Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
Jum'at, 01 November 2024 - 21:15 WIB
"Suhu tinggi musim panas ini berlanjut hingga September, menghambat udara dingin (yang membawa salju)," jelas Katsuta.
Musim panas Jepang tahun ini tercatat sebagai yang terpanas dalam sejarah, setara dengan 2023. Gelombang panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim melanda banyak bagian dunia, termasuk Jepang.
Para wisatawan yang berkunjung ke Gunung Fuji merasa terkejut dengan fenomena ini. Hugo Koide, seorang wisatawan asal Prancis, mengatakan kepada AFP bahwa "cukup mengejutkan melihat tidak ada salju pada saat ini tahun".
Koide, yang sering mengunjungi daerah tersebut di musim gugur saat kecil, mengingat bagaimana Fuji "selalu tertutup salju".
Jason Le, seorang wisatawan dari Australia, juga mengungkapkan keheranannya. "Saya datang dengan mengenakan kaos dan celana pendek. Rasanya agak berbeda," kata Le. "Saya pikir di seluruh dunia hal ini semakin memengaruhi semua orang. Kami dari Australia dan yang Anda lihat adalah cuaca semakin panas di bulan-bulan musim panas dan semakin dingin lebih awal," tambahnya.
Banyak resor ski semakin terpaksa menghadapi realitas iklim yang memanas. Di Jepang, kota Sapporo di pulau Hokkaido yang biasanya dingin telah mulai membahas pengurangan skala festival salju yang terkenal karena kekurangan salju.
Fenomena Gunung Fuji tanpa salju ini merupakan indikator yang jelas dan mengkhawatirkan tentang dampak perubahan iklim. Suhu global yang meningkat menyebabkan pola cuaca menjadi tidak menentu dan mengubahlanskapalam.
Musim panas Jepang tahun ini tercatat sebagai yang terpanas dalam sejarah, setara dengan 2023. Gelombang panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim melanda banyak bagian dunia, termasuk Jepang.
Para wisatawan yang berkunjung ke Gunung Fuji merasa terkejut dengan fenomena ini. Hugo Koide, seorang wisatawan asal Prancis, mengatakan kepada AFP bahwa "cukup mengejutkan melihat tidak ada salju pada saat ini tahun".
Koide, yang sering mengunjungi daerah tersebut di musim gugur saat kecil, mengingat bagaimana Fuji "selalu tertutup salju".
Jason Le, seorang wisatawan dari Australia, juga mengungkapkan keheranannya. "Saya datang dengan mengenakan kaos dan celana pendek. Rasanya agak berbeda," kata Le. "Saya pikir di seluruh dunia hal ini semakin memengaruhi semua orang. Kami dari Australia dan yang Anda lihat adalah cuaca semakin panas di bulan-bulan musim panas dan semakin dingin lebih awal," tambahnya.
Fenomena Global
Cuaca hangat tidak hanya memengaruhi Gunung Fuji, tetapi juga daerah bersalju lainnya di seluruh dunia.Banyak resor ski semakin terpaksa menghadapi realitas iklim yang memanas. Di Jepang, kota Sapporo di pulau Hokkaido yang biasanya dingin telah mulai membahas pengurangan skala festival salju yang terkenal karena kekurangan salju.
Fenomena Gunung Fuji tanpa salju ini merupakan indikator yang jelas dan mengkhawatirkan tentang dampak perubahan iklim. Suhu global yang meningkat menyebabkan pola cuaca menjadi tidak menentu dan mengubahlanskapalam.
(dan)
tulis komentar anda