Laut Jawa, Kekalahan Telak Sekutu hingga Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Selasa, 28 Juli 2020 - 17:05 WIB
JAKARTA - Klaim banyaknya harta karun dari bangkai Kapal Perang Dunia II di Laut Jawa memang tak bisa terbantahkan, bahkan Australian National Maritime Museum (ANMM) tegas menyebut Bangkai kapal-kapal perang Dunia II di bawah Laut Jawa dan laut-laut lain di Asia Tenggara,
Alasan Australia cukup beralasan pasalnya Laut Jawa saksi bisu pertempurang sengit Perang Dunia II antara tentara sekutu dengan Jepang. (Baca Juga: Refleksi Hari Kebangkitan Nasional: Pandemi dan Transformasi Menuju The New Normal)
Mengutip dari berbagai sumber Pertempuran Laut Jawa adalah pertempuran laut yang utama dalam kampanye Pasifik selama Perang Dunia II . AL Sekutu mengalami kekalahan telak di tangan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tanggal 27 Februari 1942, dan dalam aksi-aksi sekunder selama beberapa hari berturut-turut .
Komandan American-British-Dutch-Australian Command (ABDA), Laksamana Karel Doorman terbunuh. Buntut dari perang itu termasuk beberapa aksi kecil di sekitar Jawa, termasuk Pertempuran Selat Sunda yang lebih kecil namun berarti. Ini merupakan pertempuran permukaan terbesar sejak Pertempuran Jutlandia dalam Perang Dunia I.(Baca Juga: Bantuan OJK ke Pemerintah Soal Titip Uang Negara ke Himbara hingga BPD )
Serangan Jepang ke Hindia Belanda berkembang dengan cepat dari koloni mereka di Kepulauan Palau dan Jepang merebut markas di Sarawak dan Filipina Selatan. Mereka menaklukkan sejumlah markas di Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara.
Sementara konvoi pasukan, yang dikawal kapal perusak dan penjelajah dengan dukungan udara oleh pesawat tempur yang beroperasi dari pangkalan yang telah ditaklukkan, berlayar ke selatan melalui Selat Makassar dan ke Laut Maluku. Untuk melawan penyerang itu hanya ada kekuatan kecil, yang sebagian besar terdiri atas kapal perang Amerika Serikat dan Belanda, yang sebagian besar peninggalan Perang Dunia I, di bawah komando Laksamana Thomas C. Hart.
Pada tanggal 23 Januari 1942, 4 kapal perusak AS menyerang konvoi Jepang di Selat Makassar saat mendekati Balikpapan di Kalimantan. Pada tanggal 13 Februari, dalam Pertempuran Palembang, Sekutu tak berhasil mencegah Jepang menduduki pelabuhan minyak utama di Sumatra bagian timur.
Alasan Australia cukup beralasan pasalnya Laut Jawa saksi bisu pertempurang sengit Perang Dunia II antara tentara sekutu dengan Jepang. (Baca Juga: Refleksi Hari Kebangkitan Nasional: Pandemi dan Transformasi Menuju The New Normal)
Mengutip dari berbagai sumber Pertempuran Laut Jawa adalah pertempuran laut yang utama dalam kampanye Pasifik selama Perang Dunia II . AL Sekutu mengalami kekalahan telak di tangan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tanggal 27 Februari 1942, dan dalam aksi-aksi sekunder selama beberapa hari berturut-turut .
Komandan American-British-Dutch-Australian Command (ABDA), Laksamana Karel Doorman terbunuh. Buntut dari perang itu termasuk beberapa aksi kecil di sekitar Jawa, termasuk Pertempuran Selat Sunda yang lebih kecil namun berarti. Ini merupakan pertempuran permukaan terbesar sejak Pertempuran Jutlandia dalam Perang Dunia I.(Baca Juga: Bantuan OJK ke Pemerintah Soal Titip Uang Negara ke Himbara hingga BPD )
Serangan Jepang ke Hindia Belanda berkembang dengan cepat dari koloni mereka di Kepulauan Palau dan Jepang merebut markas di Sarawak dan Filipina Selatan. Mereka menaklukkan sejumlah markas di Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara.
Sementara konvoi pasukan, yang dikawal kapal perusak dan penjelajah dengan dukungan udara oleh pesawat tempur yang beroperasi dari pangkalan yang telah ditaklukkan, berlayar ke selatan melalui Selat Makassar dan ke Laut Maluku. Untuk melawan penyerang itu hanya ada kekuatan kecil, yang sebagian besar terdiri atas kapal perang Amerika Serikat dan Belanda, yang sebagian besar peninggalan Perang Dunia I, di bawah komando Laksamana Thomas C. Hart.
Pada tanggal 23 Januari 1942, 4 kapal perusak AS menyerang konvoi Jepang di Selat Makassar saat mendekati Balikpapan di Kalimantan. Pada tanggal 13 Februari, dalam Pertempuran Palembang, Sekutu tak berhasil mencegah Jepang menduduki pelabuhan minyak utama di Sumatra bagian timur.
tulis komentar anda