Tumpukan Batu Aneh di Afrika Bisa Jadi Bukti Gempa Bumi Tertua

Selasa, 12 Maret 2024 - 15:09 WIB
Lapisan yang terbentuk di darat atau di perairan dangkal - misalnya, kristal barit indah yang mengkristal sebagai evaporit, atau sisa-sisa kolam lumpur yang menggelembung - ditemukan berada di atas bebatuan yang terakumulasi di dasar laut dalam. Balok-balok batuan vulkanik, rijang, batupasir, dan konglomerat berada dalam keadaan kacau balau dan bercampur aduk.

Para peneliti menyadari bahwa peta ini tampak sangat mirip dengan peta geologi (oleh Simon Lamb) yang dibuat setelah terjadinya tanah longsor bawah laut yang terjadi baru-baru ini. Hal ini dipicu oleh gempa bumi besar di sepanjang patahan terbesar di Selandia Baru, megathrust di zona subduksi Hikurangi.

Batuan dasar tersebut terbuat dari tumpukan batuan sedimen, yang awalnya terbentuk di dasar laut lepas pantai Selandia Baru sekitar 20 juta tahun yang lalu. Wilayah ini terletak di tepi palung samudera dalam, tempat lempeng tektonik Pasifik meluncur ke bawah di zona subduksi sehingga sering terjadi gempa bumi besar.

Bebatuan di Selandia Baru menjadi kunci untuk membaca catatan geologi di Sabuk Greenstone Barberton.

Apa yang tadinya dianggap tidak dapat dijelaskan ternyata merupakan sisa dari tanah longsor raksasa yang mengandung sedimen yang tertimbun baik di darat maupun di perairan sangat dangkal, bercampur dengan sedimen yang terakumulasi di dasar laut dalam.

Penemuan ini menunjukkan bahwa Bumi purba mungkin lebih mirip dengan Bumi saat ini daripada yang kita duga sebelumnya.
(wbs)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More