Alasan Bangsa Mesir Kuno Berhenti Memumikan Orang Mati Akhirnya Terkuak

Selasa, 01 Oktober 2024 - 17:37 WIB
Budaya Memumikan Orang Mati. FOTO/ DAILY
KAIRO - Praktik mumifikasi di Mesir Kuno , yang dimulai pada periode prasejarah dan mencapai puncaknya pada Dinasti ke-21 (1069–945 SM), secara bertahap mengalami kemunduran antara abad ke-4 dan ke-7 Masehi.



Seperti dilansir dari The Archaeologist, penyebab utama perubahan ini adalah transisi budaya dan agama yang mendalam, terutama dengan kedatangan dan penyebaran agama Kristen di Mesir.



Selama lebih dari tiga milenium, ritual ini dilakukan dengan sangat teliti, dengan perkiraan lebih dari 70 juta mumi dibuat selama periode tersebut. Namun, praktik ini tidak bertahan selamanya. Antara abad ke-4 dan ke-7 Masehi, mumifikasi mulai ditinggalkan saat Mesir beralih ke era Kristen.

Asal-usul mumifikasi di Mesir berawal dari periode prasejarah, tetapi baru pada masa Kerajaan Lama (sekitar 2686–2181 SM) mumifikasi menjadi proses yang terstruktur, terutama untuk kalangan elit dan kerajaan.

Seiring berjalannya waktu, teknik mumifikasi menjadi semakin canggih, melibatkan pengangkatan organ dalam, pengeringan tubuh dengan natron, dan pembungkusan jenazah dengan kain linen. Tujuannya jelas: menjaga tubuh dari pembusukan agar kehidupan setelah mati bisa terjamin.

Mumifikasi mencapai puncaknya selama Dinasti ke-21 (1069–945 SM), khususnya pada periode yang dikenal sebagai Periode Menengah Ketiga.

Pada masa itu, fragmentasi politik Mesir menyebabkan meningkatnya peran penting praktik keagamaan, dengan pendeta, terutama pendeta Amun, memainkan peran sentral dalam masyarakat.

Dengan meningkatnya pengaruh Kristen di Mesir, banyak tradisi dan praktik pagan, termasuk mumifikasi, mulai ditinggalkan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More