LIPI Angkat Suara Soal Temuan Potensi Tsunami 20 Meter di Indonesia
Senin, 28 September 2020 - 20:54 WIB
Eko menuturkan, dari hitungan hipotetik MacCaffrey, seorang ahli geofisika dari Amerika Serikat, jalur subduksi selatan Jawa berpotensi memicu gempa 9,6 magnitudo yang bisa berulang setiap 675 tahun sekali.
Sementara perhitungan serupa pada pantai barat Sumatera adalah 525 tahun. Berdasarkan perhitungan yang sama, telah terkonfirmasi juga bahwa tsunami pada 2004 di Aceh pernah terjadi 550 tahun lalu.
Menurut Eko, perlu menjadi perhatian bahwa hasil penelitian terkait endapan tsunami di dalam Gua Laut di Aceh selama kurun waktu 7.400 tahun terakhir, menunjukkan perulangan tsunami dan gempa yang tidak benar-benar periodik.
Dalam satu periode waktu tertentu, tsunami lebih sering terjadi daripada periode lainnya.. BACA JUGA - Teliti Aktivitas Seismic Gap, ITB Ungkap Potensi Gempa Besar dan Tsunami di Selatan Pulau Jawa
"Ini sebuah pesan kuat bahwa masyarakat harus senantiasa siap siaga sepanjang waktu guna menghadapi ancaman gempa dan tsunami," tutur Eko.
Dengan begitu, diperlukan mitigasi bencana dalam menyikapi potensi bencana yang ada di Indonesia. Menurut Eko, pengembangan wilayah pesisir selatan Jawa sebagai pusat-pusat perekonomian dipastikan akan meningkatkan risiko bencana, khususnya tsunami.
Oleh karena itu, dia mengatakan, seharusnya pemerintah melakukan penghitungan ulang analisis risikonya, sehingga upaya pengurangan risiko dapat dilakukan, beriringan dengan segala kegiatan pembangunan.
" Bencana selalu berulang, menimbulkan kerugian harta dan jiwa sangat besar," tandas Eko.
Sementara perhitungan serupa pada pantai barat Sumatera adalah 525 tahun. Berdasarkan perhitungan yang sama, telah terkonfirmasi juga bahwa tsunami pada 2004 di Aceh pernah terjadi 550 tahun lalu.
Menurut Eko, perlu menjadi perhatian bahwa hasil penelitian terkait endapan tsunami di dalam Gua Laut di Aceh selama kurun waktu 7.400 tahun terakhir, menunjukkan perulangan tsunami dan gempa yang tidak benar-benar periodik.
Dalam satu periode waktu tertentu, tsunami lebih sering terjadi daripada periode lainnya.. BACA JUGA - Teliti Aktivitas Seismic Gap, ITB Ungkap Potensi Gempa Besar dan Tsunami di Selatan Pulau Jawa
"Ini sebuah pesan kuat bahwa masyarakat harus senantiasa siap siaga sepanjang waktu guna menghadapi ancaman gempa dan tsunami," tutur Eko.
Dengan begitu, diperlukan mitigasi bencana dalam menyikapi potensi bencana yang ada di Indonesia. Menurut Eko, pengembangan wilayah pesisir selatan Jawa sebagai pusat-pusat perekonomian dipastikan akan meningkatkan risiko bencana, khususnya tsunami.
Oleh karena itu, dia mengatakan, seharusnya pemerintah melakukan penghitungan ulang analisis risikonya, sehingga upaya pengurangan risiko dapat dilakukan, beriringan dengan segala kegiatan pembangunan.
" Bencana selalu berulang, menimbulkan kerugian harta dan jiwa sangat besar," tandas Eko.
(wbs)
tulis komentar anda