Kehebatan Drone Vampir Ukraina, Menebar Teror di Kegelapan Malam
Sabtu, 31 Agustus 2024 - 21:00 WIB
JAKARTA - Ukraina memiliki drone kamikaze andalan yang mematikan. Reputasi drone berjuluk vampir tersebut sudah cukup dikenal lantaran menebar teror di kegelapan malam.
Nama lain drone tersebut adalah Baba Yaga . Drone ini biasanya diterbangkan pada malam hari mengincar target-target vital di Rusia. "Baba Yaga menjatuhkan ranjau anti-tank ke posisi kami! Satu bisa menghancurkan sebuah rumah," tulis Paratrooper's Diary, sebuah saluran Telegram yang digunakan oleh tentara Rusia.
Semyon Pegov, koresponden perang Rusia yang meliput invasi Ukraina di Kursk, melaporkan pada pekan lalu bahwa logistik militer sangat terhambat oleh drone musuh, terutama drone Baba Yaga. Drone ini mampu membawa hingga 15 kilogram bahan peledak untuk jarak lebih dari 10 kilometer.
Terbaru, Drone Baba Yaga juga telah mendapat pembaharuan dengan kemampuan meluncurkan misil berpemandu. Dengan teknologi terbaru ini, drone Baba Yaga mampu menyerang kendaraan lapis baja yang paling tangguh sekalipun dalam kondisi bergerak, dengan presisi tinggi, dan melakukannya berulang-ulang jauh di belakang garis musuh tanpa harus mempertahankan posisi tetap di atas target.
Drone Baba Yaga bukanlah senjata murah atau sekali pakai seperti drone FPV lainnya. Mereka adalah sistem kelas industri. Harganya puluhan ribu dolar dan dapat mengangkat muatan yang signifikan lebih dari puluhan kilometer. Bahkan jika tidak dilengkapi dengan motor roket dan hanya digunakan dalam mode jatuh bebas, amunisi terpandu akan memungkinkan drone Baba Yaga untuk menyerang target dari ketinggian yang jauh lebih tinggi dan tanpa harus bergantung langsung di atas target yang diserang. Drone kemudian dapat terus bergerak untuk menyelamatkan diri.
"Mereka cukup efektif. Senjata lainnya tidak dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh drone yang diambil dari pertanian ini dalam hal jangkauan dan muatan," kata Mykola Bielieskov, penasihat kepemimpinan militer Ukraina di think tank Kyiv, National Institute for Strategic Studies dilansir dari inews.co.uk.
Drone biasanya digunakan di bawah perlindungan kegelapan karena ukurannya dapat menjadikannya sasaran yang mudah. "Mereka tampaknya menjadi masalah besar di sepanjang bagian depan yang lebih statis," kata Thomas Newdick, spesialis penerbangan militer di outlet berita militer The War Zone.
Drone-drone ini ideal untuk mengganggu pasukan yang berlindung di parit serta untuk interdiksi. Dan faktor moral tampaknya signifikan. Drone-drone ini benar-benar ditakuti oleh orang Rusia.
Nama lain drone tersebut adalah Baba Yaga . Drone ini biasanya diterbangkan pada malam hari mengincar target-target vital di Rusia. "Baba Yaga menjatuhkan ranjau anti-tank ke posisi kami! Satu bisa menghancurkan sebuah rumah," tulis Paratrooper's Diary, sebuah saluran Telegram yang digunakan oleh tentara Rusia.
Semyon Pegov, koresponden perang Rusia yang meliput invasi Ukraina di Kursk, melaporkan pada pekan lalu bahwa logistik militer sangat terhambat oleh drone musuh, terutama drone Baba Yaga. Drone ini mampu membawa hingga 15 kilogram bahan peledak untuk jarak lebih dari 10 kilometer.
Terbaru, Drone Baba Yaga juga telah mendapat pembaharuan dengan kemampuan meluncurkan misil berpemandu. Dengan teknologi terbaru ini, drone Baba Yaga mampu menyerang kendaraan lapis baja yang paling tangguh sekalipun dalam kondisi bergerak, dengan presisi tinggi, dan melakukannya berulang-ulang jauh di belakang garis musuh tanpa harus mempertahankan posisi tetap di atas target.
Drone Baba Yaga bukanlah senjata murah atau sekali pakai seperti drone FPV lainnya. Mereka adalah sistem kelas industri. Harganya puluhan ribu dolar dan dapat mengangkat muatan yang signifikan lebih dari puluhan kilometer. Bahkan jika tidak dilengkapi dengan motor roket dan hanya digunakan dalam mode jatuh bebas, amunisi terpandu akan memungkinkan drone Baba Yaga untuk menyerang target dari ketinggian yang jauh lebih tinggi dan tanpa harus bergantung langsung di atas target yang diserang. Drone kemudian dapat terus bergerak untuk menyelamatkan diri.
"Mereka cukup efektif. Senjata lainnya tidak dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh drone yang diambil dari pertanian ini dalam hal jangkauan dan muatan," kata Mykola Bielieskov, penasihat kepemimpinan militer Ukraina di think tank Kyiv, National Institute for Strategic Studies dilansir dari inews.co.uk.
Drone biasanya digunakan di bawah perlindungan kegelapan karena ukurannya dapat menjadikannya sasaran yang mudah. "Mereka tampaknya menjadi masalah besar di sepanjang bagian depan yang lebih statis," kata Thomas Newdick, spesialis penerbangan militer di outlet berita militer The War Zone.
Drone-drone ini ideal untuk mengganggu pasukan yang berlindung di parit serta untuk interdiksi. Dan faktor moral tampaknya signifikan. Drone-drone ini benar-benar ditakuti oleh orang Rusia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda