Astronot NASA Termukan Gua Terdalam di Bulan
Senin, 29 Juli 2024 - 17:29 WIB
NEW YORK - Penemuan signifikan jaringan gua di bawah permukaan Bulan . Gua-gua ini dipercaya terbentuk akibat pendinginan lava dan memiliki potensi besar sebagai tempat perlindungan bagi para astronot di masa depan.
Penemuan ini didukung oleh data yang diperoleh dari Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA.
Gua ini hanyalah satu dari ratusan gua yang barangkali masih tersembunyi di "dunia bawah tanah yang belum ditemukan", imbuh para peneliti.
Banyak negara berlomba dengan waktu agar manusia bisa tinggal secara permanen di Bulan. Namun, untuk itu, mereka perlu melindungi astronot dari radiasi, suhu ekstrem, dan cuaca luar angkasa.
Helen Sharman, astronot Inggris pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa, mengatakan kepada BBC News bahwa gua yang baru ditemukan di bulan ini terlihat cocok untuk menjadi sebuah basis.
Sharman menduga manusia bisa tinggal di terowongan bulan dalam kurun waktu 20-30 tahun.
Akan tetapi, Sharman mengatakan gua ini begitu dalam sehingga astronot mungkin perlu menggunakan tali untuk turun dan menggunakan “jetpack atau lift” untuk keluar.
Lorenzo Bruzzone dan Leonardo Carrer dari Universitas Trento di Italia menemukan gua tersebut dengan menggunakan radar untuk menembus bukaan sebuah lubang di dataran berbatu yang disebut Mare Tranquillitatis.
Penemuan ini didukung oleh data yang diperoleh dari Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA.
Gua ini hanyalah satu dari ratusan gua yang barangkali masih tersembunyi di "dunia bawah tanah yang belum ditemukan", imbuh para peneliti.
Banyak negara berlomba dengan waktu agar manusia bisa tinggal secara permanen di Bulan. Namun, untuk itu, mereka perlu melindungi astronot dari radiasi, suhu ekstrem, dan cuaca luar angkasa.
Helen Sharman, astronot Inggris pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa, mengatakan kepada BBC News bahwa gua yang baru ditemukan di bulan ini terlihat cocok untuk menjadi sebuah basis.
Sharman menduga manusia bisa tinggal di terowongan bulan dalam kurun waktu 20-30 tahun.
Akan tetapi, Sharman mengatakan gua ini begitu dalam sehingga astronot mungkin perlu menggunakan tali untuk turun dan menggunakan “jetpack atau lift” untuk keluar.
Lorenzo Bruzzone dan Leonardo Carrer dari Universitas Trento di Italia menemukan gua tersebut dengan menggunakan radar untuk menembus bukaan sebuah lubang di dataran berbatu yang disebut Mare Tranquillitatis.
tulis komentar anda