Adu Canggih Jet Tempur MiG-29 Vs F-16, Unggul Mana?
Senin, 01 Januari 2024 - 09:00 WIB
JAKARTA - Jet tempur MiG-29 dan F-16 mewakili dua kekuatan utama dunia selama era Perang Dingin. Hingga kini versi terbaru kedua jet tempur tersebut masih mendominasi langit dunia.
Kedua jet tempur ini dikembangkan pada periode yang sama namun memiliki banyak perbedaan. MiG-29 dikembangkan Uni Soviet pada tahun 1970an. Awalnya dirancang untuk pertempuran udara, dengan keandalan dan manuverabilitas di inti desainnya, meskipun kemudian diubah dan ditingkatkan untuk berbagai misi. F-16, di sisi lain, dirancang dari awal untuk menjadi jet tempur multi-peran untuk Angkatan Udara Amerika Serikat.
Ada kesamaan dan perbedaan antara MiG-29 dan F-16 dalam semua aspek, termasuk desain, kinerja, sistem senjata, parameter misi, dan sejarah kedua pesawat tersebut.
MiG-29 dikembangkan pada awal 1970-an. Setelah memproduksi pesawat untuk angkatan bersenjata sendiri pada 1980-an, Uni Soviet mulai mengekspor MiG-29 ke sekutunya, termasuk Polandia dan Belarus. Namun, MiG yang diekspor ini sengaja dirancang tanpa beberapa fitur canggih, termasuk kemampuan menggunakan senjata nuklir.
Lebih dari 30 negara telah mengerahkan MiG-29 sebagai bagian dari angkatan bersenjatanya, dan jet ini masih beroperasi untuk banyak negara, termasuk India, Ukraina, Jerman, Peru, Iran, Korea Utara, dan, tentu saja, Rusia. Dari sekitar 1.600 MiG-29 yang saat ini beroperasi di seluruh dunia, sekitar 600 di antaranya milik Rusia.
F-16 Fighting Falcon dikembangkan oleh General Dynamics, sekarang Lockheed Martin. Proyek ini dimulai ketika AS mencari armada jet tempur yang murah dan mudah diproduksi. F-16 awal hanya membutuhkan biaya USD14,6 juta untuk produksi. Penerbangan perdananya dilakukan dari Pangkalan Angkatan Udara Edwards pada 2 Februari 1974.
Ketika F-16A mulai diproduksi penuh pada akhir 1976, beberapa perubahan telah dilakukan pada desainnya menyesuaikan kebutuhan militer AS, termasuk peningkatan area sayap dan radome hidung yang lebih besar untuk radar yang lebih canggih. Beberapa sekutu AS segera menunjukkan minat untuk menambahkan F-16 ke jajaran kekuatan militernya, seperti Norwegia, Belgia, Denmark, dan Belanda.
Kedua jet tempur ini dikembangkan pada periode yang sama namun memiliki banyak perbedaan. MiG-29 dikembangkan Uni Soviet pada tahun 1970an. Awalnya dirancang untuk pertempuran udara, dengan keandalan dan manuverabilitas di inti desainnya, meskipun kemudian diubah dan ditingkatkan untuk berbagai misi. F-16, di sisi lain, dirancang dari awal untuk menjadi jet tempur multi-peran untuk Angkatan Udara Amerika Serikat.
Ada kesamaan dan perbedaan antara MiG-29 dan F-16 dalam semua aspek, termasuk desain, kinerja, sistem senjata, parameter misi, dan sejarah kedua pesawat tersebut.
Berikut perbandingan MiG-29 dan F-16 dilansir dari Slash Gear, Senin (1/1/2024).
1. Jumlah unit di dunia
MiG-29 dikembangkan pada awal 1970-an. Setelah memproduksi pesawat untuk angkatan bersenjata sendiri pada 1980-an, Uni Soviet mulai mengekspor MiG-29 ke sekutunya, termasuk Polandia dan Belarus. Namun, MiG yang diekspor ini sengaja dirancang tanpa beberapa fitur canggih, termasuk kemampuan menggunakan senjata nuklir.
Lebih dari 30 negara telah mengerahkan MiG-29 sebagai bagian dari angkatan bersenjatanya, dan jet ini masih beroperasi untuk banyak negara, termasuk India, Ukraina, Jerman, Peru, Iran, Korea Utara, dan, tentu saja, Rusia. Dari sekitar 1.600 MiG-29 yang saat ini beroperasi di seluruh dunia, sekitar 600 di antaranya milik Rusia.
F-16 Fighting Falcon dikembangkan oleh General Dynamics, sekarang Lockheed Martin. Proyek ini dimulai ketika AS mencari armada jet tempur yang murah dan mudah diproduksi. F-16 awal hanya membutuhkan biaya USD14,6 juta untuk produksi. Penerbangan perdananya dilakukan dari Pangkalan Angkatan Udara Edwards pada 2 Februari 1974.
Ketika F-16A mulai diproduksi penuh pada akhir 1976, beberapa perubahan telah dilakukan pada desainnya menyesuaikan kebutuhan militer AS, termasuk peningkatan area sayap dan radome hidung yang lebih besar untuk radar yang lebih canggih. Beberapa sekutu AS segera menunjukkan minat untuk menambahkan F-16 ke jajaran kekuatan militernya, seperti Norwegia, Belgia, Denmark, dan Belanda.
tulis komentar anda