Bukan Isapan Jempol, Satelit Mata-Mata Korea Utara Betul-Betul Beroperasi
Kamis, 29 Februari 2024 - 08:00 WIB
JAKARTA - Korea Utara berhasil meluncurkan satelit mata-mata Malligyong-1 ke orbit pada November 2023. Satelit ini betul-betul beroperasi meski dunia sempat meragukan.
"Satelit tersebut masih hidup," tulis Dr. Marco Langbroek, ahli satelit di Universitas Teknologi Delft di Belanda, dalam sebuah pos blog dilansir dari Straits Times, Kamis (29/2/2024).
Bukti satelit mata-mata Korea Utara itu betul-betul operasional adalah adanya menuver dalam orbitnya. Hal itu menunjukkan Pyongyang berhasil mengendalikan wahana antariksa tersebut, meskipun kemampuannya masih belum diketahui.
Dari 19 hingga 24 Februari, satelit mata-mata Malligyong-1 melakukan manuver untuk meninggikan perigeenya, atau titik terendah dalam orbitnya, dari 488km menjadi 497km, berdasarkan data dari Combined Space Operations Centre. "Manuver tersebut membuktikan Malligyong-1 tidak mati dan bahwa Korea Utara memiliki kontrol atas satelit tersebut, sesuatu yang sempat dipertanyakan," katanya.
Kesuksesan satelit Malligyong-1 ini menyusul dua kegagalan Korea Utara sebelumnya. Media negara Korut mengklaim telah memotret situs militer dan politik sensitif di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan tempat lain, tetapi belum merilis gambar. Pengintai radio independen juga tidak mendeteksi sinyal dari satelit tersebut.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan satelit tersebut berada di orbit. Pada 26 Februari, Menteri Pertahanan Shin Won-sik mengatakan bahwa satelit tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda melakukan tugas lain atau melakukan pengintaian.
Dr. Langbroek kembali menekankan bahwa satelit mata-mata Korea Utara benar-benar operasional. "Meskipun saat ini kita memang tidak bisa yakin apakah satelit tersebut berhasil mengambil gambar, setidaknya satelit tersebut melakukan manuver orbital, jadi dalam hal itu fungsional."
Manuver peningkatan orbit tersebut merupakan kejutan karena keberadaan sistem propulsi di atas wahana antariksa tidak terduga, dan satelit-satelit Korea Utara sebelumnya tidak pernah bermanuver. "Mempunyai kapasitas untuk meninggikan orbit satelit adalah hal besar," kata Dr. Langbroek.
Hal itu berarti selama ada bahan bakar di satelit, Korea Utara dapat memperpanjang masa pakai satelit dengan meninggikan ketinggiannya ketika terlalu rendah karena peluruhan orbital. Korea Utara yang memiliki senjata nuklir berkomitmen untuk meluncurkan tiga satelit mata-mata lainnya pada 2024.
"Satelit tersebut masih hidup," tulis Dr. Marco Langbroek, ahli satelit di Universitas Teknologi Delft di Belanda, dalam sebuah pos blog dilansir dari Straits Times, Kamis (29/2/2024).
Bukti satelit mata-mata Korea Utara itu betul-betul operasional adalah adanya menuver dalam orbitnya. Hal itu menunjukkan Pyongyang berhasil mengendalikan wahana antariksa tersebut, meskipun kemampuannya masih belum diketahui.
Dari 19 hingga 24 Februari, satelit mata-mata Malligyong-1 melakukan manuver untuk meninggikan perigeenya, atau titik terendah dalam orbitnya, dari 488km menjadi 497km, berdasarkan data dari Combined Space Operations Centre. "Manuver tersebut membuktikan Malligyong-1 tidak mati dan bahwa Korea Utara memiliki kontrol atas satelit tersebut, sesuatu yang sempat dipertanyakan," katanya.
Kesuksesan satelit Malligyong-1 ini menyusul dua kegagalan Korea Utara sebelumnya. Media negara Korut mengklaim telah memotret situs militer dan politik sensitif di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan tempat lain, tetapi belum merilis gambar. Pengintai radio independen juga tidak mendeteksi sinyal dari satelit tersebut.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan satelit tersebut berada di orbit. Pada 26 Februari, Menteri Pertahanan Shin Won-sik mengatakan bahwa satelit tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda melakukan tugas lain atau melakukan pengintaian.
Dr. Langbroek kembali menekankan bahwa satelit mata-mata Korea Utara benar-benar operasional. "Meskipun saat ini kita memang tidak bisa yakin apakah satelit tersebut berhasil mengambil gambar, setidaknya satelit tersebut melakukan manuver orbital, jadi dalam hal itu fungsional."
Manuver peningkatan orbit tersebut merupakan kejutan karena keberadaan sistem propulsi di atas wahana antariksa tidak terduga, dan satelit-satelit Korea Utara sebelumnya tidak pernah bermanuver. "Mempunyai kapasitas untuk meninggikan orbit satelit adalah hal besar," kata Dr. Langbroek.
Hal itu berarti selama ada bahan bakar di satelit, Korea Utara dapat memperpanjang masa pakai satelit dengan meninggikan ketinggiannya ketika terlalu rendah karena peluruhan orbital. Korea Utara yang memiliki senjata nuklir berkomitmen untuk meluncurkan tiga satelit mata-mata lainnya pada 2024.
(msf)
tulis komentar anda