Radar China Deteksi Gelembung Plasma di Atas Piramida Giza
Senin, 09 September 2024 - 10:00 WIB
JAKARTA - Radar China berhasil mendeteksi gelembung plasma di atas piramida Mesir dan Kepulauan Midway dari jarak ribuan kilometer. Gelembung plasma ekuatorial adalah peristiwa cuaca yang tidak biasa di daerah lintang rendah, disebabkan oleh hilangnya partikel bermuatan secara tiba-tiba di ionosfer, lapisan atmosfer bagian atas Bumi.
Gelembung-gelembung ini, yang dapat tumbuh hingga ratusan kilometer lebarnya, mengganggu sinyal GPS dan mengganggu komunikasi satelit.
South China Morning Post melansir, Senin (9/9/2024) dengan menggunakan LARID, radar ionosfer jarak jauh lintang rendah yang dibangun tahun lalu di Hainan, China telah menjadi negara pertama yang mendeteksi gelembung plasma pada radar.
Pada 27 Agustus, Institut Geologi dan Geofisika, bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, membagikan hasil deteksi gelembung plasma terbesar yang tercatat sejauh ini di situs webnya.
Radar menangkap pergerakan gelembung plasma secara real-time yang dipicu oleh badai matahari. Gelembung plasma yang disebabkan oleh badai matahari terlihat jelas pada radar China dari tanggal 4-6 November tahun lalu, dengan gema terjauh terdeteksi dari Afrika Utara dan Pasifik tengah. Dengan menganalisis sinyal-sinyal ini, para ilmuwan dapat mengamati pembentukan gelembung secara detail dan melacak pergerakannya secara real-time.
Terletak di Pulau Hainan di ujung selatan daratan utama China, radar LARID memiliki jangkauan deteksi 9.600 Km, setara jarak dari Hawaii ke timur atau Libya ke barat.
Radar konvensional kesulitan mendeteksi target di bawah cakrawala karena kelengkungan Bumi. LARID mengatasi hal ini dengan memancarkan gelombang elektromagnetik berdaya tinggi yang memantul antara ionosfer dan tanah, sehingga dapat mencakup jarak yang luas.
Ketika gelombang-gelombang ini bertemu dengan gelembung plasma, sebagian sinyal dipantulkan kembali dan ditangkap oleh rangkaian antena LARID. Beroperasi pada pita frekuensi 8-22MHz, LARID memiliki dua subsistem radar, satu menghadap ke timur dan satu ke barat, masing-masing dengan 24 antena transceiver.
Gelembung-gelembung ini, yang dapat tumbuh hingga ratusan kilometer lebarnya, mengganggu sinyal GPS dan mengganggu komunikasi satelit.
South China Morning Post melansir, Senin (9/9/2024) dengan menggunakan LARID, radar ionosfer jarak jauh lintang rendah yang dibangun tahun lalu di Hainan, China telah menjadi negara pertama yang mendeteksi gelembung plasma pada radar.
Pada 27 Agustus, Institut Geologi dan Geofisika, bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, membagikan hasil deteksi gelembung plasma terbesar yang tercatat sejauh ini di situs webnya.
Radar menangkap pergerakan gelembung plasma secara real-time yang dipicu oleh badai matahari. Gelembung plasma yang disebabkan oleh badai matahari terlihat jelas pada radar China dari tanggal 4-6 November tahun lalu, dengan gema terjauh terdeteksi dari Afrika Utara dan Pasifik tengah. Dengan menganalisis sinyal-sinyal ini, para ilmuwan dapat mengamati pembentukan gelembung secara detail dan melacak pergerakannya secara real-time.
Terletak di Pulau Hainan di ujung selatan daratan utama China, radar LARID memiliki jangkauan deteksi 9.600 Km, setara jarak dari Hawaii ke timur atau Libya ke barat.
Radar konvensional kesulitan mendeteksi target di bawah cakrawala karena kelengkungan Bumi. LARID mengatasi hal ini dengan memancarkan gelombang elektromagnetik berdaya tinggi yang memantul antara ionosfer dan tanah, sehingga dapat mencakup jarak yang luas.
Ketika gelombang-gelombang ini bertemu dengan gelembung plasma, sebagian sinyal dipantulkan kembali dan ditangkap oleh rangkaian antena LARID. Beroperasi pada pita frekuensi 8-22MHz, LARID memiliki dua subsistem radar, satu menghadap ke timur dan satu ke barat, masing-masing dengan 24 antena transceiver.
tulis komentar anda