China Kembangkan Roket Berotak AI, Industri Luar Angkasa AS Bergejolak
Kamis, 07 November 2024 - 07:55 WIB
BEIJING - Pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) yang dilakukan China untuk menjalankan platform luar angkasa dan satelit akan menjadi pengubah permainan nyata dalam hal pengoperasian kemampuan militer di luar angkasa.
Pengakuan terhadap kehebatan teknologi China itu diungkapkan Kepala Teknologi dan Inovasi Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) Lisa Costas.
“Ini akan menjadi terobosan nyata dalam penerapan kecerdasan buatan di ruang operasional,” papar Costas .
China telah menghabiskan USD14,7 miliar untuk AI tahun ini dan angka tersebut diproyeksikan meningkat hampir dua kali lipat menjadi USD26 miliar pada tahun 2026, menurut Costas.
“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) berpendapat perlunya AI untuk mendukung dan melindungi aset luar angkasa China…Pada bulan April mereka mengizinkan AI untuk mengambil alih salah satu kamera di satelit…Mereka mengamati wilayah antara Jepang dan China di mana terdapat kapal induk (AS) dan antara India dan China di mana telah terjadi pertempuran kecil di perbatasan,” papar Costas.
China dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan lebih dari 700 satelit ke luar angkasa, hingga bulan April tahun ini.
“Dari semua satelit itu, lebih dari 160 di antaranya merupakan satelit intelijen, pengintaian dan pengawasan,” pungkas Costas.
Pengakuan terhadap kehebatan teknologi China itu diungkapkan Kepala Teknologi dan Inovasi Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) Lisa Costas.
“Ini akan menjadi terobosan nyata dalam penerapan kecerdasan buatan di ruang operasional,” papar Costas .
China telah menghabiskan USD14,7 miliar untuk AI tahun ini dan angka tersebut diproyeksikan meningkat hampir dua kali lipat menjadi USD26 miliar pada tahun 2026, menurut Costas.
“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) berpendapat perlunya AI untuk mendukung dan melindungi aset luar angkasa China…Pada bulan April mereka mengizinkan AI untuk mengambil alih salah satu kamera di satelit…Mereka mengamati wilayah antara Jepang dan China di mana terdapat kapal induk (AS) dan antara India dan China di mana telah terjadi pertempuran kecil di perbatasan,” papar Costas.
China dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan lebih dari 700 satelit ke luar angkasa, hingga bulan April tahun ini.
“Dari semua satelit itu, lebih dari 160 di antaranya merupakan satelit intelijen, pengintaian dan pengawasan,” pungkas Costas.
(wbs)
tulis komentar anda