Matahari Buatan Korsel Diklaim Lebih Panas dari yang Asli
Senin, 01 April 2024 - 10:47 WIB
Tungsten memiliki titik leleh tertinggi di antara semua logam, dan keberhasilan tim dalam mempertahankan mode H untuk jangka waktu yang lebih lama terutama disebabkan oleh keberhasilan peningkatan ini. NST melaporkan bahwa perubahan ini merupakan kemajuan yang signifikan.
“Dibandingkan dengan pengalih berbasis karbon sebelumnya, pengalih tungsten baru hanya menunjukkan peningkatan suhu permukaan sebesar 25% di bawah beban panas serupa. Hal ini memberikan keuntungan yang signifikan untuk operasi pembangkit listrik dengan pemanasan tinggi dengan pulsa panjang,” jelas NST.
Keberhasilan pengalih tungsten dapat memberikan data yang sangat berharga untuk proyek Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER). ITER adalah megaproyek fusi internasional senilai $21,5 miliar yang dikembangkan di Prancis oleh puluhan negara, termasuk Korea, Tiongkok, AS, UE, dan Rusia.
Recharge News melaporkan bahwa ITER diperkirakan akan mencapai plasma pertamanya pada tahun 2025 dan ditugaskan sepenuhnya pada tahun 2035. Tungsten akan digunakan pada pengalihnya sendiri.
Suk Jae Yoo, Presiden Institut Energi Fusion Korea, telah mengumumkan bahwa penelitian ini adalah “lampu hijau” untuk mendapatkan teknologi inti yang diperlukan untuk “reaktor DEMO”, yang merupakan pembangkit listrik percontohan di masa depan.
Timnya sekarang bertujuan untuk mengamankan teknologi inti yang diperlukan untuk pengoperasian ITER dan reaktor DEMO di masa depan.
“Dibandingkan dengan pengalih berbasis karbon sebelumnya, pengalih tungsten baru hanya menunjukkan peningkatan suhu permukaan sebesar 25% di bawah beban panas serupa. Hal ini memberikan keuntungan yang signifikan untuk operasi pembangkit listrik dengan pemanasan tinggi dengan pulsa panjang,” jelas NST.
Keberhasilan pengalih tungsten dapat memberikan data yang sangat berharga untuk proyek Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER). ITER adalah megaproyek fusi internasional senilai $21,5 miliar yang dikembangkan di Prancis oleh puluhan negara, termasuk Korea, Tiongkok, AS, UE, dan Rusia.
Recharge News melaporkan bahwa ITER diperkirakan akan mencapai plasma pertamanya pada tahun 2025 dan ditugaskan sepenuhnya pada tahun 2035. Tungsten akan digunakan pada pengalihnya sendiri.
Suk Jae Yoo, Presiden Institut Energi Fusion Korea, telah mengumumkan bahwa penelitian ini adalah “lampu hijau” untuk mendapatkan teknologi inti yang diperlukan untuk “reaktor DEMO”, yang merupakan pembangkit listrik percontohan di masa depan.
Timnya sekarang bertujuan untuk mengamankan teknologi inti yang diperlukan untuk pengoperasian ITER dan reaktor DEMO di masa depan.
(wbs)
tulis komentar anda