Drone Baba Yaga, Mimpi Buruk bagi Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Drone Baba Yaga mendatangkan mimpi buruk bagi tentara Rusia, terutama di wilayah Avdiivka. Di medan pertempuran ini, Rusia disebut-sebut telah kehilangan ratusan kendaraan tempur berbagai jenis dan sekitar 10.000 prajurit.
Selain serangan artileri, korban signifikan disebabkan oleh drone Ukraina berjuluk Baba Yaga karena kemampuan operasional yang luas.
Dilansir dari Essanews, Rabu (22/11/2023), hal ini memungkinkan karena para ahli militer Ukraina dan pilot drone, termasuk FlyEye Poland, berhasil menghancurkan sistem perang elektronik Rusia R-330Z Zhitel menggunakan artileri.
Baru-baru ini, baik Ukraina maupun Rusia telah melengkapi tank-tank mereka dengan sistem yang mengganggu frekuensi yang digunakan oleh drone, sehingga mengurangi efektivitas drone kamikaze. Namun, penting untuk dicatat bahwa pemancar ini memiliki jangkauan terbatas, menciptakan perisai yang hanya mencakup beberapa ratus kaki saja.
Perubahan ini membuat drone tanpa awak kurang efektif. Namun, serangan dengan rudal anti-tank, granat PG-7VL, ranjau TM-62, atau peluru mortar dari jarak 100 atau 200 meter, tetap merupakan ancaman serius.
Ancaman paling besar sekarang berasal dari drone Baba Yaga. Sebab, drone ini mampu membawa 44 pound bahan peledak dan terbang pada ketinggian 200 - 400 meter.
Selain itu, drone Baba Yaga juga diyakini menggunakan terminal Starlink, meningkatkan ketahanan terhadap gangguan dan menawarkan jangkauan hingga 20-30 km pada ketinggian yang lebih rendah.
Selain pengeboman, drone Baba Yaga juga berfungsi sebagai penguat sinyal udara untuk drone lebih kecil lainnya. Ukrania sendiri sering mengirim drone kecil dari berbagai arah untuk mengalihkan perhatian Rusia dari drone Baba Yaga yang membawa muatan jauh lebih besar daripada sekadar granat.
Belajar dari pengalaman, militer Rusia memasang semacam kendang besi di setiap kendaraan tempurnya. Fungsi kendang besi ini adalah sebagai perisai bahan peledak yang dijatuhkan drone. Dilansir dari Business Insider, Kementerian Pertahanan Rusia menginstruksikan penerapan strategi ini ke pasukannya, menunjukkan bagaimana setiap kendaraan harus dilindungi dengan kandang besi untuk melawan drone .
Berbagai bentuk dan ukuran kandang besi pada kendaraan telah dibuat. Di antaranya berbentuk kandang di atas kubah tank, sementara yang lain menunjukkan kandang besi yang melingkupi sisi, depan, dan belakang kendaraan tempur.
Strategi Rusia ini bukanlah hal baru dalam perang melawan Ukraina. Kedua belah pihak telah memasang kandang pada tank dan kendaraan untuk melindungi dari serangan drone. Namun masalahnya, kehadiran pelindung ini membuat menuver kendaraan terbatas.
Sebagai contoh, kandang besi di kubah tank dapat menyulitkan kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan, dan mengincar musuh dengan meriam utama tank. Kandang lain di kendaraan lapis baja tampaknya menghalangi pandangan pengemudi, membuatnya sulit untuk bergerak di medan perang .
Selain serangan artileri, korban signifikan disebabkan oleh drone Ukraina berjuluk Baba Yaga karena kemampuan operasional yang luas.
Dilansir dari Essanews, Rabu (22/11/2023), hal ini memungkinkan karena para ahli militer Ukraina dan pilot drone, termasuk FlyEye Poland, berhasil menghancurkan sistem perang elektronik Rusia R-330Z Zhitel menggunakan artileri.
Keunggulan Drone Baba Yaga
Baru-baru ini, baik Ukraina maupun Rusia telah melengkapi tank-tank mereka dengan sistem yang mengganggu frekuensi yang digunakan oleh drone, sehingga mengurangi efektivitas drone kamikaze. Namun, penting untuk dicatat bahwa pemancar ini memiliki jangkauan terbatas, menciptakan perisai yang hanya mencakup beberapa ratus kaki saja.
Perubahan ini membuat drone tanpa awak kurang efektif. Namun, serangan dengan rudal anti-tank, granat PG-7VL, ranjau TM-62, atau peluru mortar dari jarak 100 atau 200 meter, tetap merupakan ancaman serius.
Ancaman paling besar sekarang berasal dari drone Baba Yaga. Sebab, drone ini mampu membawa 44 pound bahan peledak dan terbang pada ketinggian 200 - 400 meter.
Selain itu, drone Baba Yaga juga diyakini menggunakan terminal Starlink, meningkatkan ketahanan terhadap gangguan dan menawarkan jangkauan hingga 20-30 km pada ketinggian yang lebih rendah.
Selain pengeboman, drone Baba Yaga juga berfungsi sebagai penguat sinyal udara untuk drone lebih kecil lainnya. Ukrania sendiri sering mengirim drone kecil dari berbagai arah untuk mengalihkan perhatian Rusia dari drone Baba Yaga yang membawa muatan jauh lebih besar daripada sekadar granat.
Antisipasi Rusia
Belajar dari pengalaman, militer Rusia memasang semacam kendang besi di setiap kendaraan tempurnya. Fungsi kendang besi ini adalah sebagai perisai bahan peledak yang dijatuhkan drone. Dilansir dari Business Insider, Kementerian Pertahanan Rusia menginstruksikan penerapan strategi ini ke pasukannya, menunjukkan bagaimana setiap kendaraan harus dilindungi dengan kandang besi untuk melawan drone .
Berbagai bentuk dan ukuran kandang besi pada kendaraan telah dibuat. Di antaranya berbentuk kandang di atas kubah tank, sementara yang lain menunjukkan kandang besi yang melingkupi sisi, depan, dan belakang kendaraan tempur.
Strategi Rusia ini bukanlah hal baru dalam perang melawan Ukraina. Kedua belah pihak telah memasang kandang pada tank dan kendaraan untuk melindungi dari serangan drone. Namun masalahnya, kehadiran pelindung ini membuat menuver kendaraan terbatas.
Sebagai contoh, kandang besi di kubah tank dapat menyulitkan kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan, dan mengincar musuh dengan meriam utama tank. Kandang lain di kendaraan lapis baja tampaknya menghalangi pandangan pengemudi, membuatnya sulit untuk bergerak di medan perang .
(msf)