Ibnu Sina dan Isaac Newton Beberkan Khasiat Tersembunyi Sinar Matahari
Kamis, 07 November 2024 - 21:16 WIB
KAIRO - Selama ribuan tahun, manusia memiliki satu sumber cahaya yang jelas dan dapat diandalkan yakni Matahari.
Mungkin karena inilah beragam agama-agama kuno seperti di Mesir, Yunani, Timur Tengah, India , Asia, serta Amerika Tengah dan Selatan melibatkan pemujaan Matahari.
Agama-agama awal juga sering dikaitkan dengan penyembuhan . Orang sakit akan meminta bantuan dukun menggunakan Matahari untuk penyembuhan.
Tidak banyak bukti yang ada saat ini yang menunjukkan bahwa orang-orang zaman dahulu percaya bahwa sinar matahari dapat menyembuhkan penyakit. Sebaliknya, ada lebih banyak bukti bahwa mereka menggunakan kehangatan matahari untuk menyembuhkan.
Dalam Papirus Ebers adalah gulungan medis Mesir kuno dari sekitar tahun 1500 SM. Gulungan ini berisi resep salep .
Salep tersebut terbuat dari anggur, bawang, jelaga, buah, dan ekstrak pohon kemenyan dan mur. Setelah dioleskan, orang tersebut berjemur sinar matahari.
Dokter Aretaeus, yang berkarya sekitar tahun 150 Masehi di wilayah yang sekarang dikenal sebagai ilmuwan Turki, menulis bahwa sinar matahari dapat menyembuhkan kasus kronis yang disebutnya "kelesuan" namun kini kita kenal sebagai depresi :
Sementara itu, Cendekiawan Islam klasik Ibnu Sina (980-1037 M) menguraikan dampak kesehatan dari berjemur dengan sinar matahari bisa meyembuhkan kanker kulit ).
Mungkin karena inilah beragam agama-agama kuno seperti di Mesir, Yunani, Timur Tengah, India , Asia, serta Amerika Tengah dan Selatan melibatkan pemujaan Matahari.
Agama-agama awal juga sering dikaitkan dengan penyembuhan . Orang sakit akan meminta bantuan dukun menggunakan Matahari untuk penyembuhan.
Tidak banyak bukti yang ada saat ini yang menunjukkan bahwa orang-orang zaman dahulu percaya bahwa sinar matahari dapat menyembuhkan penyakit. Sebaliknya, ada lebih banyak bukti bahwa mereka menggunakan kehangatan matahari untuk menyembuhkan.
Dalam Papirus Ebers adalah gulungan medis Mesir kuno dari sekitar tahun 1500 SM. Gulungan ini berisi resep salep .
Salep tersebut terbuat dari anggur, bawang, jelaga, buah, dan ekstrak pohon kemenyan dan mur. Setelah dioleskan, orang tersebut berjemur sinar matahari.
Dokter Aretaeus, yang berkarya sekitar tahun 150 Masehi di wilayah yang sekarang dikenal sebagai ilmuwan Turki, menulis bahwa sinar matahari dapat menyembuhkan kasus kronis yang disebutnya "kelesuan" namun kini kita kenal sebagai depresi :
Sementara itu, Cendekiawan Islam klasik Ibnu Sina (980-1037 M) menguraikan dampak kesehatan dari berjemur dengan sinar matahari bisa meyembuhkan kanker kulit ).
tulis komentar anda