Fenomena Ekuinoks Maret 2024: Penyebab Cuaca Super Panas dan Pergantian Musim
Rabu, 20 Maret 2024 - 12:43 WIB
JAKARTA - Cuaca panas terik yang menusuk kulit dapat dirasakan hari ini, Rabu (20/3/2024). Diketahui penyebabnya adalah fenomena ekuinoks yang berlangsung sejak pukul 10:04 WIB.
Bagi sebagian orang, mungkin fenomena ekuinoks sendiri masih sangat asing di telinga. Lantas apa sebenarnya fenomena ekuinoks? Untuk menemukan jawabannya, simak paparan berikut.
Sebagaimana dihimpun dari InfoAstronomy, ekuinoks merupakan fenomena yang menandai hari pertama musim semi bagi belahan Bumi utara, dan hari pertama musim gugur bagi belahan Bumi selatan.
Pada momen ini, di mana pun di Bumi, bisa dirasakan bahwa waktu siang dan malam hampir sama, karena perjalanan tahunan Matahari melintasi konstelasi zodiak membawanya melintasi ekuator langit.
Fenomena ekuinoks terjadi karena sumbu putaran Bumi terhadap porosnya atau sumbu rotasinya, miring dengan sudut 23,5° terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari. Jadi bukan Mataharinya yang bergerak pindah tempat di langit, tapi Buminya yang berevolusi termiring-miring.
Kemiringan sumbu rotasi Bumi ini cenderung tetap sambil Bumi mengelilingi Matahari. Akibatnya, terkadang kutub utara Bumi miring ke arah Matahari (pada bulan Juni), dan terkadang miring menjauh dari Matahari (pada bulan Desember).
Pada ekuinoks bulan Maret ini, Matahari memiliki asensiorekta yang hampir tepat nol. Hal ini karena titik nol asensiorekta ditentukan oleh posisi pusat Matahari pada saat ekuinoks.
Untuk Indonesia yang terletak di ekuator, pada momen ekuinoks hari ini, intensitas penyinaran Matahari akan mencapai maksimumnya, meski tidak akan menyebabkan peningkatan suhu yang signifikan, teriknya Matahari terasa menembus kulit.
Dan setelah ekuinoks hari ini, Matahari akan melanjutkan gerak semunya semakin ke utara, hingga ia mencapai titik balik paling utara pada Juni mendatang, musim panas di belahanBumiutara.
Bagi sebagian orang, mungkin fenomena ekuinoks sendiri masih sangat asing di telinga. Lantas apa sebenarnya fenomena ekuinoks? Untuk menemukan jawabannya, simak paparan berikut.
Sebagaimana dihimpun dari InfoAstronomy, ekuinoks merupakan fenomena yang menandai hari pertama musim semi bagi belahan Bumi utara, dan hari pertama musim gugur bagi belahan Bumi selatan.
Siang dan Malam Hampir Sama
Penamaan ekuinoks berasal dari kata Latin aequus (sama rata) dan nox (malam), berangkat dari peristiwa yang disertainya, di mana waktu siang dan malam hampir sama persis 12 jam.Pada momen ini, di mana pun di Bumi, bisa dirasakan bahwa waktu siang dan malam hampir sama, karena perjalanan tahunan Matahari melintasi konstelasi zodiak membawanya melintasi ekuator langit.
Fenomena ekuinoks terjadi karena sumbu putaran Bumi terhadap porosnya atau sumbu rotasinya, miring dengan sudut 23,5° terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari. Jadi bukan Mataharinya yang bergerak pindah tempat di langit, tapi Buminya yang berevolusi termiring-miring.
Kemiringan sumbu rotasi Bumi ini cenderung tetap sambil Bumi mengelilingi Matahari. Akibatnya, terkadang kutub utara Bumi miring ke arah Matahari (pada bulan Juni), dan terkadang miring menjauh dari Matahari (pada bulan Desember).
Pada ekuinoks bulan Maret ini, Matahari memiliki asensiorekta yang hampir tepat nol. Hal ini karena titik nol asensiorekta ditentukan oleh posisi pusat Matahari pada saat ekuinoks.
Pergantian Musim
Dampak yang ditimbulkan dari ekuinoks pada kehidupan sehari-hari di Bumi adalah adanya pergantian musim terutama bagi negara-negara subtropis dan berlintang tinggi.Untuk Indonesia yang terletak di ekuator, pada momen ekuinoks hari ini, intensitas penyinaran Matahari akan mencapai maksimumnya, meski tidak akan menyebabkan peningkatan suhu yang signifikan, teriknya Matahari terasa menembus kulit.
Dan setelah ekuinoks hari ini, Matahari akan melanjutkan gerak semunya semakin ke utara, hingga ia mencapai titik balik paling utara pada Juni mendatang, musim panas di belahanBumiutara.
(dan)
tulis komentar anda