Ilmuwan Yakin Bumi 466 Juta Tahun Lalu Punya Cincin

Selasa, 17 September 2024 - 19:19 WIB
Bumi 466 Juta Tahun Lalu. FOTO/ IFL SCIENCE
JAKARTA - Penelitian terbaru menawarkan pandangan baru tentang masa lalu Bumi dengan hipotesis bahwa sekitar 466 juta tahun yang lalu, Bumi memiliki sistem cincin. Hipotesis ini dapat menjelaskan sejumlah fenomena geologi dan iklim yang sebelumnya membingungkan para ilmuwan.

BACA JUGA - Monster Rawa Raksasa Penguasa Bumi Purba Ditemukan

Menurut penelitian ini, pada awal periode Ordovisium, Bumi mungkin memiliki cincin yang serupa dengan cincin Saturnus.



Cincin ini bisa saja terbentuk dari puing-puing materi yang mengorbit Bumi, mungkin hasil dari tumbukan besar dengan asteroid atau komet. Ada beberapa alasan ilmiah yang mendukung hipotesis ini:

Terdapat sekitar 21 kawah tumbukan dari periode ini yang terletak dalam jarak 30 derajat dari ekuator Bumi. Ini tidak konsisten dengan distribusi acak kawah di planet lain seperti Bulan atau Mars.

Biasanya, kawah tumbukan di Bumi tersebar secara lebih merata karena pengaruh atmosfer dan faktor lain. Penelitian ini menunjukkan bahwa jika Bumi memiliki cincin, puing-puing dari cincin tersebut bisa meningkatkan frekuensi tumbukan di dekat ekuator.

Profesor Andy Tomkins dan timnya menganalisis faktor-faktor spesifik untuk menentukan lokasi kemungkinan kawah tumbukan dari periode Ordovisium.

Mereka mengecualikan area yang tidak sesuai untuk menyimpan kawah, seperti wilayah yang terkubur oleh sedimen atau es, atau yang terkena aktivitas tektonik. Hasilnya menunjukkan bahwa distribusi kawah tersebut konsisten dengan adanya cincin yang mengelilingi Bumi pada masa itu.

Jika Bumi memiliki cincin pada waktu itu, dampaknya mungkin lebih dari sekadar meningkatkan frekuensi tumbukan. Cincin tersebut dapat memengaruhi iklim global dengan cara-cara berikut:
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More