Makin Canggih, Drone Baba Yaga Ukraina Kini Dilengkapi Misil
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 22:21 WIB
JAKARTA - Drone Baba Yaga andalan Ukraina di medan perang melawan Rusia kini mendapat pembaharuan dengan kemampuan meluncurkan misil berpemandu.
Dengan teknologi terbaru ini, drone Baba Yaga akan mampu menyerang kendaraan lapis baja yang paling tangguh sekalipun dalam kondisi bergerak, dengan presisi tinggi, dan melakukannya berulang-ulang jauh di belakang garis musuh tanpa harus mempertahankan posisi tetap di atas target.
Dilansir dari The War Zone, Sabtu (3/8/2024) gambar-gambar drone Baba Yaga yang berhasil ditangkap oleh pasukan Rusia muncul di Telegram hari ini. Mereka menunjukkan drone Baba Yaga dengan antena, amunisi unik, serta bagian yang tampaknya dirancang untuk panduan laser. Senjata drone ini ditandai dengan BK-30F yang memiliki hulu ledak besar.
Jenis senjata yang tepat belum jelas, tetapi bisa jadi merupakan perkembangan dari rudal 9K112 Kobra. Kobra adalah senjata buatan Soviet. Dirancang untuk diluncurkan dari laras tank, Kobra dipandu ke targetnya menggunakan penglihatan optik, mirip dengan cara rudal TOW Amerika melakukan tugasnya.
Sirip pada amunisi BK-30F juga tidak tampak melengkung untuk menyesuaikan dengan tubuh rudal, yang merupakan kunci untuk peluncuran melalui tabung atau meriam utama tank.
Memasangkan senjata seperti ini dengan drone Baba Yaga memang masuk akal. Pesawat tanpa awak ini bukanlah senjata murah atau sekali pakai seperti drone FPV lainnya. Mereka adalah sistem kelas industri. Harganya puluhan ribu dolar dan dapat mengangkat muatan yang signifikan lebih dari puluhan kilometer.
Bahkan jika tidak dilengkapi dengan motor roket dan hanya digunakan dalam mode jatuh bebas, amunisi terpandu akan memungkinkan drone Baba Yaga untuk menyerang target dari ketinggian yang jauh lebih tinggi dan tanpa harus bergantung langsung di atas target yang diserang. Drone kemudian dapat terus bergerak untuk menyelamatkan diri.
Dengan teknologi terbaru ini, drone Baba Yaga akan mampu menyerang kendaraan lapis baja yang paling tangguh sekalipun dalam kondisi bergerak, dengan presisi tinggi, dan melakukannya berulang-ulang jauh di belakang garis musuh tanpa harus mempertahankan posisi tetap di atas target.
Dilansir dari The War Zone, Sabtu (3/8/2024) gambar-gambar drone Baba Yaga yang berhasil ditangkap oleh pasukan Rusia muncul di Telegram hari ini. Mereka menunjukkan drone Baba Yaga dengan antena, amunisi unik, serta bagian yang tampaknya dirancang untuk panduan laser. Senjata drone ini ditandai dengan BK-30F yang memiliki hulu ledak besar.
Jenis senjata yang tepat belum jelas, tetapi bisa jadi merupakan perkembangan dari rudal 9K112 Kobra. Kobra adalah senjata buatan Soviet. Dirancang untuk diluncurkan dari laras tank, Kobra dipandu ke targetnya menggunakan penglihatan optik, mirip dengan cara rudal TOW Amerika melakukan tugasnya.
Sirip pada amunisi BK-30F juga tidak tampak melengkung untuk menyesuaikan dengan tubuh rudal, yang merupakan kunci untuk peluncuran melalui tabung atau meriam utama tank.
Memasangkan senjata seperti ini dengan drone Baba Yaga memang masuk akal. Pesawat tanpa awak ini bukanlah senjata murah atau sekali pakai seperti drone FPV lainnya. Mereka adalah sistem kelas industri. Harganya puluhan ribu dolar dan dapat mengangkat muatan yang signifikan lebih dari puluhan kilometer.
Bahkan jika tidak dilengkapi dengan motor roket dan hanya digunakan dalam mode jatuh bebas, amunisi terpandu akan memungkinkan drone Baba Yaga untuk menyerang target dari ketinggian yang jauh lebih tinggi dan tanpa harus bergantung langsung di atas target yang diserang. Drone kemudian dapat terus bergerak untuk menyelamatkan diri.
tulis komentar anda