Jepang Luncurkan Satelit Terbuat dari Kayu Pertama di Dunia
Rabu, 06 November 2024 - 20:10 WIB
TOKYO - Jepang luncurkan satelit kayu pertama, LingoSat, ke luar angkasa sebagai bagian dari studi penggunaan kayu untuk membantu mengurangi penciptaan sampah luar angkasa.
Sebuah tim ilmuwan di Universitas Kyoto mengembangkan satelit untuk terbakar saat memasuki kembali atmosfer, yang berpotensi memberikan cara untuk menghindari pembentukan partikel logam.
Satelit tersebut, yang dipasang dalam wadah khusus yang disiapkan oleh Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, "terbang ke luar angkasa dengan selamat", kata Pusat Antariksa Manusia Universitas Kyoto pada hari Selasa.
Setelah mencapai tujuannya, satelit kayu tersebut akan dikerahkan ke orbit sekitar Bumi, di mana ia akan menghabiskan enam bulan untuk menguji ketahanan kayu dalam kondisi luar angkasa yang keras.
Panel kayu satelit terbuat dari kayu magnolia, yang merupakan metode tradisional Jepang yang menghindari penggunaan sekrup dan lem.
Para peneliti di Universitas Kyoto meyakini kayu suatu hari nanti dapat menggantikan logam tertentu dalam teknologi luar angkasa, dengan potensi aplikasi untuk membangun koloni di Bulan atau Mars.
Namun mengapa kayu? Nah, tidak seperti di Bumi, kayu diharapkan dapat bertahan dalam kondisi luar angkasa dengan baik, karena ketiadaan air dan oksigen menghilangkan risiko pembusukan atau pembakaran, kata Profesor Koji Murata dari Universitas Kyoto.
Namun, konsep penggunaan kayu di luar angkasa bukanlah hal yang sepenuhnya baru. Dr. Simeon Barber dari Universitas Terbuka di Inggris menunjukkan bahwa kayu, seperti gabus, telah digunakan di pesawat antariksa sebagai bahan tahan panas selama memasuki kembali atmosfer.
Sebuah tim ilmuwan di Universitas Kyoto mengembangkan satelit untuk terbakar saat memasuki kembali atmosfer, yang berpotensi memberikan cara untuk menghindari pembentukan partikel logam.
Satelit tersebut, yang dipasang dalam wadah khusus yang disiapkan oleh Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, "terbang ke luar angkasa dengan selamat", kata Pusat Antariksa Manusia Universitas Kyoto pada hari Selasa.
Setelah mencapai tujuannya, satelit kayu tersebut akan dikerahkan ke orbit sekitar Bumi, di mana ia akan menghabiskan enam bulan untuk menguji ketahanan kayu dalam kondisi luar angkasa yang keras.
Panel kayu satelit terbuat dari kayu magnolia, yang merupakan metode tradisional Jepang yang menghindari penggunaan sekrup dan lem.
Para peneliti di Universitas Kyoto meyakini kayu suatu hari nanti dapat menggantikan logam tertentu dalam teknologi luar angkasa, dengan potensi aplikasi untuk membangun koloni di Bulan atau Mars.
Namun mengapa kayu? Nah, tidak seperti di Bumi, kayu diharapkan dapat bertahan dalam kondisi luar angkasa dengan baik, karena ketiadaan air dan oksigen menghilangkan risiko pembusukan atau pembakaran, kata Profesor Koji Murata dari Universitas Kyoto.
Namun, konsep penggunaan kayu di luar angkasa bukanlah hal yang sepenuhnya baru. Dr. Simeon Barber dari Universitas Terbuka di Inggris menunjukkan bahwa kayu, seperti gabus, telah digunakan di pesawat antariksa sebagai bahan tahan panas selama memasuki kembali atmosfer.
tulis komentar anda