Pertama di Dunia, Pesawat Berbahan Bakar Hidrogen Cair Berhasil Mengudara
Sabtu, 09 September 2023 - 23:28 WIB
JAKARTA - Dunia penerbangan kembali membuat terobosan, dengan keberhasilan pesawat berbahan bakar hidrogen cair mengudara dari bandara Maribor, Slovenia. Kesuksesan ini diperkirakan bakal menjadi game changer industri penerbangan di masa depan.
Adalah startup Jerman H2FLY yang berhasil membuat tonggak penting dalam dunia penerbangan ini.
Pesawat HY4 dan dua pilotnya berhasil mengudara selama 3 jam 1 menit dengan konsumsi 10 Kg hidrogen cair. Jika menggunakan kapasitas penyimpanan penuh pesawat sebesar 24 Kg, pesawat dapat bertahan selama 8 jam di udara.
“Rasanya sungguh luar biasa, kerja sama tim yang sempurna menjadi nyata,” kata salah satu pilot, Johannes Garbino-Anton, usai penerbangan dikutip dari ThenextWeb, Sabtu (9/9/2023).
Dia menambahkan, perbedaan terbesar dengan pesawat berbahan bakar avtur adalah minimnya getaran dan kebisingan serta kurangnya emisi karbon dioksida.
Sistem propulsi H2FLY terdiri dari penyimpanan hidrogen, konverter energi sel bahan bakar 120kW, dan mesin listrik. Secara keseluruhan, sudah delapan kali dilakukan kampanye uji penerbangan oleh H2FLY.
Pesawat HY4 hidrogen-listrik telah terbang sejak 2016, namun terobosan kali ini adalah mengoperasikan pesawat menggunakan hidrogen cair, bukan hidrogen dalam bentuk gas.
Hidrogen cair lebih padat energi dibandingkan gas. Artinya, dibutuhkan bobot dan volume tangki yang jauh lebih rendah. Dalam dunia transportasi udara, terutama ketika melakukan retrofit pada pesawat, hal ini sama dengan tidak perlu membuang banyak kursi penumpang, atau mengurangi ruang kargo, untuk muatan.
Adalah startup Jerman H2FLY yang berhasil membuat tonggak penting dalam dunia penerbangan ini.
Pesawat HY4 dan dua pilotnya berhasil mengudara selama 3 jam 1 menit dengan konsumsi 10 Kg hidrogen cair. Jika menggunakan kapasitas penyimpanan penuh pesawat sebesar 24 Kg, pesawat dapat bertahan selama 8 jam di udara.
“Rasanya sungguh luar biasa, kerja sama tim yang sempurna menjadi nyata,” kata salah satu pilot, Johannes Garbino-Anton, usai penerbangan dikutip dari ThenextWeb, Sabtu (9/9/2023).
Dia menambahkan, perbedaan terbesar dengan pesawat berbahan bakar avtur adalah minimnya getaran dan kebisingan serta kurangnya emisi karbon dioksida.
Sistem propulsi H2FLY terdiri dari penyimpanan hidrogen, konverter energi sel bahan bakar 120kW, dan mesin listrik. Secara keseluruhan, sudah delapan kali dilakukan kampanye uji penerbangan oleh H2FLY.
Pesawat HY4 hidrogen-listrik telah terbang sejak 2016, namun terobosan kali ini adalah mengoperasikan pesawat menggunakan hidrogen cair, bukan hidrogen dalam bentuk gas.
Hidrogen cair lebih padat energi dibandingkan gas. Artinya, dibutuhkan bobot dan volume tangki yang jauh lebih rendah. Dalam dunia transportasi udara, terutama ketika melakukan retrofit pada pesawat, hal ini sama dengan tidak perlu membuang banyak kursi penumpang, atau mengurangi ruang kargo, untuk muatan.
tulis komentar anda