra. Penelitian para ilmuwan ini diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters pada 5 Mei 2023.
Baca Juga
“Asal usul geoid rendah ini sangat membingungkan. Berbagai teori diajukan untuk menjelaskan anomali geoid negatif ini. Namun, bagaimana geoid rendah ini muncul belum diketahu jelas,” tulis para peneliti dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Sabtu (15/7/2023).
Untuk mencari jawaban potensial, para peneliti menggunakan 19 model komputer yang mensimulasikan gerakan mantel dan lempeng tektonik di wilayah tersebut selama 140 juta tahun. Mereka kemudian membandingkan dengan simulasi enam model pembentukan geoid rendah.
Dari model itu diketahui, semburan magma panas dengan kepadatan rendah naik menggantikan material dengan kepadatan lebih tinggi. Kondisi ini mengurangi massa dan melemahkan gravitasinya.
Bernhart Steinberger, seorang peneliti geodinamika di Pusat Penelitian Geosains Jerman GFZ, mengatakan, semburan magma yang dikenal dengan gumpalan Afrika terletak 1.000 km barat di bawah Benua Afrika. Gumpalan Afrika merupakan gelembung padat dari material yang mengkristal di dalam mantel Afrika berukuran sebesar benua dan 100 kali lebih tinggi dari Gunung Everest.
Akhirnya, sekitar 20 juta tahun yang lalu, lempeng Tethyan yang tenggelam menggantikan beberapa magma yang terperangkap di gumpalan Afrika untuk membentuk gumpalan. “Bersama dengan itu terbentuk struktur mantel di sekitar geoid rendah, aktivitas ini bertanggung jawab atas pembentukan anomali geoid negatif ini,” tulis para peneliti.
(wib)
tulis komentar anda