Telinga Kera Berusia 6 Juta Tahun Diklaim Sama dengan Struktur Manusia
Kamis, 01 Februari 2024 - 19:42 WIB
MILAN - Sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Nature menemukan bahwa telinga kera berusia 6 juta tahun memiliki struktur yang mirip dengan telinga manusia modern.
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam telinga mungkin merupakan salah satu langkah awal dalam evolusi manusia untuk berjalan tegak.
Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Universitas New York, Universitas Harvard, dan Universitas Zurich.
Mereka menganalisis fosil telinga kera purba bernama Sahelanthropus tchadensis, yang ditemukan di Chad pada tahun 2002.
Para peneliti menemukan bahwa telinga Sahelanthropus memiliki struktur yang mirip dengan telinga manusia modern dalam beberapa hal. Misalnya, telinganya memiliki liang telinga yang dalam dan tulang pendengaran yang besar.
Menurut para peneliti, struktur ini mungkin membantu Sahelanthropus untuk mendengar lebih baik saat berjalan tegak. Hal ini karena liang telinga yang dalam membantu mengumpulkan suara, dan tulang pendengaran yang besar membantu memfokuskan suara.
Para peneliti juga menemukan bahwa telinga Sahelanthropus tidak memiliki struktur yang khas dari kera modern. Misalnya, telinganya tidak memiliki tulang pendengaran yang kecil yang disebut malleus.
Menurut para peneliti, hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam telinga mungkin merupakan salah satu langkah awal dalam evolusi manusia untuk berjalan tegak.
"Perubahan dalam telinga mungkin telah membantu Sahelanthropus untuk mendengar lebih baik saat berjalan tegak," kata penulis studi, Dr. Stephanie Meldrum dari Universitas New York, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis, (1/2/2024).
"Hal ini mungkin telah memberinya keuntungan dalam kompetisi untuk makanan dan pasangan."
Para peneliti mengatakan bahwa studi ini memberikan wawasan baru tentang evolusi manusia. Mereka mengatakan bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana perubahan dalam telinga berkontribusi pada evolusi manusia untuk berjalan tegak.
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam telinga mungkin merupakan salah satu langkah awal dalam evolusi manusia untuk berjalan tegak.
Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Universitas New York, Universitas Harvard, dan Universitas Zurich.
Mereka menganalisis fosil telinga kera purba bernama Sahelanthropus tchadensis, yang ditemukan di Chad pada tahun 2002.
Para peneliti menemukan bahwa telinga Sahelanthropus memiliki struktur yang mirip dengan telinga manusia modern dalam beberapa hal. Misalnya, telinganya memiliki liang telinga yang dalam dan tulang pendengaran yang besar.
Menurut para peneliti, struktur ini mungkin membantu Sahelanthropus untuk mendengar lebih baik saat berjalan tegak. Hal ini karena liang telinga yang dalam membantu mengumpulkan suara, dan tulang pendengaran yang besar membantu memfokuskan suara.
Para peneliti juga menemukan bahwa telinga Sahelanthropus tidak memiliki struktur yang khas dari kera modern. Misalnya, telinganya tidak memiliki tulang pendengaran yang kecil yang disebut malleus.
Menurut para peneliti, hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam telinga mungkin merupakan salah satu langkah awal dalam evolusi manusia untuk berjalan tegak.
"Perubahan dalam telinga mungkin telah membantu Sahelanthropus untuk mendengar lebih baik saat berjalan tegak," kata penulis studi, Dr. Stephanie Meldrum dari Universitas New York, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis, (1/2/2024).
"Hal ini mungkin telah memberinya keuntungan dalam kompetisi untuk makanan dan pasangan."
Para peneliti mengatakan bahwa studi ini memberikan wawasan baru tentang evolusi manusia. Mereka mengatakan bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana perubahan dalam telinga berkontribusi pada evolusi manusia untuk berjalan tegak.
(wbs)
tulis komentar anda