China Luncurkan Satelit Meteorologi Fengyun-3F, Pantau Perubahan Lapisan Atmosfer dan Ozon
Selasa, 08 Agustus 2023 - 14:56 WIB
BEIJING - China telah menambahkan satelit baru ke armada pesawat ruang angkasa meteorologi sehngga total ada 4 satelit di orbit. Satelit meteorologi terbaru Fengyun-3F menggantikan satelit Fengyun-3C yang diluncurkan pada 2013.
Satelit Fengyun-3F, bergabung dengan armada satelit Fengyun Administrasi Meteorologi China di orbit Bumi rendah dan geosinkron. Media pemerintah China melaporkan bahwa satelit tersebut akan digunakan untuk mengumpulkan data untuk penelitian perubahan iklim, kimia atmosfer, dan lingkungan atmosfer.
Satelit ini juga untuk meningkatkan kesadaran situasional Angkatan Luar Angkasa AS dan melacak satelit di orbit hampir melingkar setinggi 806 kilometer dengan kemiringan 98 derajat di dekat kutub. Jalur itu mengirimkan satelit melintasi ekuator pada pukul 10:00 waktu setempat, yang berarti satelit itu beroperasi di "orbit pagi".
Menurut artikel yang diposting oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), China saat ini adalah satu-satunya negara yang mengoperasikan empat satelit meteorologi dekat Bumi di orbit pagi, pagi, sore, dan non-sinkron matahari. “Satelit Fengyun-3F membawa paket berisi 10 muatan untuk data cuaca, termasuk instrumen baru untuk melacak ozon,” tulis laman Space, Selasa (8/8/2023).
Satelit tersebut memiliki massa sekitar 2.300 kilogram saat diluncurkan dan diperkirakan akan beroperasi selama sekitar satu dekade. Satelit itu dikembangkan oleh Shanghai Academy of Spaceflight Technology (SAST) milik negara.
Satelit Fengyun-3F diluncurkan oleh roket Long March 4C dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi pada 2 Agustus 2023. Peluncuran tersebut merupakan peluncuran orbit ke-32 China pada tahun 2023.
China berencana untuk meluncurkan sekitar 200 pesawat ruang angkasa dengan roket Long March tahun ini. Termasuk peluncuran komersial China untuk mengirimkan satelit tambahan ke luar angkasa.
Satelit Fengyun-3F, bergabung dengan armada satelit Fengyun Administrasi Meteorologi China di orbit Bumi rendah dan geosinkron. Media pemerintah China melaporkan bahwa satelit tersebut akan digunakan untuk mengumpulkan data untuk penelitian perubahan iklim, kimia atmosfer, dan lingkungan atmosfer.
Satelit ini juga untuk meningkatkan kesadaran situasional Angkatan Luar Angkasa AS dan melacak satelit di orbit hampir melingkar setinggi 806 kilometer dengan kemiringan 98 derajat di dekat kutub. Jalur itu mengirimkan satelit melintasi ekuator pada pukul 10:00 waktu setempat, yang berarti satelit itu beroperasi di "orbit pagi".
Menurut artikel yang diposting oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), China saat ini adalah satu-satunya negara yang mengoperasikan empat satelit meteorologi dekat Bumi di orbit pagi, pagi, sore, dan non-sinkron matahari. “Satelit Fengyun-3F membawa paket berisi 10 muatan untuk data cuaca, termasuk instrumen baru untuk melacak ozon,” tulis laman Space, Selasa (8/8/2023).
Satelit tersebut memiliki massa sekitar 2.300 kilogram saat diluncurkan dan diperkirakan akan beroperasi selama sekitar satu dekade. Satelit itu dikembangkan oleh Shanghai Academy of Spaceflight Technology (SAST) milik negara.
Satelit Fengyun-3F diluncurkan oleh roket Long March 4C dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi pada 2 Agustus 2023. Peluncuran tersebut merupakan peluncuran orbit ke-32 China pada tahun 2023.
Baca Juga
China berencana untuk meluncurkan sekitar 200 pesawat ruang angkasa dengan roket Long March tahun ini. Termasuk peluncuran komersial China untuk mengirimkan satelit tambahan ke luar angkasa.
(wib)
tulis komentar anda