China Bangun Kapal Kontainer Nuklir Pertama, Ditenagai Reaktor Garam Cair
Selasa, 05 Desember 2023 - 21:37 WIB
Galangan kapal asal China, Jiangnan, berencana membangun kapal kontainer raksasa bertenaga nuklir pertama. Foto/SCMP
BEIJING - Galangan kapal asal China , Jiangnan, berencana membangun kapal kontainer raksasa bertenaga nuklir pertama. Uniknya, desain kapal kontainer yang dikenal sebagai KUN-24AP menggunakan reaktor thorium yang lebih aman dan efisien dibandingkan reaktor uranium.
Berbeda dengan reaktor nuklir di kapal perang yang bertenaga uranium, reaktor baru ini kemungkinan besar akan menggunakan logam radioaktif yang disebut thorium. Logam thorium sangat melimpah di China sehingga harganya murah.
“Model kapal baru ini menggunakan energi nuklir sebagai sumber energi bersih dan mengadopsi solusi reaktor garam cair generasi keempat yang canggih,” tulis jurnal Maritime China di akun resmi WeChat dikutip SINDOnews dari laman SCMP, Selasa (5/12/2023).
Reaktor thorium tidak memerlukan air dalam jumlah besar untuk mendinginkannya, sehingga lebih aman dan efisien. Teknologinya ini rumit, sehingga sebagian besar negara telah menyerah dalam mengembangkannya, termasuk Amerika Serikat (AS).
China terus melanjutkan pembangunan reaktor nuklir thorium awal tahun ini dan menjalankan reaktor garam cair berbasis thorium pertama di gurun Gobi. Para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini mengatakan bahwa reaktor semacam itu dapat diaplikasikan di hampir semua lokasi, termasuk kapal.
Bahkan ukurannya yang kecil memungkinkan reaktor thorium digunakan untuk berbagai tujuan. Sebagian besar penelitian yang dilakukan untuk proyek ini dirahasiakan, mungkin kemungkinan penggunaan teknologi tersebut dalam bidang militer.
Desain kapal kontainer baru yang dikenal sebagai KUN-24AP diresmikan oleh Galangan Kapal Jiangnan yang berbasis di Shanghai pada pameran Marintec China di kota tersebut. Peluncuran ini menunjukkan China memiliki kepercayaan yang besar terhadap teknologi tersebut dan siap untuk mempromosikannya ke seluruh dunia.
Jika dibangun, kapal ini menjadi salah satu kapal kontainer terbesar yang pernah ada di dunia dengan kapasitas muatan 24.000 kontainer standar dan ditenagai reaktor nuklir garam cair. “Ini merupakan respons Jiagnan Shipbuilding terhadap perubahan iklim dan persyaratan konservasi energi,” tulis Jurnal Maritime China.
Berbeda dengan reaktor nuklir di kapal perang yang bertenaga uranium, reaktor baru ini kemungkinan besar akan menggunakan logam radioaktif yang disebut thorium. Logam thorium sangat melimpah di China sehingga harganya murah.
“Model kapal baru ini menggunakan energi nuklir sebagai sumber energi bersih dan mengadopsi solusi reaktor garam cair generasi keempat yang canggih,” tulis jurnal Maritime China di akun resmi WeChat dikutip SINDOnews dari laman SCMP, Selasa (5/12/2023).
Reaktor thorium tidak memerlukan air dalam jumlah besar untuk mendinginkannya, sehingga lebih aman dan efisien. Teknologinya ini rumit, sehingga sebagian besar negara telah menyerah dalam mengembangkannya, termasuk Amerika Serikat (AS).
China terus melanjutkan pembangunan reaktor nuklir thorium awal tahun ini dan menjalankan reaktor garam cair berbasis thorium pertama di gurun Gobi. Para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini mengatakan bahwa reaktor semacam itu dapat diaplikasikan di hampir semua lokasi, termasuk kapal.
Bahkan ukurannya yang kecil memungkinkan reaktor thorium digunakan untuk berbagai tujuan. Sebagian besar penelitian yang dilakukan untuk proyek ini dirahasiakan, mungkin kemungkinan penggunaan teknologi tersebut dalam bidang militer.
Desain kapal kontainer baru yang dikenal sebagai KUN-24AP diresmikan oleh Galangan Kapal Jiangnan yang berbasis di Shanghai pada pameran Marintec China di kota tersebut. Peluncuran ini menunjukkan China memiliki kepercayaan yang besar terhadap teknologi tersebut dan siap untuk mempromosikannya ke seluruh dunia.
Jika dibangun, kapal ini menjadi salah satu kapal kontainer terbesar yang pernah ada di dunia dengan kapasitas muatan 24.000 kontainer standar dan ditenagai reaktor nuklir garam cair. “Ini merupakan respons Jiagnan Shipbuilding terhadap perubahan iklim dan persyaratan konservasi energi,” tulis Jurnal Maritime China.
(wib)
tulis komentar anda