Misi Sains Aneh di Balik Peluncuran 4 Astronot Crew-1 SpaceX ke Stasiun ISS

Senin, 16 November 2020 - 08:26 WIB
Selama Ekspedisi 64 Stasiun Luar Angkasa Internasional, investigasi yang memanfaatkan teknologi organ-on-a-chip akan mencakup studi tentang kehilangan otot, fungsi paru-paru, dan sawar darah otak - semua pada perangkat seukuran flashdisk USB. Foto/Nationa
JAKARTA - Misi awak komersial operasional pertama tidak hanya akan membawa astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) , tapi juga memulai beberapa eksperimen sains unik untuk dikerjakan oleh para awak. (Baca juga: Empat Astronot SpaceX Crew-1 Catat Sejarah Serba-Pertama )

Kapsul Crew Dragon yang membawa empat astronot dalam misi SpaceX Crew-1 untuk NASA diharapkan lepas landas dari Kennedy Space Center di Florida. Anggota kru yang berpartisipasi dalam penerbangan enam bulan tersebut adalah astronot NASA Shannon Walker, Victor Glover dan Mike Hopkins, dan astronot Jepang Soichi Noguchi.

Beberapa eksperimen yang akan dilakukan oleh para astronot Crew-1 melibatkan batuan pemakan mikroba, tes bagian-bagian penting untuk pakaian antariksa masa depan, dan proyek genetika siswa.

Berikut sebagian daftar dari eksperimen misi SpaceX Crew-1:

1. Fisiologi Makanan



Mengambang selama beberapa bulan dapat mengubah sistem kekebalan awak pesawat luar angkasa. Oleh karena itu, percobaan Fisiologi Makanan akan memeriksa bagaimana perubahan pola makan pada astronot yang mengorbit dapat mengubah atau meningkatkan fungsi kekebalan mereka, bersama dengan "mikrobioma" (komposisi mikroba) usus mereka.

Tujuan keseluruhan dari percobaan ini adalah untuk meningkatkan pola makan luar angkasa dan kesehatan kru. Studi ini sedang berlangsung, dan Crew-1 akan membawa perangkat keras yang disuplai ke ruang untuk lebih banyak pekerjaan. Selama misi Crew-1, Glover dijadwalkan untuk mengumpulkan sampel biologis tubuhnya sebagai peserta percobaan.

2. Genes in Space-7

Eksperimen siswa ini, dari Finsam Samson dan Yujie Wang di Troy High School di Troy, Michigan, adalah salah satu pilihan pemenang dari kompetisi Genes in Space untuk siswa di Kelas 7 hingga 12. Duo ini akan mempelajari cara fungsi otak berubah selama penerbangan luar angkasa. Tujuannya untuk lebih membantu para astronot melakukan pekerjaan mereka dalam misi jangka panjang di stasiun luar angkasa, Bulan, dan tujuan luar angkasa lainnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More