Bukan Gila, Penjaga Gawang Ternyata Melihat Dunia dengan Cara Berbeda
Selasa, 10 Oktober 2023 - 07:47 WIB
JAKARTA - Penjaga gawang merupakan posisi bermain bola yang sangat unik. Banyak yang menyangka orang yang ditempatkan sebagai penjaga gawang karena tidak lihai memainkan bola dengan kaki.
Padahal penjaga gawang justru adalah orang-orang yang istimewa. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michael Quinn dari Dublin City University justru menemukan fakta menarik soal penjaga gawang.
Dikutip Study Finds, Selasa (10/10) ini, Michael Quinn mengatakan berbeda dengan pemain sepak bola lainnya, penjaga gawang dituntut mengambil ribuan keputusan dengan cepat. Keputusan itu bahkan harus diambil dengagn mengandalkan informasi sensorik yang terbatas atau tidak lengkap.
"Hipotesis kami hal itu membuat penjaga gawang memiliki peningkatan kapasitas untuk menggabungkan informasi dari berbagai indera," kata peneliti yang saat ini juga menjadi penjaga gawang untuk klub sepak bola Irlandia, Shamrock Rovers.
Berdasarkan pengalamannya sendiri, Michael Quinn percaya bahwa penjaga gawang memiliki perspektif unik terhadap dunia. Hal itu yang membuat dia tertarik untuk melakukan penelitian terhadap 60 orang yang memiliki latar belakang berbeda yakni penjaga gawang, pemain gelandang, dan orang yang tidak bermain sepak bola.
Seluruh peserta diteliti untuk mengetahui kemampuan jendela pengikatan temporal atau temporal binding windows. Momen itu adalah waktu dimana mansuia merespeon sinyal dari berbagai indera secara terintegrasi.
Selama penelitian diketahui penjaga gawang ternyata memiliki jendela pengikatan temporal yang lebih halus. Kondisi itu menunjukkan estimasi waktu isyarat audio-visual yang lebih cepat dan akurat. Menariknya, penjaga gawang menunjukkan lebih sedikit interaksi antara data visual dan pendengaran.
Penelitian menunjukkan bahwa penjaga gawang cenderung memproses sinyal sensorik secara individu dibandingkan secara kombinasi. Persepsi unik ini mungkin berasal dari kebutuhan untuk membuat keputusan cepat berdasarkan isyarat visual dan pendengaran yang diterima pada waktu bergantian.
Misalnya, penjaga gawang mengandalkan lintasan visual bola dan suara yang dihasilkannya saat ditendang. Tergantung pada lokasi pemain, isyarat sensorik ini mungkin tidak cocok.
“Meskipun banyak pemain dan penggemar sepak bola di seluruh dunia akrab dengan gagasan bahwa penjaga gawang itu berbeda dari kita semua, penelitian ini mungkin merupakan pertama kalinya kami membuktikan bukti ilmiah yang mendukung klaim ini,” kata DrDavidMcGovern.
Padahal penjaga gawang justru adalah orang-orang yang istimewa. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michael Quinn dari Dublin City University justru menemukan fakta menarik soal penjaga gawang.
Dikutip Study Finds, Selasa (10/10) ini, Michael Quinn mengatakan berbeda dengan pemain sepak bola lainnya, penjaga gawang dituntut mengambil ribuan keputusan dengan cepat. Keputusan itu bahkan harus diambil dengagn mengandalkan informasi sensorik yang terbatas atau tidak lengkap.
"Hipotesis kami hal itu membuat penjaga gawang memiliki peningkatan kapasitas untuk menggabungkan informasi dari berbagai indera," kata peneliti yang saat ini juga menjadi penjaga gawang untuk klub sepak bola Irlandia, Shamrock Rovers.
Berdasarkan pengalamannya sendiri, Michael Quinn percaya bahwa penjaga gawang memiliki perspektif unik terhadap dunia. Hal itu yang membuat dia tertarik untuk melakukan penelitian terhadap 60 orang yang memiliki latar belakang berbeda yakni penjaga gawang, pemain gelandang, dan orang yang tidak bermain sepak bola.
Seluruh peserta diteliti untuk mengetahui kemampuan jendela pengikatan temporal atau temporal binding windows. Momen itu adalah waktu dimana mansuia merespeon sinyal dari berbagai indera secara terintegrasi.
Selama penelitian diketahui penjaga gawang ternyata memiliki jendela pengikatan temporal yang lebih halus. Kondisi itu menunjukkan estimasi waktu isyarat audio-visual yang lebih cepat dan akurat. Menariknya, penjaga gawang menunjukkan lebih sedikit interaksi antara data visual dan pendengaran.
Penelitian menunjukkan bahwa penjaga gawang cenderung memproses sinyal sensorik secara individu dibandingkan secara kombinasi. Persepsi unik ini mungkin berasal dari kebutuhan untuk membuat keputusan cepat berdasarkan isyarat visual dan pendengaran yang diterima pada waktu bergantian.
Misalnya, penjaga gawang mengandalkan lintasan visual bola dan suara yang dihasilkannya saat ditendang. Tergantung pada lokasi pemain, isyarat sensorik ini mungkin tidak cocok.
“Meskipun banyak pemain dan penggemar sepak bola di seluruh dunia akrab dengan gagasan bahwa penjaga gawang itu berbeda dari kita semua, penelitian ini mungkin merupakan pertama kalinya kami membuktikan bukti ilmiah yang mendukung klaim ini,” kata DrDavidMcGovern.
(dan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda