Batu Karang Terbesar di Dunia Berusia 3 Abad Ditemukan, Segini Ukurannya
Kamis, 14 November 2024 - 18:05 WIB
SOLOMON - Koloni karang terbesar di dunia telah ditemukan di Kepulauan Solomon yang terletak di Samudra Pasifik barat daya. Penemuan ini dilakukan oleh tim Pristine Seas dari National Geographic Society selama ekspedisi Oktober 2024.
Karang tersebut lebih besar dari paus biru dan bahkan dapat terlihat dari luar angkasa. Namun, karang tersebut berhasil tetap tersembunyi selama bertahun-tahun.
Karang raksasa ini berukuran 112 x 105 kaki, dan berada di kedalaman 42 kaki. Koloni ini tingginya 16 kaki dan diperkirakan berusia sekitar 300 tahun. Namun, usianya bisa saja jauh lebih tua.
Molly Timmers, ilmuwan utama ekspedisi tersebut, mengatakan mereka menemukannya pada malam sebelum tim tersebut pindah ke bagian lain. Seorang videografer tengah berupaya memahami bagaimana perubahan iklim telah memengaruhi Pasifik, dan saat itulah ia menemukan karang raksasa tersebut.
Para peneliti mengatakan apa yang mereka temukan adalah koloni karang yang terdiri dari hampir satu miliar makhluk kecil yang bekerja bersama seperti satu organisme.
Manu San Felix, sang fotografer, mengatakan bahwa menyaksikan karang itu seperti melihat "katedral di bawah air".
"Ini sangat emosional. Saya merasakan rasa hormat yang besar terhadap sesuatu yang tetap berada di satu tempat dan bertahan selama ratusan tahun," katanya.
Timmers mengatakan bahwa organisme tersebut adalah jenis karang keras yang disebut Pavona clavus, atau karang tulang belikat. Hal ini karena karang tersebut memiliki kolom yang "mirip bahu". Warnanya sebagian besar cokelat, dengan sedikit warna kuning, merah, merah muda, dan biru.
Karang tersebut lebih besar dari paus biru dan bahkan dapat terlihat dari luar angkasa. Namun, karang tersebut berhasil tetap tersembunyi selama bertahun-tahun.
Karang raksasa ini berukuran 112 x 105 kaki, dan berada di kedalaman 42 kaki. Koloni ini tingginya 16 kaki dan diperkirakan berusia sekitar 300 tahun. Namun, usianya bisa saja jauh lebih tua.
Molly Timmers, ilmuwan utama ekspedisi tersebut, mengatakan mereka menemukannya pada malam sebelum tim tersebut pindah ke bagian lain. Seorang videografer tengah berupaya memahami bagaimana perubahan iklim telah memengaruhi Pasifik, dan saat itulah ia menemukan karang raksasa tersebut.
Para peneliti mengatakan apa yang mereka temukan adalah koloni karang yang terdiri dari hampir satu miliar makhluk kecil yang bekerja bersama seperti satu organisme.
Manu San Felix, sang fotografer, mengatakan bahwa menyaksikan karang itu seperti melihat "katedral di bawah air".
"Ini sangat emosional. Saya merasakan rasa hormat yang besar terhadap sesuatu yang tetap berada di satu tempat dan bertahan selama ratusan tahun," katanya.
Timmers mengatakan bahwa organisme tersebut adalah jenis karang keras yang disebut Pavona clavus, atau karang tulang belikat. Hal ini karena karang tersebut memiliki kolom yang "mirip bahu". Warnanya sebagian besar cokelat, dengan sedikit warna kuning, merah, merah muda, dan biru.
tulis komentar anda