Air Laut Menghangat 40 Persen Es Antartika Telah Hilang

Senin, 16 Oktober 2023 - 06:31 WIB
40 Persen Es Antartika Telah Hilang. FOTO/ CBS Net
ALASKA - Lebih dari 40 persen lapisan es di Antartika dilaporkan telah menyusut sejak tahun 1997 dan hampir separuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan.



Menurut tim ilmuwan di Universitas Leeds, 67 ton es hilang di bagian barat kawasan tersebut sementara 59 ton bertambah di bagian timur antara tahun 1997 dan 2021, sehingga mengakibatkan kerugian bersih sebesar 7,5 ton.



Pakar Pengamatan Bumi dan kepala penelitian, Dr. Benjamin Davison mengatakan, air hangat di sisi barat Antartika mencairkan banyak lapisan es.

“Lapisan lapisan es terletak di ujung gletser sehingga memperlambat laju alirannya ke laut. Saat menyusut, gletser melepaskan sejumlah besar air tawar ke laut yang dapat mengganggu arus Samudera Selatan,''

“Bagian barat terpapar air hangat yang dapat dengan cepat mengikis lapisan es dari bawah, sedangkan sebagian besar Antartika bagian timur masih terlindung dari air hangat di dekatnya oleh sekelompok air dingin di pesisir pantai,” jelasnya seperti dikutip dari The Wali.

Para ilmuwan mengukur perubahan es dari tahun ke tahun menggunakan satelit yang dapat melihat menembus awan tebal bahkan pada malam kutub yang panjang.

Para peneliti memeriksa lebih dari 100.000 gambar yang diambil dari luar angkasa untuk menganalisis luas lapisan es dan mempublikasikan temuan terbarunya di jurnal Scientific Advances.

Diperkirakan 67 metrik ton air tawar yang dilepaskan ke laut selama periode 25 tahun akan mempengaruhi arus laut yang mengangkut panas dan nutrisi ke seluruh dunia dan perubahan drastis pada iklim bumi mempengaruhi siklus alami di wilayah tersebut.

“Kami memperkirakan sebagian besar es akan mengalami siklus yang cepat, mencair dalam jangka pendek namun kemudian tumbuh kembali secara perlahan. Sebaliknya, saat ini kita melihat hampir separuhnya menyusut tanpa ada tanda-tanda pemulihan,” jelasnya.

Bulan lalu, sebuah penelitian menemukan bahwa Antartika kemungkinan akan mengalami pemanasan hampir dua kali lipat dibandingkan wilayah lain di dunia dan lebih cepat dari perkiraan model krisis iklim.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More