Akhirnya Jawaban Mumi Wanita Ini Berteriak selama 3.500 Tahun Terkuak
Minggu, 04 Agustus 2024 - 07:25 WIB
KAIRO - Temuan terbaru mengenai mumi Mesir Kuno dengan ekspresi mengerikan ternyata bukan disebabkan oleh kesalahan dalam proses pembalsaman.
Penelitian terbaru menyimpulkan bahwa ekspresi ini bukanlah hasil dari kesalahan dalam proses pembalsaman, melainkan kemungkinan mencerminkan kondisi sang wanita saat meninggal.
Para peneliti berhipotesis bahwa ekspresi tersiksa pada mumi tersebut mencerminkan penderitaan yang dialaminya saat meninggal.
Mumi dengan mulut terbuka sangat jarang ditemukan, karena biasanya pembalsam akan menutup rapat mulut mumi.
Sebelumnya, sebuah teori populer tentang asal mumi tersebut para ilmuwan telah menganggapnya sebagai tubuh Pangeran Pentewere, putra Firaun Ramses III dengan salah satu dari istri-istrinya, Tiye, The Sun melaporkan.
Tiye merencanakan membunuh Firaun tersebut dan menempatkan anaknya di singgasananya. Tetapi rencananya gagal. Para konspirator, yang bersekongkol, diadili dan Pentewere sepertinya dipaksa mengambil nyawanya sendiri.
Namun Dr. Bob Brier, seorang arkeolog di Long Island University di New York, telah memeriksa mumi tersebut dan menyarankan bahwa mungkin ada lebih banyak hal pada cerita tersebut.
“Dua kekuatan telah bertindak pada mumi ini: satu untuk menyingkirkannya dan yang lainnya mencoba untuk mengawetkannya,” katanya.
Di satu sisi, mumi itu ditutupi kulit domba, yang berarti orang itu meninggal karena aib. Juga, barang pelindung seperti pada lazimnya telah hilang dari peti mati tersebut, National Geographic melaporkan. '
Namun di sisi lain, tubuh itu dimumikan untuk memastikan kehidupan setelah kematian, berdasarkan pada apa yang dipahami tentang kepercayaan orang Mesir kuno, dan dikuburkan di samping bangsawan lainnya.
“Untuk beberapa alasan, ada upaya untuk memastikan bahwa dia tidak memiliki kehidupan setelah kematian, dan dalam usaha lain, seseorang memperhatikannya dan mencoba untuk tidak mengindahkannya,” kata Brier.
Penelitian terbaru menyimpulkan bahwa ekspresi ini bukanlah hasil dari kesalahan dalam proses pembalsaman, melainkan kemungkinan mencerminkan kondisi sang wanita saat meninggal.
Para peneliti berhipotesis bahwa ekspresi tersiksa pada mumi tersebut mencerminkan penderitaan yang dialaminya saat meninggal.
Mumi dengan mulut terbuka sangat jarang ditemukan, karena biasanya pembalsam akan menutup rapat mulut mumi.
Sebelumnya, sebuah teori populer tentang asal mumi tersebut para ilmuwan telah menganggapnya sebagai tubuh Pangeran Pentewere, putra Firaun Ramses III dengan salah satu dari istri-istrinya, Tiye, The Sun melaporkan.
Tiye merencanakan membunuh Firaun tersebut dan menempatkan anaknya di singgasananya. Tetapi rencananya gagal. Para konspirator, yang bersekongkol, diadili dan Pentewere sepertinya dipaksa mengambil nyawanya sendiri.
Namun Dr. Bob Brier, seorang arkeolog di Long Island University di New York, telah memeriksa mumi tersebut dan menyarankan bahwa mungkin ada lebih banyak hal pada cerita tersebut.
“Dua kekuatan telah bertindak pada mumi ini: satu untuk menyingkirkannya dan yang lainnya mencoba untuk mengawetkannya,” katanya.
Di satu sisi, mumi itu ditutupi kulit domba, yang berarti orang itu meninggal karena aib. Juga, barang pelindung seperti pada lazimnya telah hilang dari peti mati tersebut, National Geographic melaporkan. '
Namun di sisi lain, tubuh itu dimumikan untuk memastikan kehidupan setelah kematian, berdasarkan pada apa yang dipahami tentang kepercayaan orang Mesir kuno, dan dikuburkan di samping bangsawan lainnya.
“Untuk beberapa alasan, ada upaya untuk memastikan bahwa dia tidak memiliki kehidupan setelah kematian, dan dalam usaha lain, seseorang memperhatikannya dan mencoba untuk tidak mengindahkannya,” kata Brier.
(wbs)
tulis komentar anda