Eropa Klaim Banyak Bangunan Suci Islam Dipengaruhi Arsitektur Romawi
Kamis, 11 Juli 2024 - 20:48 WIB
BERLIN - Pada abad ke-7 M, Islam muncul sebagai kekuatan utama di wilayah Mediterania dan Timur Tengah. Peradaban Islam yang berkembang pesat menyerap dan mengadaptasi berbagai elemen budaya dan arsitektur dari peradaban yang ditaklukkannya, termasuk Bizantium.
Masjid-masjid awal Islam sering kali didirikan di atas bekas gereja Bizantium, memanfaatkan kembali struktur dan elemen arsitekturnya.
Seperti dilansir dari The Archeologist, beberapa contoh pengaruh arsitektur Romawi dan Bizantium yang terlihat dalam bangunan Islam:
Penggunaan Kubah: Kubah menjadi elemen penting dalam arsitektur Islam, terinspirasi dari kubah besar dan megah pada gereja Bizantium. Kubah Masjidil Haram di Mekkah, yang dibangun kembali pada abad ke-7 M, menampilkan kubah yang terinspirasi dari Hagia Sophia.
Lengkungan dan pilar Romawi juga banyak digunakan dalam arsitektur Islam. Lengkungan semi-lingkaran dan lengkungan runcing sering menghiasi pintu masuk, jendela, dan serambi masjid. Pilar-pilar kokoh menopang struktur bangunan dan memberikan kesan megah.
Penggunaan mosaik yang rumit dan hiasan yang indah pada interior masjid juga terinspirasi dari tradisi Bizantium. Masjid Agung Damaskus, contohnya, terkenal dengan mosaik emasnya yang berkilauan.
Ornamen geometris yang rumit, seperti pola arabesque, juga menjadi ciri khas arsitektur Islam. Ornamen ini terinspirasi dari seni Bizantium dan pra-Islam, dan sering kali diukir pada batu, kayu, dan kaca patri.
Pengaruh Romawi dan Bizantium tidak hanya sebatas adopsi elemen arsitektur. Para arsitek Islam juga mengembangkan dan memodifikasi elemen-elemen ini, menciptakan gaya arsitektur Islam yang unik dan kaya. Penggunaan mihrab (ceruk yang menunjukkan arah kiblat) dan minaret (menara masjid) adalah contoh inovasi arsitektur Islam yang tidak ditemukan dalam budaya Romawi atau Bizantium.
Perpaduan elemen-elemen arsitektur Romawi, Bizantium, dan Islam menghasilkan warisan arsitektur yang luar biasa, yang terlihat jelas dalam masjid-masjid megah di seluruh dunia. Masjid-masjid ini menjadi simbol perpaduan budaya dan peradaban, dan terus menginspirasi para arsitek dan seniman hingga saat ini.
Pengaruh arsitektur Romawi dan Bizantium sangatlah signifikan dalam perkembangan arsitektur Islam. Para arsitek Islam mengadopsi dan mengadaptasi elemen-elemen arsitektur Romawi dan Bizantium, namun juga mengembangkan gaya arsitektur unik mereka sendiri.
Perpaduan ini menghasilkan warisan arsitektur yang kaya dan indah, yang terus memukau dan menginspirasi orang-orang di seluruh dunia.
Masjid-masjid awal Islam sering kali didirikan di atas bekas gereja Bizantium, memanfaatkan kembali struktur dan elemen arsitekturnya.
Seperti dilansir dari The Archeologist, beberapa contoh pengaruh arsitektur Romawi dan Bizantium yang terlihat dalam bangunan Islam:
Penggunaan Kubah: Kubah menjadi elemen penting dalam arsitektur Islam, terinspirasi dari kubah besar dan megah pada gereja Bizantium. Kubah Masjidil Haram di Mekkah, yang dibangun kembali pada abad ke-7 M, menampilkan kubah yang terinspirasi dari Hagia Sophia.
Lengkungan dan pilar Romawi juga banyak digunakan dalam arsitektur Islam. Lengkungan semi-lingkaran dan lengkungan runcing sering menghiasi pintu masuk, jendela, dan serambi masjid. Pilar-pilar kokoh menopang struktur bangunan dan memberikan kesan megah.
Penggunaan mosaik yang rumit dan hiasan yang indah pada interior masjid juga terinspirasi dari tradisi Bizantium. Masjid Agung Damaskus, contohnya, terkenal dengan mosaik emasnya yang berkilauan.
Ornamen geometris yang rumit, seperti pola arabesque, juga menjadi ciri khas arsitektur Islam. Ornamen ini terinspirasi dari seni Bizantium dan pra-Islam, dan sering kali diukir pada batu, kayu, dan kaca patri.
Pengaruh Romawi dan Bizantium tidak hanya sebatas adopsi elemen arsitektur. Para arsitek Islam juga mengembangkan dan memodifikasi elemen-elemen ini, menciptakan gaya arsitektur Islam yang unik dan kaya. Penggunaan mihrab (ceruk yang menunjukkan arah kiblat) dan minaret (menara masjid) adalah contoh inovasi arsitektur Islam yang tidak ditemukan dalam budaya Romawi atau Bizantium.
Perpaduan elemen-elemen arsitektur Romawi, Bizantium, dan Islam menghasilkan warisan arsitektur yang luar biasa, yang terlihat jelas dalam masjid-masjid megah di seluruh dunia. Masjid-masjid ini menjadi simbol perpaduan budaya dan peradaban, dan terus menginspirasi para arsitek dan seniman hingga saat ini.
Pengaruh arsitektur Romawi dan Bizantium sangatlah signifikan dalam perkembangan arsitektur Islam. Para arsitek Islam mengadopsi dan mengadaptasi elemen-elemen arsitektur Romawi dan Bizantium, namun juga mengembangkan gaya arsitektur unik mereka sendiri.
Perpaduan ini menghasilkan warisan arsitektur yang kaya dan indah, yang terus memukau dan menginspirasi orang-orang di seluruh dunia.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda