Apa Kata Peneliti tentang Pro-Kontra Efektif Tidaknya Rapid Test COVID-19?
Senin, 19 Oktober 2020 - 08:19 WIB
AMSTERDAM - Tes antigen cepat atau rapid test untuk COVID-19 memberikan hasil dalam waktu hanya 30 menit. Tetapi tidak semua alat tes di pasaran sama efektifnya dalam mendeteksi virus Corona baru.
Tes berbasis antigen mendeteksi protein permukaan tertentu, atau antigen, pada partikel SARS-CoV-2, dan mudah digunakan serta murah untuk diproduksi.
Sehubungan dengan pro-kontra efektif atau tidaknya rapid test, Marion Koopmans dari Erasmus University Medical Center di Rotterdam, Belanda, bersama rekan sejawatnya menggelar pengujian menggunakan lima uji antigen cepat yang tersedia secara komersial pada sampel dari 1.754 orang yang telah dites positif terkena virus Corona dengan uji reaksi berantai polimerase standar, yang sangat sensitif tetapi lambat.
Sebanyak dua tes paling sensitif mendeteksi virus lebih dari 97%. Sedangkan tes paling sensitif melakukannya pada sekitar 75% kasus. (Lihat juga: Israel Temukan Rapid Test Covid-19 Supercepat Supermurah )
Laman Nature.com menyebutkan, semua sampel berasal dari orang dengan gejala COVID-19, yang cenderung memiliki tingkat virus Corona yang tinggi. Hasilnya, para peneliti mengingatkan tes antigen cepat mungkin kurang efektif untuk mendeteksi keberadaan virus pada orang dengan tingkat virus yang rendah.
Perlu Anda ketahui, penelitian ini sendiri belum mendapat pengujian dari peneliti lainnya. Jadi kesimpulannya bukanlah sebuah keputusan terakhir. (Baca juga: Bisnis Seluler Berantakan, Huawei Ambil Ancang-ancang Tantang Tesla )
Tes berbasis antigen mendeteksi protein permukaan tertentu, atau antigen, pada partikel SARS-CoV-2, dan mudah digunakan serta murah untuk diproduksi.
Sehubungan dengan pro-kontra efektif atau tidaknya rapid test, Marion Koopmans dari Erasmus University Medical Center di Rotterdam, Belanda, bersama rekan sejawatnya menggelar pengujian menggunakan lima uji antigen cepat yang tersedia secara komersial pada sampel dari 1.754 orang yang telah dites positif terkena virus Corona dengan uji reaksi berantai polimerase standar, yang sangat sensitif tetapi lambat.
Sebanyak dua tes paling sensitif mendeteksi virus lebih dari 97%. Sedangkan tes paling sensitif melakukannya pada sekitar 75% kasus. (Lihat juga: Israel Temukan Rapid Test Covid-19 Supercepat Supermurah )
Laman Nature.com menyebutkan, semua sampel berasal dari orang dengan gejala COVID-19, yang cenderung memiliki tingkat virus Corona yang tinggi. Hasilnya, para peneliti mengingatkan tes antigen cepat mungkin kurang efektif untuk mendeteksi keberadaan virus pada orang dengan tingkat virus yang rendah.
Perlu Anda ketahui, penelitian ini sendiri belum mendapat pengujian dari peneliti lainnya. Jadi kesimpulannya bukanlah sebuah keputusan terakhir. (Baca juga: Bisnis Seluler Berantakan, Huawei Ambil Ancang-ancang Tantang Tesla )
(iqb)
tulis komentar anda