Kebakaran Zombie Arktik Diklaim Akibat Api Bawah Tanah yang Membara
Kamis, 30 Mei 2024 - 21:41 WIB
WELLINGTON - Di wilayah Arktik, Kanada, dan Siberia, terdapat fenomena aneh yang dikenal sebagai "kebakaran zombie". Api ini menghilang dari permukaan selama musim dingin, membara di bawah tanah, sebelum kembali muncul di musim semi berikutnya.
Perilaku api yang membingungkan ini menjadi teka-teki bagi para ilmuwan. Bagaimana api bisa bertahan hidup di bawah tanah selama berbulan-bulan tanpa oksigen? Dan apa yang menyebabkan mereka menyala kembali di musim semi?
Sebelumnya, banyak yang menduga bahwa kebakaran zombie adalah sisa-sisa api permukaan yang masih membara. Namun, penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan lain.
Pemanasan atmosfer yang pesat di atas permukaan tanah dapat memanaskan gambut secara tiba-tiba hingga mencapai titik nyala di bawah tanah, tanpa memerlukan percikan api atau sumber api eksternal.
Fenomena ini dikenal sebagai pembakaran spontan, dan para ilmuwan percaya bahwa ini bisa menjadi penyebab utama kebakaran zombie.
Laporan tentang kebakaran zombie sudah ada sejak tahun 1940-an, namun frekuensi dan intensitasnya meningkat secara drastis dalam dua dekade terakhir.
Hal ini sejalan dengan percepatan pemanasan di Arktik, yang merupakan wilayah yang memanas paling cepat di planet ini.
Pada awal tahun 2024, lebih dari 100 kebakaran zombie tercatat di provinsi British Columbia, Kanada. Fenomena ini bahkan diamati di dekat desa terdingin di dunia, Oymyakon di Siberia timur laut.
Di sana, api zombie membakar selama beberapa musim dingin, menyebabkan sekitar 3,5 persen wilayah terbakar setiap tahunnya.
Kebakaran zombie menghadirkan tantangan unik bagi upaya pemadaman api. Api yang tersembunyi di bawah tanah sulit dideteksi dan dipadamkan, dan dapat terus membara selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Hal ini menimbulkan risiko yang signifikan bagi ekosistem Arktik yang rapuh dan penduduknya.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya sifat dan perilaku kebakaran zombie.
Dengan mempelajari fenomena ini, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mencegah dan memadamkan kebakaran, serta mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan manusia.
Perilaku api yang membingungkan ini menjadi teka-teki bagi para ilmuwan. Bagaimana api bisa bertahan hidup di bawah tanah selama berbulan-bulan tanpa oksigen? Dan apa yang menyebabkan mereka menyala kembali di musim semi?
Sebelumnya, banyak yang menduga bahwa kebakaran zombie adalah sisa-sisa api permukaan yang masih membara. Namun, penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan lain.
Pemanasan atmosfer yang pesat di atas permukaan tanah dapat memanaskan gambut secara tiba-tiba hingga mencapai titik nyala di bawah tanah, tanpa memerlukan percikan api atau sumber api eksternal.
Fenomena ini dikenal sebagai pembakaran spontan, dan para ilmuwan percaya bahwa ini bisa menjadi penyebab utama kebakaran zombie.
Laporan tentang kebakaran zombie sudah ada sejak tahun 1940-an, namun frekuensi dan intensitasnya meningkat secara drastis dalam dua dekade terakhir.
Hal ini sejalan dengan percepatan pemanasan di Arktik, yang merupakan wilayah yang memanas paling cepat di planet ini.
Pada awal tahun 2024, lebih dari 100 kebakaran zombie tercatat di provinsi British Columbia, Kanada. Fenomena ini bahkan diamati di dekat desa terdingin di dunia, Oymyakon di Siberia timur laut.
Di sana, api zombie membakar selama beberapa musim dingin, menyebabkan sekitar 3,5 persen wilayah terbakar setiap tahunnya.
Kebakaran zombie menghadirkan tantangan unik bagi upaya pemadaman api. Api yang tersembunyi di bawah tanah sulit dideteksi dan dipadamkan, dan dapat terus membara selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Hal ini menimbulkan risiko yang signifikan bagi ekosistem Arktik yang rapuh dan penduduknya.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya sifat dan perilaku kebakaran zombie.
Dengan mempelajari fenomena ini, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mencegah dan memadamkan kebakaran, serta mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan manusia.
(wbs)
tulis komentar anda