NASA Sukses Uji Coba Roket Revolusioner, Misi ke Mars Jadi Lebih Cepat
Kamis, 04 Januari 2024 - 08:04 WIB
FLORIDA - NASA mengumumkan keberhasilan uji coba mesin roket inovatif dengan daya dorong besar untuk misi ke planet Mars . Prototipe roket Rotating Detonation Rocket Engine (RDRE) yang diuji coba menghasilkan daya dorong 25.810 newton (5.800 pon) selama 251 detik.
Uji coba yang dilakukan NASA di Marshall Space Flight Center di Alabama telah mencetak rekor baru untuk teknologi ini. Jumlah tersebut mengalahkan daya dorong 17.800 newton yang berhasil dicapai mesin roket RDRE selama hampir satu menit pada tahun 2022.
Langkah ini semakin dekat untuk mencapai tujuan membangun roket RDRE kelas 44 kilonewton yang sepenuhnya dapat digunakan kembali dan meningkatkan kemampuan mesin roket cair tradisional. “RDRE memungkinkan lompatan besar dalam efisiensi desain,” kata Thomas Teasley, pemimpin proyek RDRE dikutip SINDOnews dari laman Science Alert, Kamis (4/1/2023).
Roket RDRE begitu revolusioner karena memanfaatkan ledakan berkelanjutan yang berputar di sekitar saluran berbentuk cincin. Proses ini memanfaatkan aliran campuran bahan bakar dan oksigen yang dinyalakan oleh setiap ledakan yang terjadi.
Teknologi ini telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dan telah diuji di laboratorium sejak tahun 2020. Namun, baru sekarang para ilmuwan menunjukkan bahwa teknologi ini cukup stabil dan dapat dikelola untuk digunakan dalam roket sungguhan untuk misi ke luar angkasa.
Terpenting, roket RDRE menggunakan lebih sedikit bahan bakar propelan dibandingkan mesin roket konvensional, karena mekanisme mesinnya lebih sederhana. Artinya, misi ke luar angkasa menjadi lebih murah dan dapat melakukan perjalanan lebih jauh.
Para insinyur di balik pengujian tersebut mengatakan bahwa mereka sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana ruang bakar dapat ditingkatkan skalanya. Kemudian disesuaikan untuk mendukung berbagai tingkat daya dorong, berbagai jenis sistem mesin, dan kelas misi yang berbeda.
NASA berharap manusia pertama bisa menginjakkan kaki di tanah Mars pada tahun 2030-an. Masih banyak rintangan yang harus diatasi dalam hal mencapai Mars dan bertahan hidup setelah kita berada di sana, namun memiliki alat penggerak yang efisien akan membantu mengatasi hambatan yang lebih signifikan.
“Hal ini menunjukkan bahwa kita semakin dekat untuk membuat sistem propulsi ringan yang memungkinkan mengirim lebih banyak massa dan muatan lebih jauh ke luar angkasa. Ini merupakan komponen penting dalam visi Bulan ke Mars milik NASA,” kata Teasley.
Uji coba yang dilakukan NASA di Marshall Space Flight Center di Alabama telah mencetak rekor baru untuk teknologi ini. Jumlah tersebut mengalahkan daya dorong 17.800 newton yang berhasil dicapai mesin roket RDRE selama hampir satu menit pada tahun 2022.
Langkah ini semakin dekat untuk mencapai tujuan membangun roket RDRE kelas 44 kilonewton yang sepenuhnya dapat digunakan kembali dan meningkatkan kemampuan mesin roket cair tradisional. “RDRE memungkinkan lompatan besar dalam efisiensi desain,” kata Thomas Teasley, pemimpin proyek RDRE dikutip SINDOnews dari laman Science Alert, Kamis (4/1/2023).
Roket RDRE begitu revolusioner karena memanfaatkan ledakan berkelanjutan yang berputar di sekitar saluran berbentuk cincin. Proses ini memanfaatkan aliran campuran bahan bakar dan oksigen yang dinyalakan oleh setiap ledakan yang terjadi.
Teknologi ini telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dan telah diuji di laboratorium sejak tahun 2020. Namun, baru sekarang para ilmuwan menunjukkan bahwa teknologi ini cukup stabil dan dapat dikelola untuk digunakan dalam roket sungguhan untuk misi ke luar angkasa.
Terpenting, roket RDRE menggunakan lebih sedikit bahan bakar propelan dibandingkan mesin roket konvensional, karena mekanisme mesinnya lebih sederhana. Artinya, misi ke luar angkasa menjadi lebih murah dan dapat melakukan perjalanan lebih jauh.
Para insinyur di balik pengujian tersebut mengatakan bahwa mereka sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana ruang bakar dapat ditingkatkan skalanya. Kemudian disesuaikan untuk mendukung berbagai tingkat daya dorong, berbagai jenis sistem mesin, dan kelas misi yang berbeda.
NASA berharap manusia pertama bisa menginjakkan kaki di tanah Mars pada tahun 2030-an. Masih banyak rintangan yang harus diatasi dalam hal mencapai Mars dan bertahan hidup setelah kita berada di sana, namun memiliki alat penggerak yang efisien akan membantu mengatasi hambatan yang lebih signifikan.
“Hal ini menunjukkan bahwa kita semakin dekat untuk membuat sistem propulsi ringan yang memungkinkan mengirim lebih banyak massa dan muatan lebih jauh ke luar angkasa. Ini merupakan komponen penting dalam visi Bulan ke Mars milik NASA,” kata Teasley.
(wib)
tulis komentar anda